31. Traktiran

20 4 1
                                        

Hello everyone!! Welcome back.😄

Apa kabar semuanya? 😁
Semoga baik-baik aja ya, gimana nih udah siap baca Chapter berikutnya?? Kalau udah, persiapkan diri kalian, mau duduk atau rebahan terserah kalian, senyamannya kalian. Kalau ada sambil ngemil aja biar tambah seru hehehe😄.

Enjoy

And

Happy Reading...
.
.
.
.
.
.
.
Saat ini Naura, Devan, dan teman-temannya sedang berada di sebuah Cafe yang biasa menjadi tempat tongkrongan mereka. Tampak sekali meja mereka di penuhi oleh berbagai jenis makanan. Bagaimana tidak, mereka sengaja memesan sebanyak mungkin dikarenakan mereka tidak akan membayar makanan tersebut. Melainkan dua orang yang mengadakan taruhan, yaitu Naura dan Devan.

Mereka semua tampak gembira dan menikmati makanan mereka. Lain halnya dengan Naura yang menekuk kan wajahnya cemberut.

"Ra kok lo dari tadi cemberut terus sih?"tanya Tessa membuat yang lain memandang ke arahnya.

"Hah? Kata siapa? Enggak kok"ucap Naura ngeles sambil mengalihkan pandangan nya.

"Udah deh ra gak usah ngeles segala, kelihatan kok dari ekspresi lo"ucap Alvin menanggapi.

"Lo marah ya sama kita-kita, gara-gara pesan banyak kayak gini?"tanya Naya membuat mereka memandang Naura dengan pandangan bertanya.

"Hah, enggak kok! Gue gak marah, cuma gue kesal sama anak satu ini"ucap Naura sambil memandang sinis kearah arah lelaki disampingnya.

"Hah kok gue? Elo masih kesal sama yang tadi?"tanya Devan kepada Naura.

"Itu lo tau,"ucap Naura kesal.

"Ya maafin gue deh ra, maaf gue gak bilang-bilang dulu sama lo "ucap Devan sambil memandang Naura dengan ekspresi gemas.

"Ya coba aja kalau lo bilang dari awal kan gue bisa bawa uang lebih."ucap Naura kesal.

"Ya maafin gue dong, kan setengahnya gue yang bayar"ucap Devan memohon.

"Ia ra, kan udah gue pinjemin pakai duit gue juga, tapi lo harus ganti"ucap Alvin cengegesan sambil memakan makanannya.

"Itu dia masalahnya, kalau gue minjam nya ke lo, pasti lo bukan hanya minta uang yang gue pinjam. Lo pasti minta beliin sesuatu lagi"ucap Naura kesal memandang ke arah Alvin.

"Maksudnya gimana ra?"tanya Lola.

"Ia maksudnya gue tu, ni anak pasti minta beliin sesuatu selain duit yang gue pinjam. Kayak waktu itu padahal udah gue balikin eh ni anak malah maksa beliin dia bakso sampai dua mangkok lagi"ucap Naura.

"Lo masih mending ra, ni anak pesan satu pas sama gue, tapi pulangnya malah pesan dua lagi untuk dirumah kata nya, padahal gue baru minjam dua puluh ribu"ucap Kevin membuat mereka menggelengkan kepala menghadap Alvin.

"Kita-kita udah sering di giniin sama ni anak pas minjam uang. Pastinya kita-kita tau yang lo rasain saat ini, dan lo pasti tau juga"ucap Aldo melanjutkan.

"Eh eh ini kok malah ngomongin gue sih! Ada orangnya loh disini!"ucap Alvin cepat saat mendengar mereka sedang membicarakan dirinya.

"Ya terus? Kita harus ngomong dibelakang lo gitu"tanya Tessa sewot.

"Ya enggak lah, belakang gue kan tembok"ucap Alvin polos membuat Tessa kesal melihatnya.

"Udah-udah kok jadi pada debat sih?! Kita disini kan mau Senang-senang. Mending kita lanjut makan, lo juga Ra. Udah ya jangan cemberut lagi"ucap Devan pada mereka sambil meletakkan makanan di piring Naura.

DIARY NAURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang