🍓
🍓
🍓SELAMAT MEMBACA 🥰
🍓
🍓
🍓Akhir-akhir ini Manaf sering bertanya tentang masalah pribadiku, seperti: keluarga, kebiasaanku, hoby, dan masih banyak lagi. Ntahlah apa yang membuat dia ingin tahu begitu banyak tentangku.
Kalau dia bertanya seperti itu, aku selalu berpikir karena dia ingin berteman denganku saja, ngga lebih. lagian aku bukanlah tipenya, siapalah aku jika Sampai berani berharap kepadanya.
Aku hanya mahasiswa biasa sedangkan dia sangat populer, siapa yang tidak mengenalnya jika menyebutkan namanya saja semua orang langsung mengenalnya.
Drt Drt
Ponselku bergetar.
"Nay?,"Diluar tertulis nama Manaf, Dia mengirim pesan kepadaku, pagi-pagi begini kira-kira ada apa, apakah ada hal penting yang ingin dia sampaikan kepadaku, tapi apa, batinku.
"Nay, aku boleh minta tolong sama kamu? aku mau titip surat izin," Dia mengirim pesan untuk kedua kalinya.
"Kamu, ngga kuliah?," tanyaku.
"Ngga, Nay."
"Kenapa?,"
"Aku ada rapat untuk persiapan lombah,"Lagi, lagi, dan lagi dia mengikuti kompetisi, oh yah, pada saat kompetisi kemarin, dia berhasil mendapatkan juara 1 lombah xx tingkat kota, Keren banget kan, perjuangan aku dan Cell ngga sia-sia, meskipun harus di hukum oleh dosen killer. Xixi
"Sekarang kamu dimana?," tanyaku.
"Di internasional plaza, Nay,"
"Ya udah, nanti aku samperin,"Hari sudah menunjukkan pukul 06:30 WIB sedangkan aku masuk kuliah pukul 07:00 WIB. Ohh iyaa, berbicara tentang intenasional plaza, dia merupakan mall yang ada di kota kami.
Jarak antara rumahku dan mall, kurang lebih 30 menit, karena di jalan nanti pasti macet, jarak antara mall dan kampus, butuh waktu sekitar 15 menit, belum lagi ketika aku bertemu dengannya nanti mungkin butuh waktu sekitar 5 menit, meskipun aku tidak menyukai matematika tapi aku padai dalam menghitung waktu. Teryata otaku ga kosong-kosong amat.
Jadi, untuk tiba di kampus aku butuh waktu 50 menit, sepertinya aku akan terlambat selama 20 menit untuk mata kuliah yang pertama. Tamatlah riwayatku, batinku.
"Kamu ngga keberatan kan?," Tanya Mannaf.
"Ngga kok, santai," jawabku.Padahal aku sedang mempersiapkan diri, karena jika aku terlambat maka dosen berkumis itu akan memarahiku.
Dia tidak kalah killer dengan dosen yang pernah memarahi aku dan Cell beberapa waktu lalu.
Dosen kami yang satu ini dikenal dengan dosen berkumis lele karena kumisnya nya seperti ikan lele, kalian bayangin aja kumis lele, nah seperti itulah kumisnya.
"Kalau kamu sudah tiba disini kabarin aku," Ucap Mannaf.
"Baiklah,"Selama di perjalanan, aku mengkhawatirkan bagaimana nasib kuliahku pagi ini, aku pasti akan terlambat lagi, jika iya, ini kali ke dua aku terlambat selama aku kuliah, sedangkan semua absen teman-teman dan absen dosen ada bersamaku namun di satu sisi aku harus membantu Mannaf. Aduhh tamatlah riwayatku.
Di menit ke 30, aku sudah tiba di sebuah Mall tempat Mannaf menunggu, perhitunganku sangat pas.
Dari kejauhan aku melihat seorang laki-laki duduk di tangga mall, dia mengunakan jaket berwarna merah bercampur abu-abu tua, aku sangat yakin dia adalah Mannaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Blue Campus (TAMAT)
RomanceCanda, tawa, tangis, dan luka semuanya berawal dari kisah persahabatan, percintaan, dan perjuangan. namun apa jadinya ketika cinta yang sudah terjalin cukup lama berakhir dengan tetesan air mata karena penghianatan.