25 September 2021, Hari ini aku wisudah, orangtuaku yang berasal dari kampung pun ikut menghadiri acara wisudahku, begitu juga dengan Cell meskipun sahabat-sahabatku tidak bisa hadir semua sebab alasan tentu, tapi aku tetap bahagia karena Cell selalu bersamaku.Aku sempat tidak menyangka jika aku berhasil melewati proses panjang perjalanan skripsiku, perjalanan skripsiku yang penuh lika-liku akan aku jadikan cerita yang paling mengesankan dihidupku.
Sejak tahun 2020, aku selalu mentargetkan gimana caranya skripsiku harus selesai pada tahun itu, tapi akhirnya aku selalu kecewa dengan harapan yang aku buat sendir. Saat ini aku ikhlas, aku hanya bisa berusaha dan berdoa, perihal hasil aku serahkan kepada Allah SWT.
Dalam keadaan susah, senang, bahagia, sedih sekaligus lika liku perjalananku selama menjadi mahasiswa akan selalu aku kenang sepanjang hidupku. Mulai dari kisah persahabatan antara aku, Ima dan Cell. Kami bertiga saling menguatkan, saling membantu, saling mensuport. Kini aku dan dua sahabatku mulai jarang bertemu terutama dengan Ima, karena setelah dia lulus, dia belum pernah datang ke kampus lagi. Selanjutnya, kisahku bersama Mannaf yang sempat membuat kuliahku sedikit terganggu, dan membuat sifatku sedikit lebay.
Dari pengalaman yang aku dapatkan, aku bisa berbagi kepada kalian; ketika sedang mencari ilmu (sekolah/kuliah), fokus saja sama tujuan dan keinginan kalian, jangan mengurusi uruan hati yang belum tentu akan membuat kita bahagia. Kalau belum siap untuk menuju tahap yang lebih serius, lebih baik jangan sesekali bermain dengan yang namanya percintaan karena akan menyakitkan.
Kenangan yang membuatku tertegun hingga mengajarkan aku banyak hal terutama tentang kesabaran dan keikhlasan yaitu SKRIPSI, dari skripsi aku bisa belajar tentang kesabaran menghadapi proses kehidupan, ikhlas menerima ketentuan dari Allah SWT, karena sekuat apapun kita berusaha untuk segera mendapatkan toga, kalau Allah SWT berkata belum saatnya, kita tidak bisa melakukan apa-apa, kita harus ikhlas melihat teman-teman wisudah terlebih dahulu. Selain itu, kita harus berusaha sabar dengan pertanyaan dari orang-orang di luar sana, pertanyaan yang sangat menyebalkan,: “kapan kamu wisudah?.
Menurut orang-orang di luar sana, pertanyaan seperti itu merupakan pertanyaan yang sangat biasa, tapi perluh kalian ketahui, bagi kami yang sedang berada di semeter akhir, mendapatkan pertanyaan seperti itu merupakan hal yang paling menyebalkan, bisa jadi kami langsung menangis.
Orang-orang di luar sana tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi pada kami, halangan apa yang sedang kami hadapi ketika menyusun skripsi. Sebaiknya jauhkan pertanyaan itu dari kami yang sedang berada di semester akhir. Kami hanya butuh support dari kalian, kami hanya butuh doa dari kalian.
Kami yang berada di semester akhir sangat ingin bercerita kepada keluarga, orangtua bahkan kepada saudara tentang betapa mumetnya pikiran kami saat ini, tapi sebelum kami bercerita, kami berpikir lagi, apakah dengan bercerita akan membuat semua orang menjadi mengerti, apakah tidak membebankan pikiran mereka terutama pikiran orangtua. Akhrinya kami menyimpan segala keluh kesah kami untuk diri kami sendiri.
Setiap hari kami menelan gunda, menelan kebingungan, karena yang merasakan kondisi kami saat ini, hanya kami yang sama-sama berada di semester akhir, tidak menutup kemungkinan jika kami sering keluar rumah hanya sekedar mencari inspirasi, mencari udara yang bisa membuat pikiran kami fress kembali.
Terkadang kami terdiam dalam lamunan, namun bukan berarti kami tidak melakukan apa-apa, bahkan pada saat kami terdiam, kami sedang berpikir untuk skripsi kami, orang lain bekerja dengan tenaga tetapi kami bekerja dengan pikiran.Sering sekali aku mendengar perkataan dari orang-orang, kalau mahasiswa yang lulus lebih lama dari teman-temannya sering dikatakan sebagai orang yang BODOH. Tolonglah, jangan berkata seperti itu, karena aku sangat merasakan bagaimana rasanya mengerjakan skripsi, kita maunya lulus secepat mungkin, tetapi kita tidak akan pernah tahu halangan dan rintangan apa yang akan menghambat perjalanan kita. Jika ditanya mengapa lulusnya sangat lama, aku hanya menepis pertanyaan itu dengan senyuman, bukan aku tidak mampu untuk menjawabnya karena ketika aku menjawabnya pun akan percuma, mereka tidak akan mengerti dengan yang aku rasakan, mereka tidak akan mendegarkan semua perkataanku.
“Tidak perluh memaksa semua orang untuk mengerti dengan apa yang kamu rasakan, tapi cukup kamu buktikan bahwa kamu bukanlah orang yang seperti mereka katakan”. Jangan memberikan umur kita yang sangat singkat ini untuk mendengarkan celoteh orang-orang tentang kita, karena letak kebahagian kita bukan pada pujian orang lain.
Apa pun yang terjadi di kehidupan kita, jangan lupa untuk selalu bersyukur dan terus bersyukur, karena setiap yang terjadi pasti ada hikmahnya, hidup itu harus memiliki proses. Kita tidak bisa mencapai puncak keberhasilan tanpa adanya proses dan setiap orang prosesnya berbeda-beda. Kita tidak bisa menyamakan proses kita dengan proses orang lain. Jika proses setiap orang itu sama lalu apa bedannya antara diri kita dengan orang lain.
Di dalam kehidupan ada yang namanya belajar, juga ada yang namanya pelajaran, ada segelintir orang yang hadir di kehidupan kita untuk memberikan pelajaran, ada juga saatnya kita yang akan memberikan pelajaran kepada orang lain.
Kita tidak akan menjadi besar tanpa adanya kita yang kecil, kita tidak akan berhasil tanpa adanya usaha untuk mencapai keberhasilan. Ketika kita berusaha dengan sungguh-sungguh, akan ada saatnya perjalanan hidup kita akan menjadi motivasi untuk orang lain, jadilah manusia yang banyak memberi manfaat untuk orang lain, jadilah manusia yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh allah swt..
Ketika semua itu sudah kamu lakukan maka kamu akan mendapatkan hidup yang damai, hidup hanya sekali jadikanlah hidupmu berarti. Tidak perluh mengurusi hidup orang lain, apalagi ikut mencampuri urusan yang seharusnya tidak perluh kamu campuri. Jika dijalani dengan sabar dan ikhlas, semuanya akan indah pada waktunya, sama halnya seperti bungga, setiap bungga pasti indah namun waktu mekarnya tidak selalu berbarengan.Beginilah kisahku, di kampus ini aku dipertemukan dengan Ima dan Cell sebagai sahabatku, selanjutkan aku dipertemukan dengan Mannaf, dia menjadi pengisi hari-hariku ketika di kampus, kurang lebih selama tiga tahun, meskipun berakhir dengan kekecewaan.
Semoga dari pegalaman dan perjalanan kisahku, kalian bisa mengambil pelajaran terutama tentang dunia perkuliahan, jika kalian mengalami kesulitan dalam perkuliahan, percayalah bahwa semua orang yang pernah kuliah, pasti merasakan hal yang sama.
Tetap semangat untuk melanjutan mimpi-mimpi yang sudah kita tanamkan sejak lama, jangan pernah putus asa, jangan pernah mengatakan “saya tidak bisa” tapi katakanlah “semangatku, milikku. Mimpiku, milikku. Hingga tidak ada alasan untuk orang lain mematahkan semangatku, apalagi mimpiku”
~The End~
![](https://img.wattpad.com/cover/279530104-288-k670165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Blue Campus (TAMAT)
RomanceCanda, tawa, tangis, dan luka semuanya berawal dari kisah persahabatan, percintaan, dan perjuangan. namun apa jadinya ketika cinta yang sudah terjalin cukup lama berakhir dengan tetesan air mata karena penghianatan.