15 Tahun Yang lalu!
"Kalian jahat! Celine benci kalian berdua, kenapa kalian mau memisahkan ku dengan saudara ku sendiri! Kalian egois, Celine benci kalian" teriakan gadis berumur 10 tahun itu menggema begitu saja, suaranya melengking dan kini kedua tangannya menggenggam erat sepasang tangan yang sedari tadi tak ingin iya lepaskan.
"Celine dengerin mama dulu sayang,"
"GAK! MAMA SAMA PAPA JAHAT! Kalian jahat! Kalian ingin berpisah tapi mengapa kalian juga ingin memisahkan kami! Celena itu saudara kembar aku, jangan bawa Celena pergi Pa.. Celine mohon" isak gadis itu kembali terdengar sementara saudara kembarnya itu hanya bisa menunduk dengan air mata yang sedari tadi membasahi pipinya.
Celine dan Celena adalah saudara kembar yang memiliki wajah dan rupa yang sama, biasanya orang-orang lebih sering memanggil dengan sebutan kembar identik. Namun sayang Celena tak sekuat Celine, saat umur keduanya menginjak 3 tahun Celena diketahui mengidam kanker darah yang membuat Celena tak bisa banyak bergerak dan untungnya Celine selalu ada di sampingnya.
Abram hanya bisa menghela nafasnya perlahan, iya tau sifat Celine keras karena iya kenal betul dengan kedua buah hatinya. Iya melangkah perlahan mendekati kedua putri kecilnya. "Celine, kamu mau dengerin Papa kan? Papa janji, suatu saat nanti kamu pasti akan bertemu lagi dengan Celena. Anggap saja kalau Celena sedang berobat di Amerika, dan kamu kapan saja bisa berkunjung ke sana."
Celine menggeleng "Pa.. Celine juga mau jaga Celena, Celine mau main terus sama Celena, Celine gak mau apapun tapi tolong jangan bawa Celena pergi, Please.."
"Maafin Papa sayang, kali ini Papa gak bisa menuruti permintaan kamu. Papa dan Celena harus pergi sekarang" Abram beranjak dari tempatnya berlutut setelahnya melepaskan kedua tautan putri nya itu "Ayo Celena, kita pergi sekarang. Kamu izin ke mama sana"
Celena hanya bisa mengangguk pelan, mata kecil itu melirik Maya yang berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang. Iya melangkah mendekati sang Mama, wanita yang selama 10 tahun ini selalu ada untuk dirinya. "Ma, Celena pergi ya. Hm.. Tapi sebelum Celena benar-benar pergi, apa Celena boleh peluk Mama?"
Maya tak menjawab namun kini dalam hitungan detik Celena sudah berada dalam pelukannya "Mama akan merindukan mu sayang, Mama sangat menyayangi mu. Mama akan selalu mendoakan kesehatan kamu."
"Terimakasih ya Ma.. Terimakasih karena sudah mau jagain Celena selama ini, Celena sayang Mama. I love you mom.."
"I love you more"
Keduanya masih berpelukan sampai tiba-tiba suara Abram memecahkan konsentrasi keduanya "Celena, ayo sayang"
"Iya Pa.."
Celena beranjak mendekati Abram yang ternyata sudah berdiri tepat di depan pintu keluar, gadis itu menatap Celine yang ternyata juga sedari tadi menatap dirinya. Ingin rasanya iya berlari dan memeluk tubuh saudara kembar yang sudah iya anggap sebagai sahabatnya sendiri itu namun sayang iya tak memiliki keberanian.
Celena takut kalau hatinya yang sudah iya usahakan untuk tegar akan kembali terguncang makanya iya lebih memilih berjalan cepat mendekati sang Papa.
Melihat kepergian Celena berhasil membuat Celine bungkam, air matanya lagi-lagi terjatuh kala tak mendapatkan pelukan perpisahan dari saudara kembarnya itu.
Ada rasa kecewa di dalam hati gadis kecil itu tapi apa boleh buat kini Celena sudah pergi dengan sang Papa dan mobil hitamnya.
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Angan | Lengkap
RomanceDia yang ku kenal sebagai penyelamat kini akan menjadi angan yang sama, dia akan tetap sama dan akan selalu seperti itu. Setiap kalimat yang keluar darinya mampu membuat ku tersadar kalau iya adalah yang terbaik, dan aku juga adalah hal yang terbaik...