"Hai hai hai" sapa Rose seraya berjalan menghampiri meja dimana teman-temannya berada.
Jennie melirik jam tangannya. "Ini udah jam dua belas, kenapa ngaretnya lama banget Rowseh?"
"Biasa abis ngasih gua jat─" Rose menginjak kaki Jaehyun yang terbungkus oleh sepatu membuat lelaki itu menatapnya.
"Gapapa Jen, tadi aku sama Jae kebetulan ada urusan lain" ujar Rose disertai senyuman.
Jennie menaikan alisnya lalu mengangguk pertanda mengerti. Jaehyun dan Rose pun duduk di kursi yang masih kosong.
"Liliiiii" Rose dan Lisa berpelukan lalu bercipika-cipiki ala perempuan pada umumnya.
Jisoo mendelik tajam melihat keakraban mereka berdua. "Kamu gak peluk aku?" tanya Jisoo membuat mereka semua menoleh.
Yuta yang ingin berlagak menjadi lelaki peka pun langsung merangkul pundak Jisoo. Tapi sepertinya tindakannya salah, Jisoo justru menyingkirkan tangannya.
"Aku mau dipeluk sama Rose, bukan sama kamu" ujar Jisoo membuat Yuta malu karna telah ke-geer-ran.
Rose mendekat seraya berkata. "Utututu Jicu yaa" Rose memeluk Jisoo dengan lembut.
Para lelaki saling memandang dan melayangkan tatapan anehnya, kenapa perempuan bisa bersikap berlebihan seperti itu? Pelukan hingga berkata lembut satu sama lain. Coba aja kaum lelaki yang melakukan itu, pasti sudah dianggap penyuka sesama jenis.
Rose melepas pelukannya, kemudian ia kembali ke tempat duduknya.
"Lu berdua pesen makanan gih" kata Kai, suami Jennie.
Rose segera memanggil pramusaji dan melihat-lihat buku menu. Terdapat beragam makanan serta minuman yang tersedia di restoran ini.
"By kamu mau makan apa?"
"Bibir kamu" jawab Jaehyun membuat Yuta, Jisoo, Sehun, Lisa, Kai dan Jennie yang sedang menyantap makanan nya keselek secara berjamaah.
Rose membelakan matanya lalu memukul pelan lengan Jaehyun. "Yang bener Jae"
"Samain aja sama punya kamu" Rose mengangguk, ia menyebutkan makanan dan minuman yang hendak di pesan, sedangkan pramusaji sibuk mencatat nya di buku khusus.
"Ditunggu ya Bu pesanan nya, terimakasih" tutur pramusaji itu lalu pergi dari hadapan mereka.
"Panas, panas, panas"
"Gua gak nyangka Jaehyun bakal berani ngomong kaya gitu"
"Yaamfun sweet banget kalian berdua"
"Gua rasa alesan kalian ngaret bukan karna urusan lain deh, tapi . . . you know lah"
Jennie langsung memperhatikan leher Rose dan leher Jaehyun dengan teliti. "Tapi gak ada bekas nya" yup, bahkan leher mereka berdua terlihat fine-fine saja dimata Jennie.
Rose yang mendengar ucapan Jennie pun tersenyum dalam diam. Ia mengingat kembali kejadian tadi.
─
Dua jam yang lalu.
Rose duduk di depan meja rias seraya menatap leher nya yang terdapat banyak tanda ke-merah-han yang dibuat oleh Jaehyun.
"Jaehyun ini gimana cara ngilangin nya?" rengek Rose.
Jaehyun berjalan menghampiri istrinya lalu berkata. "Gausah diilangin biarin gitu aja" desis Jaehyun membuat Rose memukul tangan lelaki itu.
"Nanti diliat orang-orang ih"
"Yaudah kamu pake baju yang leher nya ketutup, punya kan?"
"Punya sih, tapi aku mau nya pake dress" astaga, banyak mau.
Rose tidak sengaja menatap alat makeup nya. Otaknya berpikir sebentar. Lalu mengambil concealer yang ia punya. Dan menaruh nya dileher sesuai yang diperlukan, kemudian ia ratakan menggunakan beauty blender.
"Yay ilang" ujar Rose tersenyum lebar membuat Jaehyun mengusap pelan puncak kepala istrinya itu.
Rose menatap puas leher nya yang sudah mulus tanpa bekas apapun. Lalu ia menatap Jaehyun.
"Ayo by kita berangkat" kata Rose lalu bangkit lalu mengeggam tangan Jaehyun seraya berjalan keluar.
─
"Jisoo udah pacaran lama sama Yuta?" tanya Jennie mengintrogasi temannya itu.
"Aku gak pacaran sama dia, kita cuman sebetas temen. Ya kan?" Jisoo melotot ke arah Yuta memberi kode.
"Saya udah pacaran selama tiga bulan sama Jisoo" Jisoo memasang ekspresi datar mendengar jawaban Yuta yang tidak sesuai harapan, lalu ia menginjak keras kaki Yuta yang terbalut sepatu sebagai pelampiasan rasa kesalnya.
Jaehyun hanya menyaksikan drama ini dalam diam. Ia sebenarnya kaget seorang Yuta yang pemaksa bisa mendapatkan wanita. Bahkan Jaehyun sebagai teman Yuta pun hampir tidak percaya akan hal itu.
"Kalian tau gak, aku hamil" ucap Lisa membuat semua orang terkejut.
"Beneran? Oh my good, selamat Liliiii"
"Demi apaa? Lili bisa hamil?" tanya Jennie.
"Bisalah pinter, kan aku perempuan" Lisa berkata lagi. "Sebagai perayaan kehamikan aku, Sehun bakal kasih kalian semua liburan gratis"
"Liburan kemana? Dalam negri atau luar negri?" tanya Jisoo excited.
"Kemana Hun?" tanya Lisa memandang wajah suaminya.
Sehun membelakan matanya, padahal ia tidak menjanjikan liburan gratis sebagai perayaan kehamilan istrinya itu. Tapi demi nama baik, Sehun pun menjawab.
"Ke Jepang sekalian liat sakura" kata Sehun.
"Lu serius Hun? Ga takut bangkrut?" tanya Kai meyakinkan.
"Tenang Kai, harta Sehun gak bakal abis tujuh turunan, tujuh tanjakan, tujuh belokan" Sehun tersenyum paksa mendengar jawabab Lisa.
Meskipun hati kecilnya tidak terima, karna Sehun tau tiket pesawat nya saja tidak murah. Tetapi tak apa, jika demi Lisa apapun akan ia lakukan. Toh itung-itung ber-amal kepada sesama manusia.
─
gajelas bgt part kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
love is sweet
Fanfiction❝berwibawa in public, manja in private. that's jung jaehyun❞ jaerose alternatif universe 𝘄𝗿𝗶𝘁𝘁𝗲𝗻 𝗯𝘆 𝗮𝗰𝗮𝗸𝗲𝗹𝗼𝘂𝘃𝗮