Cantik, satu kata yang bisa mendeskripsikan seorang Celine dengan kemeja serta roknya yang hanya sebatas lutut. Celine kini sudah tumbuh menjadi seorang wanita yang dewasa dan sudah menjadi tunangan dari seorang Aditya, salah satu pilot yang bekerja di maskapai penerbangan terkenal di Indonesia.
"Selamat pagi buk Celine, makin cantik aja" celetuk seorang pria yang menyapa Celine saat dirinya memasuki ruang guru tempat wanita itu mengajar.
Celine hanya bisa menunjukan senyum ramahnya, sapaan seperti itu sudah sangat biasa iya dapatkan bahkan dari teman-teman tunangannya.
"Pak, ingat kalau buk Celine sudah punya tunangan."
"Iya pak, awas kepincut sama tunangan orang lo. Gak baik"
"Bener tuh pak, bapak ini tampan tapi gak laku-laku. Apa Jangan-jangan.."
"Heh?! Ibu mikir apaan, saya ini masih normal ya buk. Buktinya saya masih suka sama buk Celine, iya gak buk?"
Celine terkekeh kecil mendengar gurauan guru-guru yang sudah menjadi temannya selama 2 tahun terakhir. "Iya pak, terserah pak dion aja deh. Tapi hati-hati, mas Adit galak loh"
"Ya jangan sampai ketahuan tunangan ibu dong buk, saya dan dia gak selevel. Bayangin aja guru dan pilot? Dia cuma bisa bawa pesawat, tapi saya bisa membawa anak didik kita ke jalan yang lebih tinggi misalnya presiden gitu"
Ketiga guru perempuan ini menghela nafasnya perlahan, sama sekali tak memperdulikan perkataan Dion. "Saya dengar bakalan ada anak baru di kelas ibu Celine." celetuk Aisyah, guru berhijab yang sudah mempunyai dua anak dan paling dewasa di antara mereka.
"Iya-iya, saya juga dengar kabar kalau mereka pindah dari Amerika." Timpal Ayu.
Celine mengangguk menanggapi perkataan kedua wanita itu "Benar buk, tapi sepertinya yang masuk ke kelas saya bukan cuma satu orang melainkan dua orang sekaligus. Mungkin mereka saudara."
"Bisa jadi.. Pasti mereka cantik-cantik, bule jangan di tanya. Jadi pengen nikah.."
"Sama saya aja buk" celetuk Dion yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari Ayu.
~~~~
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk," panggil orang yang ada di dalam sana, Celine yang mengetuk pintu itupun perlahan masuk "Oh kamu sudah datang ternyata, kenalin ini anak didik kamu yang baru Azzam dan Azzura"
Celine mengalihkan perhatiannya kepada dua balita yang mungkin berumur 5 tahun itu, kini keduanya duduk beberapa meter di depannya. Celine tersenyum "Hai, kalian siap belajar?"
"BUNDA?!" Teriak keduanya.
Celine bungkam mendengar penuturan anak kecil yang kini sudah berlari dan memeluk erat kedua kakinya. Ada sesuatu di dalam diri Celine yang berhasil membuat dirinya terdiam, entah apa itu namun kini iya berjongkok menatap kedua murid barunya yang bernama Azzam dan Azzura itu.
"Kalian memanggilku apa tadi?"
"Bunda, bunda sudah bangun. Zura kangen banget, Zura gak mau lihat bunda tidur lama-lama lagi!" Gadis kecil itu semakin terisak dan hal itu berhasil membuat Celine semakin bingung.
"Hei jangan menangis, aku bukan bunda kalian"
"Apa yang bunda katakan?! Kau bunda kami, kau yang membesarkan kami. Apa bunda marah dengan Azzam karena Azzam gak bisa mengurus Zura dengan baik, maafin Azzam bunda. Azzam janji gak akan nakal lagi tapi jangan lupakin kami" Azzam menatap lekat Celine yang masih tampak terpaku.
"Celine, apa kau mengenal kedua anak ini?" Tanya Marta, kepala sekolah tempat Celine mengajar sekarang. Celine menggeleng masih dengan wajah terkejutnya.
Perlahan Azzam dan Azzura melepas pelukannya, keduanya masih menatap lekat wajah Celine yang sangat mirip dengan wajah Bunda mereka "B-Bunda, apa bunda benar-benar tidak mengenal kami"
Tangan Celine kini terangkat mengelus pipi Azzura yang sudah basah karena air mata setelahnya iya melakukan hal yang sama pada Azzam "Maafkan ibu, tapi ibu bukan bunda kalian" Tak ada jawaban sama sekali dari keduanya. "Apa aku sebegitu miripnya dengan bunda kalian?"
Azzam mengangguk namun Azzura sama sekali tak memperdulikan ucapan Celine dan hanya menatap Celine yang sangat iya percaya kalau wanita itu benar-benar bunda nya.
'Kenapa aku menjadi bingung seperti ini?! Kenapa aku jadi memikirkan Celena, apa Jangan-jangan mereka anaknya Celena?! Tapi gak mungkin, dulu Celena pernah mengatakan kalau iya tak mau menikah dengan cepat karena iya gak mau hubungan seperti Mama dan Papa. Tapi.."
Lamunan Celine terhenti kala mendengar benda jatuh tepat di belakangnya, iya menatap arah belakangnya dan ternyata sudah ada seorang wanita paruh baya yang berdiri di sana.
Wanita itu menatap lekat Celine, sepertinya hal yang sama iya rasakan sama seperti Azzam dan Azzura ketika melihat Celine.
Azzura melangkah perlahan menuju wanita paruh baya itu "Oma," panggilnya dengan air mata yang kembali mengalir "Katakan kepadanya kalau dia bunda kami, katakan padanya kalau dia yang sudah melahirkan kami, dan tanyakan kepadanya mengapa dia bisa melupakan princess dan pangeran nya sendiri?!"
Nafas Celine terasa berat kala mendengar penuturan gadis kecil itu, iya menunduk untuk menetralkan perasaannya. "Maaf buk, saya harus ke kelas takut anak-anak nyariin saya. Nanti saya akan kembali menjemput Azzam dan Azzura" pamit Celine yang kini perasaannya sudah tak karuan.
~~~~
"Apa saya boleh bertanya sesuatu pada mu?" Tanya wanita paruh baya itu kepada Celine, kini keduanya sedang berada di taman tempat biasa anak-anak yang belajar di sana bermain.
"Selagi saya bisa menjawabnya, pasti akan saya jawab buk."
Wanita yang bernama Aliza itu tersenyum kecil "Apa benar kamu yang bernama Celine Angelina Wijaya?" tatapan lekat Aliza kini hanya tertuju pada Celine.
"B-Benar, saya Celine Angelina Wijaya. Ibu tau nama saya dari ibu kepala sekolah kan?" Aliza menggeleng kecil dan hal itu berhasil membuat Celine tampak semakin bingung "Jadi ibu mengenal saya dari siapa?"
"Menantu saya, Menantu yang sudah saya anggap seperti putri saya sendiri. Dia selalu menceritakan tentang kembarannya yang wajah serta cara bicaranya sama dengan dirinya." Senyum itu kembali terbit kalau mengingat wanita yang ada di hadapannya sama persis dengan menantunya.
"Mirip?! Apa aku boleh menebak siapa nama menantu ibu?"
"Silahkan dan ku pastikan kalau jawaban mu akan benar"
Ada keraguan dalam diri Celine, apakah wanita yang di katakan mirip dengannya sama dengan isi hati Celine. "Celena, Celena Angeline Wijaya?"
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Angan | Lengkap
RomanceDia yang ku kenal sebagai penyelamat kini akan menjadi angan yang sama, dia akan tetap sama dan akan selalu seperti itu. Setiap kalimat yang keluar darinya mampu membuat ku tersadar kalau iya adalah yang terbaik, dan aku juga adalah hal yang terbaik...