🍓
🍓
🍓SELAMAT MEMBACA TEMAN-TEMAN 🥰
🍓
🍓
🍓Saat ini, aku sudah memasuki semester tujuh, itu artinya aku sudah bisa mengajukan judul skripsiku. Sekitar pukul 08:00 WIB, aku pergi menuju ruang dosen program studi kami, aku pergi tidak sendirian, aku bersama Ima. Ima hanya menemaniku, karena judulnya sudah di acc oleh sang dosen lebih dulu tepatnya beberapa bulan lalu, dia menjadi mahasiswa angkatan kami, yang pertama kali judulnya di acc, luar biasa, bukan?.
"Selamat pagi Pak, ini judul skripsi Naymira," ucapku.
Aku menghadap bapak dosen yang mengurusi skripsi prodi kami, bapak Ayyubi namanya, aku sudah mendengar cerita-cerita dari kakak tingkat tentang beliau, beliau itu dikenal sebagai dosen yang galak, pemarah, dll. Banyak juga mahasiswi yang menangis-nagis di buatnya, seram juga sih, tapi mau gimana lagi, kami akan berurusan dengan beliau hingga akhir kuliah kami. Aku harap beliau tidak akan menjadi pembimbingku, aku tidak kuat jika menahan tangis, apalagi jika masalah skripsi.
"Mana?," tanya sang dosen dengan wibawahnya.
"Ini Pak," jawabku sembari memberikan satu lembar kertas kepada sang dosen yang berisi judul skripsiku. Rasa dag dig dug, rasa gemetaran terus menyelimutiku, tapi aku harus berani, demi skripsiku.
"Baiklah, akan saya baca dahulu," jawabnya.
Beliau membaca judul beserta jurnal yang aku berikan kepadanya.
"Nama kamu siapa?," beliau bertanya padaku.
"Saya, Naymira, Pak," jawabku.
"Kamu memiliki bukunya tentang judul kamu?," Tanya sang dosen
"Hmmm.. maksudnya Pak?," tanyaku sembari gemetaran.
"Coba kamu cari buku yang berkaitan dengan judul kamu," jawabnya.
"Baik, Pak,"jawabku.
Aku keluar dari ruang program studi kami dengan wajah yan tertunduk, rasa kecewa mulai menyelimutiku, satu persatu air mataku mulai mengalir di pipiku, teryata judulku di tolak.
"Nay, kamu kenapa?," tanya Ima.
"Hiks hiks judulku.....," jawabku sembari melihat ke arah kertas yang aku pegang.
"Kenapa? Judul kamu kenapa, Nay?," tanya Ima.
"Hiks, judulku belum di acc, judulku di tolak," jawabku.
Hari ini, untuk pertama kalinya, aku menangis di depan ruang program studi kami.
"Jangan nangis, nanti kamu cari ya buku-bukunya," ucap Ima.
"Hiks, hiks iyaa deh," jawabku.
"Coba kita cari bukunya sekarang juga," ucap Ima.
"Kemana?," tanyaku.
"Kita ke perpustakaan, kamu mau ngga?," tanya Ima.
"Ayook kita kesana," jawabku.
Kami berdua berjalan meninggalkan prodi kami, ternyata seperti ini rasanya mengurus judul skripsi, lumayan rumit, hmm apalagi ketika sudah bergelut dengan skripsi nanti, benar-benar harus menyiapkan mental.
Sekarang, aku sudah berada di perpustakaan daerah yang ada di kotaku, tempatnya sekitar dua puluh menit dari kampusku, aku akan mencari buku-buku yang di inginkan oleh sang dosen alias bapak Ayyubi si pemarah itu. Selama berjam-jam, aku dan Ima berputar-putar di perpustakaan, akhirnya aku menemukan buku yang sedikit mirip seperti yang dijelaskan oleh sang dosen tadi
"Bu, saya mau pinjam buku ini," ucapku.
"Bukunya harus dikembalikan sebelum dua minggu, jika terlambat kamu harus membayar denda," jawab ibu-ibu tempat peminjaman buku yang ada diperpustakaan.
"Baiklah Bu, terima kasih," jawabku.
"Nay, kamu mau pulang?," tanya Ima.
"Iya nih, sepertinya aku harus belajar terlebih dahulu, besok pagi aku mau menghadap bapak Ayyubi lagi," ucapku.
"Kalau begitu, aku juga mau pulang, semangat ya untuk besok," ucap Ima.
"Yaudah kamu pulang sana, tenang aku selalu semangat kalau urusan skripsi," ucapku.
"Bye Nay, sampai jumpa besok ya," ucap Ima.
"Bye," ucapku melambakain tangan.********
"Pak, ini buku-buku yang Bapak pinta kemarin," ucapku.
Aku menghadap bapak Ayyubi kembali, untuk berkonsultasi prihal judul.
"Sini, Bapak baca dulu," jawabnya.
"Ini Pak," ucapku sembari memberikan bukunya.
"Bukan, bukan, bukan buku ini," ucapnya sembari mengembalikan bukunya.
"Terus gimana dong Pak?," tanyaku.
"Maksud saya, coba kamu cari buku yang berhubungan dengan judul kamu kemarin, penelitian kamu kuantitatif kan, berarti kamu harus ada teori tentang judul yang mau kamu telit, coba deh kamu cari teori yang berkaitan dengan judul kamu, mengerti?," tanya sang dosen.
"Ohhh, iya Pak, Nay mengerti, berarti ini bukan bukunya ya Pak?," tanyaku.
"Bukan," jawabnya.
"Terima kasih Pak, Nay akan mencari bukunya lagi di perpustakaan," ucapku.
"Silahkan, lebih cepat, lebih baik," ucap bapak Ayyubi.
Aku mencari dan terus mencari buku yang di inginkan oleh bapak Ayyubi, aku hanya sendiri tanpa teman, aku harus bisa, aku harus lulus tiga tahun setenggah.
Seluruh perpustakaan sudah aku hampiri, mulai dari perpustakaan fakultas, universitas, bahkan perpustakaan daerah yang ada di kotaku, tapi tidak ada satu pun buku yang aku temukan, sesulit inikah mencari judul.
"Ma, gimana dong, judulku belum di acc juga nih, buku yang dipinta oleh bapaknya pun belum ada juga, padahal aku sudah berkeliing perpustakaan," ucapku mengirim pesan kepada Ima.
"Kamu ingin mempertahankan judul kamu melalui proses yang rumit, atau kamu mau mengganti judul tapi proseenya akan lebih mudah?," tanya Ima.
"Hmm, maksud kamu gimana, aku sudah puyeng, aku ngga ngerti," jawabku.
"Coba deh, kamu ganti judul, tapi kamu harus konsultasi dulu sama dosen yang menurut kamu lebih enak," jawab Ima.
"Terus?," tanyaku.
"Minta acc dari beliau," jawabnya.
"Terus?," tanyaku.
"Ya... ngga ada terus-terusnya lagi, kamu turutin aja perkataanku," jawabnya.
"Langsung di acc oleh bapak Ayuubi?," tanyaku.
"Iya dong, asalkan kamu ada rekomendasi dari salah satu dosen yang ada di program studi kita," jawabnya.
"Hah, kamu seirus?," tanyaku.
"Serius!," jawabnya.
Ima memberikan beberapa judul kepadaku, sekarang giliran aku mencari beberapa jurnalnya. Aku sangat beruntung mempunyai sahabat yang sangat baik seperti Ima, dia sangat peduli dengan skripsiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Blue Campus (TAMAT)
RomansaCanda, tawa, tangis, dan luka semuanya berawal dari kisah persahabatan, percintaan, dan perjuangan. namun apa jadinya ketika cinta yang sudah terjalin cukup lama berakhir dengan tetesan air mata karena penghianatan.