Mengetahui

4.5K 347 4
                                    

“Celena ikut Ma.. Celena mau sama Mama aja”
-Celena Angeline Wijaya-

Dengan eratnya Celine memeluk tubuh Aditya, sungguh iya tak sanggup menahan semuanya sendiri. Air matanya terus mengalir bagai air hujan yang tak memiliki tanda kalau iya akan berhenti.

“Mas a-aku.. A-aku takut” lirih nya, sangat pelan bahkan hanya Aditya yang dapat mendengar suara Celine yang diselingi isak nya.

“Aku tau sayang dan aku akan tetap ada di sini untuk menemani kamu”

Lagi-lagi Celine semakin mengeratkan pelukannya, iya membenamkan wajahnya yang sudah memerah di dada bidang itu dan Aditya hanya bisa mengelus surai panjang Celine sembari meredam emosinya.

Bila di tanya mengapa Aditya begitu emosi saat melihat seseorang menyakiti Celine sekalipun itu orang terdekat Celine, karena jawabannya hanya satu. Aditya sudah menganggap Celine sebagai miliknya, miliknya yang paling berharga dibandingkan harta melimpah yang iya punya.

Iya rela melepaskan semua itu asal jangan pernah ada seorang pun yang berani membentak wanitanya. Celine hanya memiliki Aditya dan sampai kapanpun tetap begitu, mau di bilang egois pun Aditya tak peduli.

“Berani-beraninya wanita itu membentak putri kita?! Apa haknya, mereka hanya bersama selama 10 tahun dan sisanya Celine besar bersama kita!” Rahang Adrian mengeras, urat dengan sangat jelas terlihat di lehernya yang sudah mengeriput.

“Sepertinya iya ingin mati di tangan ku!” Cicit Dion namun secara tiba-tiba Celine melepaskan pelukannya dari Aditya.

Celine menggeleng cepat, Celine tau apa yang di katakan Dion bukanlah omongan belaka. Dion orang yang terkenal tegas dan keras, apapun yang iya lontarkan pasti akan terjadi. Celine tak mau Dion menyakiti saudara kembarnya.

“Enggak, ayah Dion gak boleh melakukan itu sama Lena. Lena saudara kandungnya Celine, jangan sakit Lena Ayah” Celine meluruh ke rerumputan, iya berlutut di hadapan Dion dengan tangan yang iya satukan di depan dada.

“Hei..” cicit Hartono, Dion dan Adrian bersamaan.

“Sayang?!” Dengan pergerakan cepat Aditya kembali menarik Celine kedalam pelukannya. “Apa yang kamu lakukan? Apa kamu memohon seperti ini hanya untuknya?!” emosi Aditya kembali bangkit.

“Mas.. Lena gak tau apapun, jangan sakit Lena. Lena hanya ingin bertemu dengan Mama, Lena pasti sangat kangen sama Mama tapi Aku gak berani mengatakan kepadanya kalau Mama sudah gak ada setelah sebulan mereka meninggalkan rumah!” Celine memberikan jeda pada kalimatnya, iya menarik nafas perlahan sebelum iya kembali mengatakan-

“Celine mengerti perasaan Lena Mas.. Yah.. Celena sangat dekat dengan Mama, dulu mereka selalu melakukan apapun berdua sedangkan aku lebih dekat dengan Papa! Aku tau rasanya di pisahkan dengan cinta pertama ku, itu sangat sakit Mas.. Yah.. Aku gak mau Lena merasakan hal itu untuk yang kesekian kalinya!”

“Celine gak mau Lena kembali drop saat mengetahui kalau Mama sudah gak ada Mas.. Yah..”

“Tapi cepat atau lambat Celena harus mengetahui semua sayang” bukan-bukan itu bukan suara Aditya, melainkan itu suara Hartono. Pria ini mengelus kepala Celine yang masih berada dalam dekapan sang tunangan.

“Semakin kau menutupinya dan semakin lama Celena tau akan kabar duka ini maka dia akan semakin kecewa. Kepada mu, kepada orang di sekitarnya bahkan iya akan sangat kecewa pada dirinya sendiri karena mengetahui bagaimana cara Mama nya meninggal.”

Celine mengangkat kepalanya dari tengkuk leher Aditya, mata sembab itu menatap keempat pria yang sedari dulu ada untuknya. “Celine gak sanggup melihat bagaimana reaksi Celena nanti Yah..”

Dalam Angan | Lengkap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang