Bab-- Sepuluh

28 1 0
                                    

🍓
🍓
🍓

SELAMAT MEMBACA TEMAN-TEMAN 🥰

🍓
🍓
🍓

Hari ini aku bersama ibuku pergi menuju Bumi Raflesia untuk mengunjungi bibik dan satu anaknya. Jaraknya tidak terlalu jauh dari kampung, hanya barjarak sekitar tiga jam saja. Di tengah perjalanan, kami melewati banyak hutan-hutan hijau yang menjadikan perjalanan kami tidak terasa bosan.

Setelah tiga jam, keindahan Bumi Raflesia mulai memanjakan mata kami. Terakhir aku berkunjung ke sini, ketika aku perpisahan sekolah, kelas enam SD. Sekarang aku sudah kuliah. Tentunya banyak sekali perubahan.

"Tok Tok Tok"
Aku dan ibuku, mengetok pintu rumah bibik.
"Masyaallah kamu sudah besar Nay, Bibik sudah menunggu kalian sejak tadi" Ucap bibik yang baru saja membuka pintu rumahnya.
"Alhamdulillah Bik," ucapku sembari menyalami tangannya.
"Silahkan masuk Nay, istirahat dulu, kalian pasti sangat lelah," ucap bibik.
"Iya Bik," Ucapku.
"Di minum dulu airnya, ini ada sedikit makanan silahkan dinikmati, maaf bibik ngga punya apa-apa untuk kalian," Ucap bibik mempersilahkan kami untuk duduk.
"Iya Bik, ngga usah repot-repot karena kami ke sini tanpa direncanakan juga," Jawabku.
"Kamu sudah libur, Nay?," Tanya bibik
"Nay libur sebentar saja, setelah dari sini dia langsung pulang lagi untuk melanjutkan kuliahnya," Ucap ibukku tiba-tiba muncul dari depan sembari membawa tas berisi pakaian kami.
"Ooh begitu, Naymira tidak bisa disini lebih lama lagi?," Tanya bibik.
"Nay sebentar lagi mau kuliah Dek," Jawab ibuku yang menyaut ucapan bibi.
"Nay, kalau kamu mau istirahat, ke kamar saja yah," Ucap bibik menoleh ke arahku.
"Baik Bik," Ucapku menuju kamar yang telah disediakan oleh bibik.
Aku berjalan ke arah kamar, aku mendudukkan tubuhku di atas kasur. aku ingat dengan Mannaf. Pasti, dia selalu menunggu kabar dariku. Aku senang ketika melihat sinyal yang ada di ponselku, juga betapa sedihnya ketika aku membaca beberapa pesan dari Mannaf, hampir setiap hari dia menyapaku melalui pesan, meskipun aku tidak pernah membalas pesan darinya.
"Nay, kamu belum pulang? kamu baik-baik disana? Kamu sehat kan?," aku membaca isi pesan terakhir yang dikirim oleh Mannaf.
"Mannaf, maaf ya aku ngga pernah mengirim pesan sama kamu, karena di kampungku tidak ada sinyal, aku sehat, aku baik-baik saja kok, semoga kamu juga begitu," Ucapku.
"Sekarang kamu dimana?." Mannaf langsung membalas pesanku.
"Aku di tempat bibik, di Bumi Raflesia," Ucapku.
"Wahh, seru banget pasti, kamu sama siapa kesana?," tanya Mannaf.
"Seru banget kok, aku kesini bersama ibuku, tapi Cuma sebentar kok, besok aku kembali lagi ke kampung," ucapku.
"Oke deh, jaga kesehatan ya," ucapnya.
"Kamu juga," ucapku.

Hubungan aku dan Mannaf saat ini bisa dikatakan LDR meskipun hanya beberapa hari saja. Menghadapi hubungan LDR, pemikiran orang tentu berbeda-beda. Ada yang suka, ada juga yang tidak suka. Menurutku hubungan LDR tidak menjadi masalah ketika kita bisa sama-sama menjaga. Di dalam hubungan yang paling terpenting adalah kepercayaan karena cinta tanpa kepercayaan akan punah.

"Kak,"
Anak bibik satu-satunya memangilku, dia bernama Risa, dia memangilku dengan pangilan "kakak" karena umur kami berbeda tiga tahun.
"Ada apa Dek?," Tanyaku menghampiri Risa.
"Kak, mau ngga kalau kita jalan-jalan sebentar supaya Kakak mengetahui berbagai macam tempat wisata yang ada disini," Ucap Risa.
"Kamu sudah izin sama Ibu?," Tanyaku.
"Tadi sudah izin kok sama Ibu," Jawab Risa.
"Ayook," Jawabku langsung bersiap-siap.
Setelah bersiap-siap, aku dan Risa langsung berangkat mengujungi beberapa tempat wisata yang ada di Bumi Raflesia. Sekian lama aku mumet menghadapi tugas kuliah. Kini saatnya aku refresh otakku.
Sebenarnya banyak cara untuk menghilangkan kejenuhan. Tentu saja setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengatasinya, ya.... salah satunya dengan jalan-jalan.
"Hati-hati," Ucap ibuku sembari melambaikan tangan.
"Iya Bu," Jawabku.
"Ayook Kak, silahkan naik," Ucap Risa sambil menghidupkan motornya, kali ini kami akan jalan-jalan mengelilingi Bumi Raflesia.
"Pulangnya jangan terlalu larut," ucap bibik.
"Baik Bik," Ucapku.
Kota yang terkenal dengan sebutan Bumi Raflesia terlihat sangat menawan, apalagi jika dinikmati di malam hari, udaranya terasa begitu sejuk, hiasan lampu jalan yang gemerlap menambah keangunan kota. Singkat cerita, Aku dan Risa pergi menuju Masjid Agung yang ada di Bumi Raflesia.
"Kak, mau foto ngga?," Tanya Risa.
"Kamu, mau ngga?," Tanyaku
"Aku nurut Kakak saja," Jawab Risa.
"Yaudah ayook Dek," Jawabku.
"Sini Kak," Risa mengarahkan kameranya ke arahku.

Me And Blue Campus (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang