🍓
🍓
🍓SELAMAT MEMBACA TEMAN-TEMAN 🥰
🍓
🍓
🍓Setelah membeli makanan pavorit kami yang ada di belakang kampus. Aku, Cell, dan Ima langsung berjalan ke arah kosan Ima karena saat ini mata kuliah kami kosong. Lumayan kan untuk rebahan.
"Hay Nay," pangil Cell," Ima juga merangkulku dari belakang".
"Iya, ada apa?," tanyaku.
"EH gimana kelanjutannya sama Mannaf, cerita dong sama kita,". Tanya Cell.
"Hayoo... gimana?," tanya Ima.
"Atau, jangan-jangan?," mereka berdua menatapku dengan tanda tanya.
"Hah, jangan-jangan apanya?," tanyaku sembari mengernyitkan kening.
"Nggak," jawab mereka berdua.
"Nanti aku mau cerita sama kalian, tapi kita makan dulu, aku laper banget, cacing-cacing diperutku sudah heboh nendang-nendang nih," ucapku.
"Oke, kami siap menjadi pendengar setiamu," jawab Ima.
Setelah tiba di kosan, kami makan cemilan yang kami beli tadi, setelah selesai makan, kami bertiga mulai bercerita-cerita sembari rebahan.
"Nay, tadi kamu mau cerita apa?," tanya Ima.
"Masih tentang mannaf," jawabku,"
"Dia kenapa?," tanya Ima dan Cel langsung menatap mataku.
"Aku menerimanya, untuk berkomitmen," jawabku.
"Hah? serius," tanya mereka berdua langsung berangkat dari rebahannya.
"Iya serius," jawabku.
"Aduh, kalau anak-anak kelas kita tahu, bisa heboh, apalagi kalau satu kampus juga tahu," jawab Ima dan Cell menunjukkan ekpresi binggung.
"Jangan sampai mereka tahu, ini rahasia!," jawabku.
"Terus gimana?," tanya mereka serentak.
"Aku sudah bilang sama dia agar tidak memberitahu teman-temannya, juga teman-teman kelas kita," jawabku.
"Iya Nay, aku setuju, kamu tahu kan, anak-anak kelas kita, mereka nggak suka kalau kamu dekat sama laki-laki," ucap Ima.
"Aku juga mikirnya seperti itu," jawabku.
"Pokoknya jangan sampai mereka tahu, kalau mereka tahu, kami takut, kamu akan dijauhi oleh mereka," jawab Ima.
"Aku hanya bercerita sama kalian," jawabku.
"Iya Nay, kami mengerti," jawab Cell dan Ima sembari menganggukkan kepala.
"Traktirannya, mana nih," ucap mereka sembari mengedipkan kedua matanya.
"Hah, traktiran apaan," jawabku.
"Ya.. apa saja, makan-makan boleh juga, sekalian sama Mannaf juga," jawabnya.
"Ih, apaan, nanti orang-orang pada tahu," jawabku mengeryitkan kening.
"Huh, punya hubungan tapi rahasia memang susah ya," ucap Ima menghela nafas.
"He he he, tapi aku bahagia," jawabku.Aku sudah memberi tahu, Ima dan Cell, perihal hubungan aku dengan Mannaf, mereka bisa menerima keputusanku. Tapi, akau masih ragu dengan teman-teman kelasku, mereka tidak akan pernah merima keputusanku ini.
****
Berbulan-bulan aku menyimpan hubungan kami, akhirnya kabar prihal komitmen aku dan Mannaf tersebar di kampus, ditambah lagi Mannaf memiliki relasi yang sangat luas di kampus, membuatku ketakutan akan tanggapan mereka tentangku.Teman-temanku sudah mengetahui tentang komitmen kami. Terutama teman satu kelasku. Apakah semuanya akan berjalan seperti biasa atau prasaan negatif yang sempat hadir dipikiranku akan benar-benar menjadi nyata?.
"Nay, kamu menjalin komitmen sama Mannaf?," tanya salah satu teman kelasku.
"Kenapa?," aku bertanya balik.
Prasaanku mulai tidak enak, aku yakin semua teman-teman kelasku mengetahui kalau aku sudah menjalin komitmen dengan Mannaf, aku takut mereka menjauhiku.
"Aku tidak percaya kamu mau berkomitmen dengan dia, apakah kamu menerima dia hanya karena popularitasnya," Ucap teman satu kelasku dengan wajah yang berbeda dari biasanya.
"Aku tahu kalian tidak suka dengan hubungan kami, tapi aku mohon jangan manjauhiku, aku menerimanya bukan karena dia memiliki popularitas, kalau aku menerima dia karena popularitas yang dia miliki mengapa aku meminta kepadanya agar dia merahasiakan hubungan kami," Jawabku.
"Kamu menyukainya karena dia berprestasi, kan,?," tanya dia lagi.
"Bukan, sama sekali bukan itu yang aku suka darinya," jawabku.
"Lalu apa?, aku tidak menyangka kalau kamu akan seperti ini Nay," jawabnya.
"Oke, terserah kamu mau berkata apa prihal hubungan aku dengannya," jawabku
"Jika nanti kamu tersakiti, bukan salah kami, karena kami tidak pernah mengizinkan kamu menjalin komitmen," ucapnya.
"Iya, jika nanti aku yang akan disakiti, aku tidak akan bercerita sama kalian, aku tidak akan merepotkan kalian," jawabku.***
Biasanya, teman-teman kelasku sangat dekat denganku, tapi setelah mereka mengetahui prihal hubunganku dengan Mannaf, mereka menjauh dariku seolah ada jarak diantara aku dan mereka.
Disetiap melangkahkan kaki ke dalam kelas, aku merasa sedih, rasanya berat sekali, seolah ada yang salah dengan diriku.Di hari yang sama aku melihat Mannaf mengupload fotoku distory pribadi miliknya dengan alasan agar semua orang tahu kalau aku telah berkomitmen dengannya.
Mannaf membuatku bertambah terpukul, sepertinya dia tidak mengerti dengan masalah batin yang sedang aku hadapi. Dia juga sudah melupakan janji yang pernah aku lontarkan kepadanya dulu, bahwa dia tidak boleh memberi tahu hubungan kami kepada siapapun.
"Kenapa kamu upload foto-ku di story pribadi milikmu?," Tanyaku.
"Aku melakukan semua ini karena aku ingin agar semua orang tahu, kalau aku menjalin hubungan dengan kamu, Nay," Jawab Mannaf.
"Kamu tidak memikirkan prasaanku, ketika semua teman-teman yang dahulunya dekat denganku, sekarang mereka menjauh, apakah ini yang kamu inginkan?," Jawabku.
"Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama," Jawab Mannaf langsung menghapus story-nya.
"Aku mau memaafkan kamu tapi kamu harus berjanji tidak akan melakukannya lagi," ucapku.
"Iya Nay," Jawab Mannaf.
Di awal-awal perkuliahan, aku sangat aktif, tapi sekarang aku pasif, aku kecewa ketika sikap teman-temanku berubah, mereka berhasil membuat kepercayaan diriku hilang ketika berada di dalam kelas.
"Nay, kenapa kamu ngga aktif seperti dulu? Beberapa semester yang lalu kamu sangat antusias dalam belajar apalagi ketika berdiskusi, tapi sekarang semuanya tampak berbeda, Ada apa Nay?," Tanya temanku.
"Ngga apa-apa," Jawabku.
Aku hanya menepis pertanyaannya dengan senyuman, semuanya akan percuma, meskipun aku menjelaskannya secara detail mereka tidak akan mengerti juga.
"Ayook Nay kembalikan semangatmu, nanti nilai kamu bisa turun," Ucap temanku.
"Iya," Jawabku.
Aku sangat tertekan dengan keadaan sekarang, meskipun begitu, aku selalu berusaha menjadi Naymira yang kuat, walaupun aku dijauhi teman-temanku
"Nay ...," Ima dan Cell menghampiriku.
"Iya," jawabku.
"Kita berdua, tidak akan meninggalkanmu," ucap Ima sembari memeluk erat tubuhku.
"Kita bertiga adalah sahabat, ketika satu di antara kita tersakiti, maka kita semua akan merasakan sakitnya juga," jawab Cell.
"Terimakasih, sahabat-sahabatku," ucapku.
Aku memeluk mereka berdua, mereka tidak pernah meninggalkan aku, juga selalu memberikan aku semangat ketika berada di dalam kelas.***
"Aku mau cerita dong," Ucapku
Aku mengirim pesan kepada Mannaf.
"Kamu mau cerita apa, Nay?," tanya Mannaf.
"Tentang teman-teman kelasku, sikap mereka tidak hangat seperti dulu ketika mereka mengetahui kalau aku menjalin komitmen dengan kamu," Ucapku.
"Kenapa mereka tidak suka dengan hubungan kita?," Tanya Mannaf.
"Aku sudah membuat mereka kecewa bahkan aku sudah menghilangkan kepercayaan mereka padaku," ucapku.
"Mereka hanya kaget, ternyata ada orang yang mampu menaklukkan hati kamu," Jawab Mannaf.
"Kamu apaan sih, kok bercanda, aku sedang membicarakan hal yang serius," Ucapku.
"Bukankah kita sudah berjanji untuk menjaga hubungan ini," Jawab Mannaf.
"Baiklah," jawabku.
"Kamu jangan marah dong," jawab Mannaf.
"Aku tidak marah, tapi aku hanya sedih melihat teman-temanku menjauh," jawabku.
"Iya Nay, aku mengerti, mari kita jalani sama-sama, katika kamu merasa sedih, aku pun akan merasa sedih juga," jawabnya.
"Trimakasin, Nay," jawabku.Untuk sebagian orang, masalah yang sedang aku hadapi adalah masalah yang sederhana, tapi bagiku hal ini merupakan masalah yang sangat berat untuk aku hadapi. Hari-hari yang aku lalui masih dengan keadaan yang sama. Hanya semangat dari dalam diriku yang bisa membuat aku bertahan sampai pada titik ini. Kalau bukan karena aku memiliki kesungguhan untuk kuliah, mungkin aku tidak akan kuat menghadapi posisiku saat ini.
Coba saja kalian bayangkan, semua teman-teman yang pernah dekat dengan kamu, tiba-tiba menjauh karena satu pilihan yang kalian ambil. Aku di mata teman-temanku seolah berubah menjadi orang yang paling buruk, semua itu terjadi ketika mereka mengetahui kalau aku menjalin hubungan dengan Mannaf.
Saat ini, aku hanya memiliki dua teman yang masih mau bersamaku. Mereka yang mengerti aku, mereka yang menerima aku ketika aku jatuh. Mereka yang selalu men-supportku. Dia adalah Cell dan Ima. Benar kata pepatah ada yang mengatakan, "ketika kalian jatuh maka kalian akan tahu siapa sahabat kamu yang sebenarnya
🍓
🍓
🍓TERIMA KASIH TEMAN-TEMAN 🥰
🍓
🍓
🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Blue Campus (TAMAT)
RomanceCanda, tawa, tangis, dan luka semuanya berawal dari kisah persahabatan, percintaan, dan perjuangan. namun apa jadinya ketika cinta yang sudah terjalin cukup lama berakhir dengan tetesan air mata karena penghianatan.