38. Provokasi

91 28 1
                                    

Hama merebahkan tubuhnya diatas ranjang tidur yang populer dikalangan keluarga besarnya, karena ciri khas beberapa kawat yang sudah sedikit menonjol, parahnya sang empunya justru tidak menghiraukan sisi buruk ranjang tersebut.

Seolah tidak ada waktu untuk membuka buku paket sekolahnya sekali saja, matanya justru berkutat di depan layar handphone dengan status 3G. Seperti hari-hari biasa yang tidak begitu menyenangkan, ponsel-nya selalu tidak bisa diajak berkompromi, layarnya sedikit patah-patah, perihal sinyal sudah tentu ia harus bersabar menunggu. Kadang kala terlintar fikiran untuk membeli handphone baru atau membuang handphone IOS Gama ke tempat sampah, dengan begitu Gama sukarela memberinya handphone tersebut- persis macam Gavin tempo lalu. Tapi dengan konsekuensi besar yaitu penjara seumur hidup— kalau sudah begitu, lebih baik ia merawat ponsel 3G sinyal-nya saja.

Berhasil menyalakan data, banyak pesan masuk ketika ia membuka aplikasi Whatsapp. Lebih banyak dari grup kelasnya yang ia yakini sibuk membahas pementasan drama, dan- notif pesan dari nomor tidak dikenal yang tiba-tiba berbunyi.

Hama mengernyit heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hama mengernyit heran. Sebelum membalas pesan tersebut, ia lebih dulu mengecek foto profil yang tertera, ternyata Lando, teman sekelasnya yang bernotabe sekertaris kelas.

Tanpa harus ragu memilah kata, ia dengan segera membalasnya. Lando ini fikirnya- terkecuali Hana, Satria, atau komplotan mereka barulah ia pertimbangkan lebih lanjut. Bukan takut, ia hanya malas berdebat saja.

"Hah?? Apa-apan ini?!" pekik Hama tak terima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah?? Apa-apan ini?!" pekik Hama tak terima.

Demi Tuan Krabs yang kikir, di sekolah tadi ia lebih banyak menelusupkan kepalanya dari pada sibuk membicarakan soal pentas drama. Lagipun ia juga sudah bertahta bahwa ia akan menjauhi semua kegiatan yang bersangkut-paut dengan drama. Namun siapa yang lancang menulis namanya? Tidak mungkin Lando, jika memang cowok itu, Lando tidak akan repot-repot bertanya kepadanya.

Menuduh tanpa bukti memang tidak baik, tapi selalu saja firasatnya mengarah pada Hana. Siapa lagi memangnya?

 Siapa lagi memangnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3G SignalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang