44. Pregnancy Program

3.2K 379 13
                                    

Jam menunjukan pukul sepuluh pagi. Jaehyun masih sibuk mengerjakan setumpuk dokumen yang tidak ada habisnya.

Seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Masuk" ucap Jaehyun tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

Empat orang lelaki bersetelan jas memasuki ruangannya. "Ekhm! Ekhm!" seseorang menetralkan suaranya.

"Silahkan ditanda tangani dokumennya Pak" ujar Jungwoo yang meniru suara perempuan.

"Pak ayo dong, saya butuh banget nih" ujar nya lagi.

Jaehyun memejamkan matanya seentar, ia jelas sangat tahu siapa pemilik suara itu.

"Kenapa merem Pak? Bapak ngantuk ya? Ayo Pak kita sewa hotel deket sini" dibiarin ngelunjak dipukul koma.

"Ngomong sekali lagi gua lempar pake dolar, serius!" ucap Jaehyun yang akhirnya menatap ke empat temannya itu.

"Aw! Mauuuu donggg di lempar pake dolarrrr" balas Jungwoo dengan genit.

"Banyakin ibadah ya Woo, gua rasa Tuhan udah mulai ngasih tanda-tanda azab" ucap Mark selaku anak pendeta.

Mereka berempat akhirnya duduk di sofa yang berada di sudut ruangan meski tidak dipersilahkan oleh sang pemilik ruangan itu sendiri.

Jaehyun yang sebenarnya sedang sibuk itu pun masih menyempatkan diri untuk bergabung dengan teman-temannya.

"Lu berempat mirip pengangguran, asli! Pagi-pagi gini udah dateng ke kantor gua, kayak gaada kerjaan laen aja" ucap Jaehyun.

"Kalo ada karyawan yang bisa ngerjain kenapa enggak ya kan. Kita itu harus bisa memanfaatkan adanya karyawan, jangan sampe mereka makan gaji buta" balas Yuta dengan penuh bangga.

"Saran dari gua sih Bang, kalo lu punya sedikit hati nurani, kasih mereka bonus" ujar Winwin.

"Ide bagus, itung-itung buat ngabisin duit gua, soalnya duit gua banyak banget, sampe pusing sendiri" balas Yuta sombong.

"Ciri-ciri orang yang bakal di azab sama Tuhan nih, kebanyakan gaya" ucap Mark mengawali pergelutan yang akan segera dimulai sebentar lagi.

"Emang ada ciri-cirinya ya?" tanya Jaehyun penasaran.

"Ga sih Bang, gua ngarang doang" jawab Mark yang membuat Jaehyun ingin mengucapkan kata-kata mutiara.

"Gua udah serius anjir! Jangan sampe gua emosi ni!" ujar Jungwoo yang sudah dalam posisi berdiri menantang Mark.

Winwin menarik kencang tangan Jungwoo membuat lelaki itu kembali pada posisi duduk.

"Belakangan ini lu semua sibuk apa? Ceritain dong, gua penasaran" tanya Jaehyun.

"Mulai dari gua ya, kalo gua sendiri belakangan ini lagi bimbang, mau tetep lanjut pacaran atau mutusin Mina" ucap Mark.

"Bimbang nya karna apa?" tanya Winwin.

"Lu semua tau kan kalo gua sama dia itu beda keyakinan, gua protestan, dia hindu. Ga mungkin diantara gua atau dia rela pindah keyakinan karna cinta, bahkan kalau rela sekalipun, kita semua gatau bakal beneran jodoh atau enggak" jelas Mark kemudian menundukkan kepalanya, merasa putus asa dengan semua ini.

Hati Jungwoo tersentuh. Ia dengan cepat menepuk pelan bahu Mark, berusaha menyalurkan dukungan dan semangat.

"Gua jadi ikut bingung kalo gini ceritanya" ucap Yuta sambil menopang dagu nya dengan tangan kanan.

"Papa gua sendiri kasih saran buat udahin hubungan ini, tapi di sisi lain gua ga rela, empat taun bareng sama Mina terus pisah gitu aja rasanya gua ga bakal kuat" balas Mark.

love is sweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang