14. Naik Motor

47 12 2
                                    

Happy Reading...
.
.
.
.
.
.
.
Hari menjelang pagi seperti biasa Naura melakukan rutinitasnya pagi ini untuk bersiap-siap ke sekolah setelah dirasa sudah siap, ia pun bergegas untuk sarapan bersama keluarga tantenya mengingat kemarin ia menginap di rumah keluarga Alvin.

"Pagi semuanya" sapa Naura sambil tersenyum ceria.

"Pagi" jawab mereka.

"Ayo Makan dulu" ajak tantenya.

"Iya Tan" jawab Naura tersenyum.

Baru akan menggigit rotinya tiba-tiba Alvin berdiri berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat terlebih dahulu.

"Mah Pah Alvin berangkat ya "kata Alvin sambil menyalami kedua orang tuanya.

"Yah kok duluan sih gue gimana? Gue kan mau numpang lo!" Tanya Naura sedikit terkejut pasalnya dia belum menghabiskan sarapannya.

"Lah siapa yang bilang lo numpang gue! Emang kapan lo bilang?" Tanya Alvin

"Ya nggak ada sih tapi masa lo tega ninggalin gue?" Ucap Naura.

"Sorry nggak bisa lo terlambat, gue mau jemput gebetan gue dulu" jawab Alvin tersenyum konyol.

"Terus gue gimana dong ? "tanya Naura

"Tuh sama Devan aja, dia kan sendiri" tunjuk Alvin ke arah Devan lalu berlalu pergi.

"Hah masa sama dia sih!" Ucap Naura cemberut, ia lupa kalau semalam Devan juga menginap di rumah Alvin.

"Kenapa lo nggak mau? Kalau mau numpang cepetan gue mau berangkat!" Ucap Devan sambil berdiri menyalimi tangan orang tua Alvin lalu berlalu pergi.

"Ya udah Naura sana Devannya mau pergi tuh" ucapkan tantenya.

"Kalau gak mau om aja yang antar?" Tanya Om nya di angguki tantenya.

"Eh nggak usah om tante makasih! Naura numpang Devan aja "ucap Naura sambil bangkit berdiri menyalami  tante dan om nya.

Naura bergegas keluar rumah dan di luar  sudah ada Devan diatas motornya menunggu Naura.

"Kenapa muka lo cemberut gitu jadi numpang nggak??"tanya Devan tapi Naura tidak menjawab.

"Ya udah kalau nggak mau numpang" ucap Devan dan hendak pergi.

"Eh gue jadi numpang kok" ucap Naura.

"Ya udah cepetan naik" ucap Devan

Dengan muka cemberut Naura pun menaiki motor Devan.

"Pegangan" perintah Devan.

"Ih apaan pegangan segala modus lo ya" ucap Naura curiga.

"Lah dibilang modus lagi pegangan doang kenapa sih, lo mau jatuh?" Ucap Devan.

"Pokoknya gue nggak mau,  enakan ke lo rugi ke gue. Enak aja lo" ucap Naura.

"Harusnya lo bersyukur di goncengin sama orang ganteng kayak gue lah ini malah nolak, cepetan pegangan" ucap Devan memerintah.

"Kepedean banget lo jadi orang, pokoknya gue nggak mau titik." Ucap Naura kekeh.

Devan pun tersenyum miring untuk menjahili Naura, Devan dengan tiba-tiba menjalankan motornya sehingga membuat Naura terkejut dan langsung memeluk Devan agar tidak terjatuh.

"Lo gila ya gue masih mau hidup tahu".

"Kan udah gue bilang pegangan tapi lo nya susah dibilangin"ucap Devan tertawa kecil melihat ekspresi terkejut Naura di kaca spion motornya.

DIARY NAURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang