Epilog

22 3 0
                                        

Happy Reading...
.
.
.
.
.
.
.

Tak terasa tujuh tahun sudah berlalu sejak masa SMA waktu itu, yang sampai sekarang masih teringat jelas dibenakku. Walaupun masa SMAku seperti masa SMA yang biasa orang-orang ceritakan, setidaknya aku bahagia pada masa remajaku itu, karena kedepannya aku tau bahwa aku akan menjalani kehidupan yang semakin berat dan tidak sebebas saat remaja.

Sekarang aku sudah menjalani hidup layaknya orang dewasa, ya setelah wisuda tiga tahun lalu sebagai lulusan sarjana Fashion Designer terbaik di angkatanku, satu tahun kemudian akhirnya aku dapat membuka butikku sendiri. Dimana membuka butik sendiri sudah menjadi cita-citaku sejak dulu. Tidak mudah memang, bahkan aku yang menjadi lulusan terbaik pun, hampir menyerah setelah lima bulan pembukaan butikku. Tetapi keluarga serta orang-orang di sekitarku terus mendukungku agar tidak menyerah, sehingga pada akhirnya aku dapat melewati masa-masa sulit tersebut. Hasilnya sekarang butikku bisa dikatakan cukup terkenal di kotaku, dan aku berharap semoga kedepannya karya-karya di butikku semakin dikenal banyak orang.

Banyak hal yang terjadi selama tujuh tahun ini. Abangku satu-satunya, bang Daniel sudah menikah tiga tahun lalu dengan kekasihnya kak Jessy, dan sekarang sudah memiliki sepasang anak kembar. Awalnya aku dan keluargaku cukup kaget, saat dimana bang Daniel membawa dan memperkenalkan kak Jessy sebagai kekasihnya. Karena selama ini bang Daniel tidak pernah membahas perempuan apalagi kekasih, kemana-kemana pasti dengan sahabatnya. Kata bang Daniel ia dan kak Jessy menjalani hubungan jarak jauh sejak 3 Sma, mengingat kak Jessy yang berasal dari Australia.

Selain itu, para sahabatku juga telah memiliki kehidupan masing-masing sekarang. Lola sudah menikah satu tahun setelah lulus Sma, karena dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Dan syukurnya hubungan perjodohan itu berjalan baik, Lola dan suaminya sudah memiliki satu orang putri dan akan bertambah lagi, karena Lola sekarang sedang mengandung. Lola memiliki toko kue, ya walaupun dia orangnya agak lamban, nyatanya ia mahir membuat kue. Sehingga ia dapat membuka toko kue, walaupun sederhana.

Dua tahun setelah Lola menikah, Tessa juga akhirnya menikah dengan pacarnya, yang ia pacari saat kuliah. Mereka sudah memiliki satu Putra, katanya ia ingin menambah satu anak lagi. Tetapi karena Tessa dan suaminya sibuk dengan bisnis kuliner mereka, mereka menunda untuk menambah momongan. Untuk sekarang mereka masih fokus dengan Putra dan bisnis mereka.

Sedangkan Naya, dia belum menikah. Tetapi, ia sudah bertunangan dengan pacarnya. Tunangan Naya merupakan seniornya di rumah sakit. Ya, seperti yang kalian pikirkan, Naya menjadi dokter sekarang, lebih jelasnya dokter anak. Ia yang masih anak magang saat itu, langsung terpana saat melihat seniornya tersebut, yang merupakan dokter bedah. Sejak saat itu Naya gencar mendekati seniornya tersebut, yang penuh lika-liku pastinya. Karena tunangan Naya merupakan orang yang kaku dan tidak banyak bicara. Namun, pada akhirnya mereka tunangan juga.

Tak hanya sahabat-sahabatku, Alvin sepupuku juga sibuk dengan kegiatannya. Ia sekarang bekerja sebagai asisten manager di tempatnya bekerja. Alvin belum menikah, bahkan ia tidak punya kekasih. Hal ini lah yang membuat tanteku kelipungan karena Alvin. Bagaimana ia bisa memiliki kekasih? Jika setiap hari kerjanya tebar pesona bersama Aldo. Aldo juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Alvin. Oleh karena itulah mereka menjadi patner tukang tebar pesona. Lain hal dengan Kevin, ia sekarang sudah menikah. Dan kalian tau siapa yang ia nikahi? Dengan Tessa sahabatku, ya berdua pacaran saat kuliah, hingga mereka menikah dan memiliki bisnis kuliner yang mereka kelolah sendiri.

Sedangkan Devan? Ya, setelah lulus Sma kami masih tetap berteman dan kuliah ditempat yang sama. Alvin pernah bilang kalau Devan menyukaiku, katanya saat kelulusan Sma Devan akan mengungkapkan perasaannya, namun tidak jadi karena Alvin yang mengganggu. Aku menunggu Devan mengungkapkan perasaannya padaku. Namun lama aku menunggu, ia tidak juga mengatakannya. Maka dari itu terkadang aku berpikir, apakah Devan benar-benar menyukaiku? Hingga akhirnya, setelah 2 semester ia baru menyatakan perasaannya padaku dan akhirnya kami berpacaran.

DIARY NAURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang