09 - PERTOLONGAN

246 89 338
                                    

SUDAH CHAPTER 9, TEKAN BINTANG DIPOJOK DULU YA!

ABSEN DULU, GIMANA PERASAAN KALIAN SEBELUM BACA CERITA INI!

BTW UMUR KALIAN BERAPA?

SATU LAGI, SPAM KOMENTAR TIAP PARAGRAF JANGAN LUPA! TAPI JANGAN RICUH YA!

SATU LAGI, SPAM KOMENTAR TIAP PARAGRAF JANGAN LUPA! TAPI JANGAN RICUH YA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca perlahan, resapi dan rasakan sensasi rasa sakit yang ada!

Sebelum baca kelanjutannya, apakah ada yang ingin kalian sampaikan untuk Damar?

Sebelum baca kelanjutannya, apakah ada yang ingin kalian sampaikan untuk Damar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 9 - PERTOLONGAN

[Rasa sakit yang sesungguhnya adalah, ketika seorang ayah tak lagi bisa menjadi penguat untuk anaknya yang merasa kesakitan!]

***

Damar memejamkan matanya dan berusaha untuk menahan airmatanya menetes. Ia tak ingin suara isakan keluar dari mulutnya. Hendra akan sangat marah jika mendengarnya. Bibirnya kemudian sedikit bergetar lalu kembali berbicara. "Da-Damar butuh ba-"

"Kalau ngomong yang jelas, bego! Jangan buang-buang waktu! Ayah ada urusan lain yang jauh lebih penting!" potong Hendra sebelum Damar menyelesaikan ucapannya.

"Damar ada di Rumah Sakit, Ayah bisa datang atau jika tidak bisa transfer uang ke rekening Damar untuk tambahan biaya pengobatan!"

"Ngapain di rumah sakit segala? Rumah sakit mana? Coba share gambar buat bukti!"

Secepat mungkin Damar menggerakkan ponsel Rara untuk menangkap sekitar ruangan di dalam rumah sakit lalu memotretnya. Tangannya sangat bergetar tak sanggup mengartikan setiap ujaran ayahnya. Kemudian dikirimkan beberapa poto ke Hendra sebagai bukti.

Terdengar decakan sebal dari sana. "Kamu memang suka ngabisin uang ayah! Kapan sih bisa buat ayah tenang!" bentaknya lagi.

"Please, Yah. Damar janji, kalau nanti Damar sudah punya penghasilan akan diganti! Tolong Damar sekali ini saja!" mohon Damar suaranya sangat lirih menahan rasa sakit.

TENTANG DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang