11. Terlambat

53 9 3
                                        

6:30 am
Kring...Kring...

Jam weker di kamar seorang gadis terus saja berbunyi sendari tadi, tetapi sang gadis belum juga bangun dari tidurnya. Suara jam weker tak mengusik sedikitpun tidur cantiknya, entah apa yang sedang ia mimpikan hingga ia enggan untuk bangun dari tidurnya.

"Ya ampun Naura, kamu tidur atau pingsan sih! Jam weker sari tadi bunyi terus bukannya bangun, ayo cepetan bangun Naura ini udah jam 6:30 Am loh!" Ucap sang mama.

"Hah....Apa??"ucap Naura sedikit teriak, membuat sang Mama terkejut mendengarnya.

"Nggak usah teriak-teriak Naura, sakit ini kuping Mama! Mendingan kamu mandi sekarang" perintah sang Mama, Naura pun bergegas mandi tanpa membalas ucapan sang mama.

***

Sebuah mobil berhenti di depan sekolah, kemudian keluarlah seorang gadis, yang tak lain adalah Naura.

"Aku masuk dulu ya Bang!" kata Naura buru-buru.

"Iya hati-hati dek" ucap Daniel yang tidak digubris oleh Naura karena sudah berlari menuju gerbang, Daniel hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya itu lalu ia pun meninggalkan area sekolah Naura.

Dari kejauhan tampak satpam akan menutup gerbang Naura pun segera berlari sebelum gerbang ditutup. Baru juga akan masuk melewati gerbang, tiba-tiba saja ia bertabrakan dengan Devan yang datang dari arah lain.

"Lo apaan sih halangin jalan gue tau nggak, minggir sana gue mau masuk. "Ucap Naura sambil mendorong Devan.

"Lo yang apaan, mendingan minggir deh, gue mau masuk!" Ucap Devan tak mau kalah.

"Ih gue duluan"

" gue... minggir sana"

"Gue pokoknya gue"

"Nggak bisa pokoknya gue  yang duluan"

" ih... lo jadi cowok ngalah kek dari cewek "

"Nggak bisa pokoknya gue yang duluan"

"Gue"

" gue "

"Eh....eh.... kok malah berantem, ini mau masuk nggak? Kalau nggak saya tutup gerbangnya "ucap Pak Udin satpam sekolah.

"Ya masuk dong Pak" ucap Devan lalu duluan masuk sambil menjulurkan lidah  mengejek Naura.

"Nyebelin banget sih! Ya udah permisi ya Pak saya masuk dulu" ucap Naura sopan dibalas senyuman oleh Pak Udin.

Koridor sekolah tampak sepi yang menandakan bahwa proses belajar sudah dimulai karena bel sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tampak Devan sedikit berlari di lorong sekolah hendak ke kelas diikuti Naura di belakangnya. Karena merasa ada yang mengikuti Devan pun menoleh kebelakang.

"Ngapain lo ngikutin gue, Oh gue tahu, lo pasti suka kan sama gue, makanya ngikutin aku terus! Secara gue kan ganteng "ucap Devan terlalu percaya diri.

Naura mengerutkan keningnya mendengar perkataan Devan yang terlalu pd menurutnya.

"Siapa yang ngikutin lo, kita kan sekelas! Siapa juga yang suka sama lo pd banget jadi cowok! "Ucap Naura.

"Oh iya ya, gue lupa kalau kita sekelas. Tapi kalau lo suka sama gue jujur aja nggak papa, nggak usah malu" ucap Devan tersenyum tengil.

"Rese banget sih jadi orang udah gue bilang nggak suka juga. Kepedean banget sih jadi orang "ucap Naura kesal.

"Weiss...biasa aja kali nggak usah ngegas ngomongnya!" Kata Devan terkekeh.

"Siapa yang ngegas?" Jawab Naura dengan suara sedikit tinggi.

DIARY NAURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang