Bab-- Dua Empat

30 1 0
                                    

🍓
🍓
🍓

SELAMAT MEMBACA TEMAN-TEMAN 🥰

🍓
🍓
🍓

Bulan ini merupakan bulan yang sangat mengembirakan untuk sahabatku yang bernama Ima, dia berhasil menyelesaikan kuliahnya selama tiga tahun setengah. Bisa menyelesaikan kuliah secepat itu, tentu menjadi kebanggan yang luar biasa untuk dirinya. Lulus dengan predikat tercepat adalah impian semua orang, dia satu-satunya mahasiswi yang wisudah di bulan september tahun ini, untuk angkatan kami.

Semua pujian tercurah kepadanya.
Perjalanan skripsinya, sangat berbeda denganku, dan Ima sangat beruntung, dia memiliki pembimbing yang sangat baik sekaligus mempermudah di setiap perjalanan skripsinya.

Selain itu, Ima juga memiliki seorang kakak laki-laki dan kakak perempuan yang sangat pintar, saat itu aku berpikir, kalau hidup Ima enak banget seolah sempurna. Ima lulus dengan predikat tercepat, menambah semangatku untuk segera menyelesaikan skripsiku secepat mungkin

"Kamu pasti bisa menyelesaikan tugas akhirmu dengan baik Nay," ucap Ima ketika aku main di kosnya.
"Doakan aku ya Ma," ucapku.
"Nanti kalau aku sudah pulang kampung, kalau kamu membutuhkan aku, kamu bisa menghubungiku via telepon, kamu jangan sedih ya," jawabnya.
"Kamu janji sama aku, yah," ucapku.
"Hehe, soalnya sinyal ditempatku sedikit jahil, alias lemot Nay,"
"Hmm,"
Air mataku berlinang melihat Ima, karena kalau skripsinya sudah selesai, dia pasti akan pulang ke kampung halamannya, sedangkan kalau perihal skripsi, aku selalu bertanya dengannya, dia sahabat yang paling bisa mengarahkanku sekaligus bisa memberi semangat untukku. Dia memandangku dengan senyuman, senyuman dan cerewetnya akan selalu aku rindukan, dia tidak pernah absen menanyakan prihal skripsiku, dia selalu ada disaat aku membutuhkannya, dia selalu mau menemaiku kemanapun aku minta jika berhubungan dengan skripsi.

*****""
Hari ini, aku main di kosnya Ima, untuk mengusir kejenuhanku, kami bercerita-cerita, bercanda, bahkan sesekali kami mengingat masa-masa di saat kami masih berada di dalam kelas dahulu, seru banget, tapi masa itu tidak bisa kami ulang lagi, kami hanya bisa mengingat kenangannya saja.

"Nay, besok aku mau pulang," ucapnya
"Kok gitu?," ucapku.
"Naymira, tugasku disini sudah selesai," ucapnya. Ima menatapku sembari tersenyum, meskipun di dalam senyumnya aku melihat ada kesedihan, karena kami akan berpisah secepat ini.
"Kapan kamu kembali lagi kesini?," tanyaku.
Tidak dapat dipungkiri kalau aku akan merindukannya, aku pasti merindukan semua tentangya, banyak sekali moment yang kami lalui bersama hingga tidak mungin aku tulis satu persatu di tulisan ini.
"Kalau mau mengambil ijazah, pasti aku kembali lagi kok," jawabnya.
Tidak terasa, sudah tiga tahun lebih kami melewati hari bersama-sama, mengerjakan tugas sama-sama, susah senang sama-sama, dan sekarang satu sahabatku telah menyelesaikan tugas akhirnya dan dia akan pulang ke kampung halamannya. Semoga dimanapun aku dan dua sahabatku berada, kami tidak akan pernah putus komunikasi.

Kami berasal dari daerah yang berbeda dengan tujuan yang sama, yaitu: mencari ilmu dan membahagiakan kedua orangtua. Perihal perpisahan, sudah menjadi perjalanan hidup kami, karena disetiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Meskipun kami sudah berpisah, tapi moment yang telah kami lalui akan tersimpan rapi di memori ingatan kami masing-masing, hanya kenangan yang kami miliki untuk saat ini hingga nanti. Seandainya, Ima ada dihadapanku, aku ingin mengatakan: "semoga Ima selalu dalam lindungan Allah swt, semoga Ima sehat selalu, semoga Ima bahagia selalu, dan semoga Ima bisa mengapai cita-cita dan mimpinya dikemudian hari".

Ingatlah, bahwa aku selalu mengingat semua kebaikan yang pernah Ima berikan kepadaku. Aku tidak meminta apa-apa, cukup jangan lupakan aku sebagai sahabatmu, itu sudah cukup bagiku. meskipun raga kita berjauhan namun pecayalah, doaku akan selalu tercurah untukmu, sahabatku.

Me And Blue Campus (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang