Jungkook pulang dijam yang sama seperti kemarin, ia memang sengaja meminta pada seokjin untuk membuat jadwalnya bisa masuk pagi terus karena ia ada Wooyoung adiknya dirumah, adiknya itu sedikit penakut jika sendirian dirumah, dia takut tapi tidak mau mengaku.
Jungkook mengulas senyumannya saat melihat Irene dan Wooyoung diruang tengah rumahnya, tampaknya Irene sedang membantu woohyung menyelesaikan PR nya.
"Oh Hyung kau pulang" sapa woohyung
"Ehmm ayo makan" ajak Jungkook sembari mengangkat kantung plastik ditangannya
"Bagaimana perasaan mu hari ini?" Tanya Jungkook pada Irene
"Aku baik" ucap Irene yang masih sungkan baik Jungkook maupun woohyung keduanya sama baiknya kakak beradik itu sangat baik padanya, mereka berdua membuat nya percaya kalau masih ada orang baik ditengah banyak nya orang yang menyakiti nya.
Jungkook berjalan ke meja makannya dan menaruh makanan yang ia bawa ke meja"Ini aku membuatkanmusesuatu yang spesial" ucap Jungkook lalu membuka makanan itu.
"Kau yang membuatnya?" Tanya Irene lalu berjalan mendekati Jungkook diikuti oleh woohyung
"Jungkook Hyung seorang chef" ucap woohyung memberitahu
"Aku pernah melihat mu sebelumnya" ucap Jungkook mencoba mencairkan suasana "aku bekerja di restoran milik seokjin Hyung"
"Ah maaf karena tak mengenalimu" ucap Irene merasa tak enak tak mengenali Jungkook
"Tak apa, ayo duduk dan makan" titah Jungkook
Irene menatap Jungkook dan juga adiknya mereka hanya tinggal berdua tapi sangat bahagia, mereka hidup sederhana tapi sangat bahagia. Irene mulai paham uang tak bisa membeli kebahagiaan karena sebelumnya ia memiliki banyak uang tapi ia banyak terluka, dia baru tinggal sehari disini tapi Jungkook mengejarkannya banyak hal.
"Aku suka kau membuatnya dengan sangat baik, aku ingin bisa membuat nya juga" ucap Irene begitu mencobanya
"Aku akan mengajarimu besok bagaimana?" Tanya Jungkook yang disambut keantusiasan Irene, sampai sekarang Jungkook tak tau Irene ada Malasah apa dia hanya selalu mencoba untuk terus membuat wanita itu nyaman dan melupakan kesedihannya, Jungkook tak tau kenapa ia perlu repot-repot melakukan nya, ia melakukan nya hanya karena ketika ia melihat wanita ini menangis timbul perasaan ingin melindungi nya entah dari apapun itu yang melukainya
"Ehmm terimakasih" ucap Irene
"Malam ini biar aku tidur di kamar woohyung, tempat tidur dikamar itu lebih kecil kalian pasti tak nyaman" ucap Irene mengingat tempat tidur dikamar Jungkook lebih besar dan akan tetap nyaman meski di tiduri dua orang.
"Jangan kau akan pusing masuk ke kamarnya"
"Irene Noona sudah membereskan kamarku" ucap woohyung
"Bagaimana bisa kau santai sekali mengatakan nya, kau seharusnya malu" ucap Jungkook ia begitu kesal adiknya tak pernah bisa rapi. "Kau tak perlu repot-repot membereskan kamar nya"
Irene tersnyum manis melihat perdebatan kecil itu, ia senang Jungkook pria yang baru ia kenal itu selalu saja berusaha membuat nya merasa nyaman.
***
Sudah genap satu Minggu Irene tinggal di rumah Jungkook dan woohyung, hatinya sudah lebih baik, emosinya sudah lebih bisa terkontrol ia sudah tak menangis lagi seperti sebelumnya, Irene sudah lebih bisa menerima takdirnya yang memang selalu seperti ini. Irene berencana untuk pergi dari rumah ini, ia tak enak jika terus-terusan menyusahkan Jungkook, pria itu baik sekali padanya. Uangnya tak banyak tapi ia membelikan banyak hal untuknya agar ia nyaman tinggal dirumahnya.