Kenyataannya tetap tidak ada yang berubah. Suasana rumah masih sunyi, setiap barang berwarna monokrom di rumah menambah kesan seperti tidak berpenghuni. Sudah hampir 5 menit Gama berdiri tepat di depan pintu kamar mamanya, tanpa ekspresi, tanpa niat yang pasti.
Sampai tidak terpikirkan olehnya Marsya tiba-tiba berjalan menaiki anak tangga, dan langsung terdiam begitu melihat Gama diatas sana. Namun tidak berselang lama perempuan itu tiba-tiba mengambil langkah lebar mengarah pintu putih polos hingga membuat Gama mundur beberapa langkah, bahkan agaknya ingin berjalan pergi.
"Kak Alaris mau dateng."
Gama berhenti sejenak bertepatan pada lukisan abstrak yang sengaja dipajang diatas rak buku. Kepalanya menoleh secara perlahan menghadap Marsya di belakangnya.
"Jangan cari masalah. Mama, Kak Alaris, gak butuh orang kaya papa ada dua di rumah ini," kata Marsya, lalu masuk ke dalam kamar mamanya dan segera menutup pintu rapat-rapat.
Sementara Gama kembali berjalan, kali ini menuruni anak tangga. Andai Marsya tahu, dia dan papa jelas berbeda. Tak lama handphone-nya berbunyi, seolah tepat sekali pada kondisinya, panggilan masuk dari Saga tertera di layar ponsel. Sebenarnya terdapat perasaan kecewa karena Saga pergi tanpa pamit kemarin, terlebih papanya itu menghindar dari acara politik yang membahas tentang dirinya sendiri yang dinantikan banyak orang.
Gama tahu, pasti lagi-lagi karena penelitian membuang waktu yang Saga kerjakan bersama dengan Detektif Rafli. Namun seketika langkahnya berhenti untuk yang kedua kalinya- dia baru ingat, kemarin papanya berjalan tergesa-gesa keluar bangunan serbaguna, sepertinya memang ada keadaan terdesak, tapi kenapa? Jika itu bersangkut-paut dengan kasus Papanya atau bahkan misi yang diberikan Detektif Rafli, berarti juga mengikut sertakan beberapa data teman sekolahnya yang beberapa hari lalu dia berikan: Gio, Gavin, Satria, Hana, dan Hama.
Padahal dalang sebenarnya dibalik akun sosial media yang menyebarkan rumor buruk tentang Papanya adalah Gio atau bahkan yang menjebak Papanya di dalam diskotik juga temannya itu, pasti Saga sudah mendapat gelar sebagai Detektif jika Gama segera mengungkapkan siapa pelakunya. Tetapi dia hanya ingin mengulur waktu, sampai Gio meminta maaf, dengan lapang dada, karena memang dia yang memulai.
Cukup lama sampai dering benda elektronik berbentuk persegi panjang yang Gama genggam berhenti, laki-laki itu mengambil topi berwarna krem polos yang sengaja di gantung di sudut ruangan. Dengan hanya memakai kemeja putih yang tidak terawang dan celana beggy yang warnanya sama dengan topi, Gama melangkah keluar rumah. Kali ini dia memilih mengendarai motor ninja warna hitam yang pernah dia pakai pertama kali SMA, meskipun akhir-akhir ini lebih sering diantar-jemput menggunakan mobil alphard.
Di depan gerbang persis, satpam rumah Gama langsung berinisiatif membukakan gerbang, mendorongnya secepat mungkin karena takut dengan wajah datar Gama. Selepas itu Gama melajukan motornya, menelusuri jalan perumahan dengan suasana damai yang di samping jalanannya ditumbuhi pohon-pohon pinus.
Tapi hati Gama selalu tidak kontras dengan suasana damai, pasti selalu ada yang mengganjal. Kini dia jadi menerka siapa ketua dari komunitas yang dicari papanya. Sebenarnya posisi Gio berada di tengah-tengah, satu sisi dia merasa- mungkin temannya yang selalu bertindak nyeleneh itu memang provokator dibalik akun sosial media yang membuat papanya tersudut, namun bisa jadi bukan Gio oknum yang berada di satu diskotik dengan papanya atau yang Saga curigai sebagai salah satu anggota komunitas yang lebih banyak diisi oleh remaja.
Entah siapa yang membuat hidupnya kacau, Gama yakin orang itu punya privasi yang tidak terbatas, orang-orang tidak bersalah jadi tersangka untuk menutupi tindakannya. Dan satu yang pasti, saat ini orang itu sedang tertawa meratapi petinggi-petinggi yang sibuk huru-hara.
KAMU SEDANG MEMBACA
3G Signal
Teen FictionIni cerita Hama. Perempuan tangguh yang mendamba-dambakan sahabat setia sejak kecil. Tapi sialnya saat SMA ia justru berteman dengan Gavin, Gio, dan Gama. Memang mimpinya terkabul, namun dibalik itu Hama mendapat musibah besar. Menjadi teman peremp...