Bab--Dua

62 1 0
                                    

🍓
🍓
🍓

SELAMAT MEMBACA TEMAN-TEMAN 🥰

🍓
🍓
🍓

Hari senin, hari paling awal untuk menuju hari-hari berikutnya, hari ini, jadwal kuliah kami dari pagi hingga sore alias full.




Tapi, meskipun full, kuliah itu enak banget loh, jam istirahatnya ngga menentu, kalau dosen sudah mengatakan ''pertemuan kita cukup sampai disini:', itu artinya kita boleh istirahat dan jajan he he he.



Disaat jam istirahat kami bisa jajan, Selain jajan biasanya kami pulang sebentar ke kos Ima, begitulah kami mengisi jam kekosongan waktu di sela-sela perkuliahan.



********

Ting, ponselku berbunyi.

"Nay,"
Mannaf mengirim pesan kepadaku, pagi-pagi begini kira-kira ada apa, Gumamku dalam hati.
"Ada apa?," tanyaku.
"Pagi ini, kamu harus hadir, aku mengikuti kompetisi di kampus kita," Ucap Mannaf.





Dia mengirimkan nomor urut peserta berrtuliskan angka lima.

"Insyaallah," jawabku.
Sebenarnya, aku mau-mau saja, tapi aku ngga mau kalau sendirian, hmm nanti deh, gumamku.





"Pokoknya kamu harus hadir!," jawab Mannaf.
"Harus banget ya?," tanyaku.
"Iya," jawabnya.
"Memangnya ada apa?." Tanyaku.





"Karena kita belum pernah bertemu secara langsung," jawabnya.
"Iya sih," pikirku dalam hati.
"Kalau kamu hadir, kamu akan mengetahui aku secara nyata ngga secara gaib (Chatting) hahaha" jawabnya.




"Aku belum bisa memastikan karena aku ada jam kuliah pagi ini, tapi akan aku usahakan untuk hadir jika dosennya tidak masuk,".
"Baiklah," jawab Mannaf.




"Cell, kamu dimana?,"
Kini aku sudah di dalam kelas, aku langsung mengirim pesan kepada Cellmira.




"Sebentar lagi nyampe kok," Cell membalas pesanku.
"Eughh, cepetan, aku sendirian nih?," aku menghela nafas panjang.
"Aku sudah berjalan ke arah kelas, jangan bawel deh," Jawab Cell.
"Aku tunggu!," Jawabku.
"Oke ibu sekretaris," jawab Cell meledekku.




"Lagian kamu kok cepet banget nyampe nya," ucap Cell.
"Ha ha ha, dari pada terlambat, ntar urusannya malah ribet," jawabku.
"Iya juga sih," jawabnya.


"kamu dijalan mana sih?." Aku mengernyitkan kening, karena Cell lama banget nyampenya.
"Di jalan ke arah kelas kita," jawabnya.
"Jangan bohong," jawabku.
"Ngga kok,"
"Ya udah deh, aku tunggu,".



"Haaay Naaaaay".
Terdengar Suara khas Cell yang berasal dari depan pintu. Cell menggunakan baju berwarna hitam, hijab berwarna abu-abu, juga headset berwarna putih.
"Akhirnya yang di tunggu-tunggu pun tiba," ucapku.






"Ada apa sih, Nay?," tanya Cell.
"Ngga kok," jawabku  tersenyum.
"Ngga mungkin!, tumben banget kamu mengirim pesan kepadaku pagi-pagi begini," jawabnya.
"Cell, aku mau cerita dong,". Aku mendekat ke arahnya.
"Tuh, kan, sudah aku duga, pasti ada apa-apa," ucap Cell.







"He he he, ayoklah," ucapku.
"Apa sih Nay, tunggu sebentar," Jawab Cell. Dia baru saja meletakkan tasnya, sepertinya cukup berat, entah, apa isinya, paling buku dan pena, pikirku dalam hati.



"Tadi ada laki-laki kelas lain memintaku untuk hadir di acara kompetisinya,?," Ucapku.
"Hah, terus, apa hubungannya sama aku?," tanya Cell. jari telunjuknya menunjuk ke arah wajahnya.
"Kamu mau kan menemaniku? pliis,"
Aku mengedipkan kedua bola mataku mengisyaratkan untuk memohon kepadanya.





Me And Blue Campus (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang