"Hiks Mama, Susu Nevan udah abis" rengek balita berumur lima tahun itu dengan sebotol susu yang sudah kosong di tangan kanan nya.
Bibir Naeun melukis senyum. Naeun menaruh buku yang sedang di bacanya ke atas nakas, lalu berjalan menghampiri anak nya yang sedang menangis tersedu-sedu.
"Mau Mama bikinin susu lagi?" Naeun berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka berdua.
Nevan menganggukan kepalanya. "Okey bentar ya Mama bikinin, Nevan main lego dulu"
"Oke Mama!" balas Nevan sambil tersenyum lebar membuat kedua mata balita itu membentuk bulan sabit.
Naeun bergegas ke dapur dan membuatkan susu untuk putra kesayangannya.
"Uncle pulang!" ujar Bomin sambil memasuki rumah membuat Nevan melompat kegirangan.
Nevan langsung berlari ke arah Bomin dan naik ke dalam gendongan lelaki itu.
"Nevan udah makan siang?" tanya Bomin seraya memandang lembut Nevan.
"Belum Uncle, tapi Nevan udah minum susu" jawab Nevan.
"Uncle bawain makanan kesukaan kamu lho"
"Mana? Mana? Mana?" tanya Nevan beruntun. Soal makanan memang Nevan lah juaranya.
Bomin memberikan plastik berisikan potato pizza kepada Nevan.
"Makasiii Uncleee!" balita itu pun langsung mengeluarkan potato pizza dari dalam plastik dan memakannya dengan perasaan senang.
"Loh kamu siang-siang kaya gini udah pulang dari kantor, Min?" tanya Naeun yang baru saja muncul, lengkap dengan sebotol susu milik Nevan yang ada di genggaman nya.
Naeun ikut duduk di samping Bomin dan menatap lelaki itu sebentar. "Kamu kenapa? Ada masalah?"
"Aku dipecat" jawab Bomin membuat Naeun sedikit terkejut.
"Terus aku sama Nevan gimana?"
Bomin mengacak rambut nya frustasi. "Aku juga bingung, aku gatau harus kerja dimana lagi"
Pasalnya selama ini Bomin lah yang menanggung semua keperluan hidupnya dengan Nevan selama lima tahun terakhir ini.
Mereka berdua memang bukan lah sepasang suami-istri. Mereka berdua adalah patner hidup. Lalu kenapa tidak menikah? Karna itu semua atas kemauan Bomin, Bomin rela menafkahi nya tapi tidak mau menikahi nya, sangat aneh kan.
"Nevan bakal bertumbuh besar, keperluannya juga pasti nambah banyak. Ditambah bayaran sekolah jaman sekarang itu ga murah" ucap Naeun dengan perasaan sedih.
"Kamu kenapa bisa dipecat?" tanya Naeun.
Bomin menghela nafas nya dan berkata. "Aku salah nulis laporan"
"Aku aja yang kerja ya? Walaupun aku cuman lulusan SMA, seengaknya aku bisa jadi karyawan toko atau semacam nya"
"Gak, kamu ga boleh kerja"
"Terus yang harus biayain hidup aku siapa selain aku sendiri?"
"Kamu cukup dirumah aja, jagain Nevan. Besok aku coba ngelamar di perusahaan lain"
Pekerjaan Bomin di perusahaan adalah seorang staff. Gaji yang pas-pasan membuat hidup mereka bertiga harus super hemat. Itu dulu, dan sekarang Bomin sudah dipecat.
Bomin membeli potato pizza itu pun dengan sisa uang terakhir yang ada di dalam dompetnya.
"Kamu ga dapet gaji terakhir atau semacam nya?" tanya Naeun lagi.
"Enggak, pimpinan perusahaan udah terlanjur marah besar sama aku karna salah nulis laporan"
Tiba-tiba satu ide terlintas di kepala Bomin.
"Kenapa kamu ga minta pertanggung jawaban sama ayah nya Naven?" tanya Bomin sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Naeun mengingat-ngingat sebentar. "Jaehyun maksud kamu?"
"Iya, aku denger-denger dia udah jadi CEO sukses, bahkan bisa sampai nembus pasar di Eropa, hidupnya juga terkesan mewah"
"Jadi?" tanya Naeun yang masih bingung.
"Kamu bisa kan numpang hidup sama Jaehyun dengan embel-embel Nevan itu anak kandung dia"
Naeun tampak terkesiap. "Aku ga mau, walaupun Nevan itu bener-bener anak Jaehyun. Disini Jaehyun ga salah, lima tahun lalu aku yang mancing dia supaya ngelakuin hal kotor itu. Jadi menurut aku Jaehyun ga pantes nanggung biaya hidup aku sama Nevan"
"Come on baby, ini semua demi hidup kamu. Kamu kalau sama Jaehyun bisa dapetin apapun yang kamu mau. Kamu tau kan sekarang aku udah ga berpenghasilan"
"Tapi, Min . . ."
"Walaupun kamu yang mancing Jaehyun. Tetep aja Jaehyun itu ayah kandung Nevan. Jaehyun juga salah udah buat kamu hamil"
"Kamu juga ga salah kok minta pertanggung jawaban dia. Jaehyun emang pantes atas itu semua. Jaehyun yang harusnya nafkahin kamu dan Nevan sekarang" ujar Bomin lagi.
"Jaehyun udah punya istri. Aku gamau ganggu kehidupan mereka berdua dengan tiba-tiba datang dan minta pertanggung jawaban" balas Naeun.
"Hey, kamu ga ganggup hidup mereka. Kamu hanya minta pertanggung jawaban. Dan kamu berhak atas itu semua" Bomin lagi-lagi mempengaruhi Naeun dengan ucapannya.
Naeun memandang Nevan yang sibuk memakan potato pizza nya dengan lahap. Masa depan Nevan masih panjang, keperluan hidup Nevan juga pasti akan bertambah banyak, Nevan juga butuh sekolah. Dan Jaehyun pasti bisa menanggung semua biaya itu.
Naeun menimang-nimang sebentar, perempuan iu tampak menghela nafasnya dan berkata. "Oke, aku bakal minta pertanggung jawaban ke Jaehyun" putus Naeun final.
.
.
.
jangan ngamuk fliss
-vanila.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
love is sweet
Fanfiction❝berwibawa in public, manja in private. that's jung jaehyun❞ jaerose alternatif universe 𝘄𝗿𝗶𝘁𝘁𝗲𝗻 𝗯𝘆 𝗮𝗰𝗮𝗸𝗲𝗹𝗼𝘂𝘃𝗮