Bab-- Delapan

28 1 0
                                    

🍓
🍓
🍓

SELAMAT MEMBACA 🥰

🍓
🍓
🍓

Malam ini, ulang tahunku yang ke-20 tahun, tapi Mannaf menunjukkan gaya chatting yang berbeda dari biasanya. Rasa sedih bercampur kecewa menyelimutiku, seharusnya aku mendapatkan ucapan happy birthday dari Mannaf tapi kenyataanya tidak seperti yang aku harapkan.

Mannaf bersikap dingin, karena aku membuat suatu kesalahan, aku terlalu lama membalas pesannya, padahal kesalahanku tidak terlalu besar. Biasanya, ketika aku membuat kesalahan lebih besar dari malam ini, dia selalu memaafkan aku.

"Kamu marah kepadaku?," tanyaku melalui pesan yang aku kirim lewat wattsap.
"Seharusnya kamu tidak seperti itu Nay, biasanya kamu nnga terlalu lama membalas pesanku, ada sampai-sampi kamu mengabaikanku?," tanya Mannaf.
"Aku minta maaf, aku ngga bermaksud mengabaikan kamu, Nay," ucapku. Aku merasa bersalah, jika dia marah hanya karena itu.
"Berkali-kali kamu mengatakan maaf, tapi kamu selalu mengulanginya," ucapnya.
"Aku janji, ngga akan mengulangi kesalahan ini untuk kedua kalinya," ucapku.
"Janji kalau kamu akan mengulanginya lagi?," tanya Mannaf.
"Ngga, aku ngga akan mengulanginya lagi," ucapku.
"Terserah kamu deh, males banget," jawabnya.
"Kok kamu gitu, biasanya kamu selalu memaafkan kesalahanku," ucapku.
"Tidak, untuk sekarang, kamu sudah keterlaluan, Nay," jawabnya.
"Aku ngga bermaksud mengabaikan pesanmu, aku lagi ngerjain tugas," jawabku.
"Ya udah, ngga apa-apa, silahkan lanjutkan," ucapnya.
"Sudah selesai kok," ucapku.
"Syukur deh, mending kamu langsung istirahat," ucapnya.
"Kamu?," tanyaku.
"Sebentar lagi juga tidur," jawabnya.
"Hmm ... aku.. aku ..." ucapku.
Sebenarnya aku ingin mengatakan kalau malam ini aku berulang tahun untuk yang ke 20 tahun, aku berharap dia menjadi orang yang pertama mengucapkan kata 'happy birtday' untukku, tapi melihat keadaan sekarang, aku menjadi tidak yakin kalau dia akan mengucapkan kata 'happy birtday' untukku. Entahlah, mungkin kesalahanku malam ini, tidak bisa di maafkan oleh Mannaf,
"Kamu kenapa, kamu akan mengatakan kalau kamu salah, iyalah kamu memang salah kok," ucap Mannaf. Dia masih saja menyalahkanku.
"Iya aku memang salah, tapi... kamu hrus tahu kalau aku..," ucapku.
"Kamu cape, ya udah TIDUR SANA!," ucap Mannaf.
"Kok gitu, kamu ngga pernah marah seperti ini, separah itu kah kesalahanku dimatamu sehingga kamu bersikap seperti ini kepadaku," ucapku.
"Aku mau tidur! bye," ucapnya.
"Baiklah," ucapku.
Dia benar-bemar tidak menghiraukan perasaanku, bahkan dia tidak meningat hari ulang tahunku. Setelah berdebat cukup panjang, dia tidak membalas pesanku, mungkin dia benar-benar tidur, tidak ada gunanya juga aku menunggu hingga larut malam, jika dia tidak mengucapkan selamat ulang tahun untukku, aku pun tertidur.

Drtt... Drt... Drt..
Tepat pukul 00:00 WIB, ponselku bergetar, Mannaf menelponku, aku kaget banget, ada apa dia menelponku, apakah dia masih ingin memarahiku, apakah marah melalui pesan masih kurang puas untuknya sehingga dia menelponku, tapi bisa-bisanya dalam keadaan marah dia masih mau mendengarkan suaraku.

"Iya, ada apa? Kamu masih kurang puas memarahiku melalui pesan, kamu ingin agar aku mendengarkan celotehanmu via telpon juga?," ucapku.
Aku langsung mengangkat telpon dari Mannaf dengan nada kesal.
"Kamu apaan sih ha ha ha," ucapnya.
"Kamu yang apaan, aku sudah meminta maaf, tapi kamu masih saja marah," jawabku.
"Siapa yang marah? orang Cuma bercanda," ucapnya.
"Kamu!," jawabku dengan nada yang jutek.
"Udah selesai ngomel-ngomelnya? Jangan marah-marah mulu, nanti cepat tua," ucap Mannaf.
"Tauk ah, kamu sih ngeselin, aku kan berharap kamu ngucapin ulang tahunku, eh malah kamunya marah-marah, aku pikir kamu nnga tahu kalau aku ulang tahun" ucapku.
"Ha ha ha, aku tahu kok kalau kamu ulang tahun, selamat ulang tahun Naymira, jangan marah- marah lagi," Ucap Mannaf.
Dia, memberikan kata 'selamat ulang tahun untukku', tidak pernah aku pikirkan selama ini, meskinpun hanya via telpon, meskipun sederhana tapi sangat luar biasa bagiku.
"Kamu kok ngerjain aku sih," ucapku.
Air mata yang tadinya jatuh karena kesal namun kini berubah menjadi air mata kebahagiaan.
"Maaf ya ...," ucapnya.
"Kirain kamu beneran marah sama aku," ucapku.
"Mana mungkin aku bisa nyakitin kamu, Nay." Jawab Mannaf.
"Aku udah nangis nih, sedih banget tauk" Ucapku.
"Emang kamu ngga ada feeling?," tanya Mannaf,
"Ngga ada, karena belum ada yang memberiku kejutan dimalam ulang tahunku, tadinya pas aku bilang aku.. aku.. itu aku mau kasih tahu kalau aku ulang tahun, tapi kamunya ngomel-ngomel mulu, aku mau kode ke kamu kalau aku berulang tahun malam ini, tapi kamunya cuek saja," jawabku.
"Maaf, karena aku sudah ngerjain kamu, aku mau nangis nih," Ucap Mannaf.
"Kok kamu nangis sih?," jawabku.
Biasanya orang yang diberi kejutan yang nangis tapi kok dia kebalikannya, aneh. Gumamku dalam hati.
"Aku nangis, karena aku bahagia, Nay," Jawab Mannaf.
"Kamu bisa saja membuat aku tersenyum," jawabku.
"Kamu seneng ngga?," tanya Mannaf.
"Aku seneng banget," jawabku.
"Aku ada sesuatu untuk kamu, tapi aku ngga bisa memberikannya malam ini," ucap Mannaf.
"Apa?," tanyaku.
Aku penasaran, kira-kira apa ya yang akan dia berikan untukku, hehe
"Kamu penasaran ya?," tanya mannaf sembari tertawa.
"Iya nih," ucapku.
"Besok saja, saat di kampus," ucapnya
"Yah, aku ngga bisa tidur memikirkannya," ucapku.
"Jangan gitu, kamu harus tidur, besok kamu akan tahu," ucapnya.
"baiklah," jawabku.

Ulang tahunku kali ini berbeda dengan ulang tahunku ditahun-tahun sebelumnya, seumur hidup, baru kali ini, aku diberikan ucapan selamat ulang tahun oleh laki-laki. Yah. Dia adalah Mannaf.

🍓
🍓
🍓

Menurut teman-teman gimana ceritanya? 😊

🍓
🍓
🍓

Silahkan tinggalkan kitik dan saran dari teman-teman, karena saya membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman semua. 😁🙏

Me And Blue Campus (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang