20 - RAHASIA BESAR

195 51 160
                                    

AKU SARANIN TONTON VIDEO INI DULU

SEMOGA DAPAT FEELNYA DI BAB INI

•••

SPILL NAMA KAMU DI SINI!

KAMU KELAS BERAPA?

BACA BAB INI JAM BERAPA?

JANGAN LUPA VOTE SEBELUM LUPA DAN BANYAKIN KOMENTAR TIAP PARAGRAF!

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA 😙

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 20 - RAHASIA BESAR

"Sesakit dan sesulit apapun keadaannya, kamu harus tetap bertahan sebelum semuanya terselesaikan."
__________

Beni dan Gibran membaringkan Damar di atas kasur yang ada di dalam UKS. Kemudian mulai melakukan tindakan khusus yang bisa membantu Damar jauh lebih baik.

Gibran mengambil tisu dan beberapa peralatan lain untuk membersihkan darah yang terus mengalir dari hidung Damar. Jangan lupakan bibirnya yang masih membekas gigitan di sana. Seperti hampir robek, namun tidak terlalu parah.

"Tuh dagunya lebam juga!" Beni menunjuk ke daerah dagu yang ternyata ada lebam.

"Bingung gue sama nih anak, kondisinya sangat mengkhawatirkan," decak Gibran setelah hampir selesai mengobati Damar.

"Lo bener, Bran. Gue gak habis pikir sebenernya. Dia sakit apa dan kenapa. Akhir-akhir ini penampilannya selalu kusut. Selalu ada luka di sekitar tubuhnya."

"Hm, sama. Kemarin pipinya aja kan yang merah, ini ternyata dagunya lebam. Terus sekarang mimisan sama bibirnya juga luka."

"Eh, ini lengannya juga ada bekas sayatan. Mana coba ambilin hansaplast!" Beni tersadar ada luka lain di tangannya. Jelas, itu bekas sayatan kemarin yang tidak mereka ketahui.

Gibran mengambil hansaplast untuk kemudian diberikan ke Beni. "Kasihan juga sama nih anak. Kayaknya dia butuh istirahat total."

"Sedih sih, apalagi besok dia ada Olimpiade, kan?"

"Nah, bener. Yaudah kita do'ain aja. Tunggu di depan, biar Damar bisa istirahat di sini."

"Nggak ikut jam pelajaran Bu Dewi?" tanya Beni lagi, kedua alisnya terangkat.

"Gas ajalah, Ben. Bu Dewi terlalu cantik untuk dilewatkan, hehe."

"Bisa aja lo. Gue aduin ke Yani baru tau rasa, yaudah biar Damar dijagain sama yang piket di UKS hari ini."

"Tuh ada Putra sama Indah. Put, jagaian Damar di sini. Kalau nanti dia bangun bisa ambilin minum!" suruh Gibran.

"Oke aman!" Putra tersenyum dan mengacungkan jempolnya tanda setuju.

TENTANG DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang