Di sepenjang perjalanan Celine hanya bisa diam menatap keluar jendela tanpa berniat menatap Adit sedikitpun. Aditya yang merasakan perubahan Celine hanya bisa menghela nafas berat, sempat sesekali Adit menyentuh tangan Celine namun entahlah mengapa Celine malah terkejut dan langsung menghempas tangan Aditya.
Saat kini mobil yang Aditya kendarain berhenti di parkiran, Celine langsung keluar dari mobil tanpa menunggu Aditya lebih dahulu. Aditya bingung namun iya tetap mengikuti langkah wanitanya itu sampai kini keduanya berada tepat di depan pintu apartemen.
"Aku ingin sendiri." Ucap Celine sembari membuka pintu, saat dirinya ingin kembali menutup pintu, tangan Aditya lebih dahulu menghentikannya. "Mas.."
"Kita makan sama-sama ya, tadi pagi kan kita belum makan." Perlahan Aditya mendorong masuk tubuh Celine "Kali ini aku yang akan memasak. Okay?"
Celine menghela namun iya tak bisa berbuat apapun, iya hanya bisa pasrah dan masuk ke kamar membiarkan Aditya melakukan apapun yang pria itu inginkan.
"Maafin aku sayang, jangan salahkan diri kamu. Aku akan selalu ada di sini-" Aditya tersenyum kecil melihat kepergian Celine dan saat tubuh wanitanya itu terhalang oleh pintu yang sudah di tutup, barulah Adit melangkah menuju dapur.
Diam dan hening!
Itulah yang Aditya lakukan kini saat melihat lemari es tak tersedia banyak stok makanan.
Lagian seandainya ada bahan masakan, akan di pastikan pria itu akan menggosongkan semua bahan masakan.Aditya beralih membuka rak lemari penyimpanan mie instan dan setelah melihat beberapa bungkus mie Adit tersenyum puas "Ini saja, gampang dan cepat!"
4 menit berlalu
Mie yang tadi Adit masak kini sudah selesai sepenuhnya dan dengan sigapnya Aditya membawa masakannya itu menuju kamar Celine, untunglah Celine tak mengunci pintunya jadi Adit bisa gampang masuk ke kamar itu.Hal pertama yang Aditya lihat kini adalah Celine yang melamaun, menatap lurus kedepan dengan kondisi tubuh yang bergetar hebat. Aditya untuk sesaat hanya bisa membeku melihat pemandangan di depannya.
Aditya meletakkan makanan yang iya buat di meja samping ranjang dan berjalan mendekati Celine. "Sayang.." panggil Adit sembari mengelus rambutnya.
"PERGI!" Teriak Celine sembari mengeratkan pelukannya pada kedua kali "Aku bilang pergi, pergi Bara aku mohon!" Celine menutup matanya kuat-kuat sembari terus memohon supaya di lepaskan oleh pria bajingan itu.
"Sayang ini aku Adit.."
"Mas!" Dengan cepatnya Celine memeluk tubuh Aditya dan pria itu hanya bisa mengelus untaian rambut Celine yang tampak berantakan "Mas dia menyentuh ku, dia mencium ku dan dia melihat tubuh ku! Aku benci dia mas - aku benci dia!"
Aditya mengepal tangannya kuat-kuat, saat ini hanya itulah yang dapat pria itu lakukan untuk mengontor emosinya. Iya tak mau Celine menjadi imbas dari kemarahannya. "Celine dengerin aku-"
Secara tiba-tiba Celine melepas pelukannya pada Adit dan mendorong tubuh Aditya ke sisi ranjang yang lainnya. "-Enggak Mas, aku gak mau dengerin kamu. Kamu seharusnya menjauh dari aku, aku ini wanita kotor mas, aku sudah di jamah layaknya sampah mas."
"Aku kotor! Aku kotor! Seharusnya aku tak pantas berada di sini, seharusnya aku benar-benar tak ada di sini.." Celine beranjak dari tempatnya duduk, membuka pintu balkon.
Aditya terbelalak melihat apa yang akan Celine lakukan kini, iya bangkit dari tempatnya duduk dan berakhir menarik Celine yang sudah mulai memanjat menaiki pembatas balkon "Celine! Apa-apaan kau ini, apa yang ingin kau lakukan!" Bentak Aditya dengan wajah yang sudah memerah.
"Aku ingin mengakhiri semuanya, aku ingin mengakhiri setiap masalah yang sudah ku perbuat. Aku capek Mas, aku gak kuat gini terus, aku capek_"
"DIAM! Aku gak mau mendengar omongan bodoh mu, apa kau ingin meninggalkan ku, apa kau ingin melihatku menderita dan menangisi kepergian mu. APA KAU MAU MELIHAT KU MENDERITA SEUMUR HIDUP KARENA MEMBIARKAN MU PERGI!" Bentak Aditya kembali berapi-api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Angan | Lengkap
Roman d'amourDia yang ku kenal sebagai penyelamat kini akan menjadi angan yang sama, dia akan tetap sama dan akan selalu seperti itu. Setiap kalimat yang keluar darinya mampu membuat ku tersadar kalau iya adalah yang terbaik, dan aku juga adalah hal yang terbaik...