Hembusan nafas teratur Celine kini mampu membuat Rangga juga ikut merasa lega, rasa menyesal sedikit mendatangi pria itu. Seharusnya tadi aku tak meninggalkan mu sendiri. Maaf..
Namun penyesalan itu berubah menjadi amarah kala mengingat siapa dalang dari ini semua, "Kau benar-benar perusak dari segalanya. Kau benar-benar harus mati tuan Bara!" Geram Rangga. Namun atensinya teralih saat kini pintu ruangan Celine terbuka dengan kasarnya.
"Dit"
"Ga, gimana. Gimana kondisi Celine?" tanya pria berseragam pilot itu tanpa memperdulikan panggilan Rangga sebelumnya.
Rangga hanya bisa tersenyum kecil saat melihat betapa sayang Aditya kepada calon istrinya itu. "Gak papa, dokter sudah menangani semuanya dengan sangat baik. Celine hanya butuh istirahat."
Aditya yang mendengarkan penuturan Rangga langsung bernafas lega, iya sengaja meninggalkan pekerjaannya dan mengambil penerbangan saat itu juga ketikan mengetahui kondisi Celine yang harus di larikan ke rumah sakit.
"Maafin aku sayang, maafin aku belum bisa jaga kamu dengan baik" Gumam pelan Aditya tepat di telinga Celine. Rangga juga dapat mendengarnya dengan sangat pelan. Rangga tau kalau Aditya benar-benar sangat menyayangi Celine.
"Celine beruntung punya calon suami kayak lo Dit." Cicit Rangga sembari menepuk bahu kekar Aditya "Lo udah ada di sini jadi gua pamit duluan, pembalasan dendam lo sudah berada di depan mata" Dan setelahnya Rangga beranjak pergi meninggalkan ruangan Celine di rawat namun langkahnya terhenti kala mendengar penuturan yang keluar secara tiba-tiba dari bibir Aditya.
"Makasih Ga-"
Rangga hanya mengangguk pelan, lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti untuk keluar dari ruangan.
°°°
"Mas.." panggilan kecil itu terdengar cukup jelas di ruangan yang tampak sepi ini.
"Iya sayang, aku ada di sini" balas Aditya sembari memberikan elusan lembut pada kepala Celine. "Aku ada di sini sayang, buka yuk matanya"
Perlahan tapi pasti mata coklat milik Celine terbuka, tatapannya masih sendu dan untuk kesekian kalinya buliran air menetes begitu saja dari mata indah itu.
Aditya yang melihat hal itu langsung menggeleng kecil "Gak papa, ada aku di sini. Celine nya aku gak perlu takut lagi" cicitnya sembari menghapus air mata yang baru saja menetes itu.
"Mas, aku mau di peluk. Boleh?" tak ada jawaban dari Aditya namun pria itu beranjak dari tempatnya duduk dan naik ke atas brankar tempat Celine istirahat.
"Jangan takut ya sayang, aku di sini hanya untuk kamu" Cicit Aditya, Celine hanya mengangguk sembari membenarkan wajahnya pada dada bidang milik Aditya.
Elusan lembut yang Aditya berikan pada puncak kepala Celine mampu membuat wanita itu merasa tenang dan perlahan iya semakin menutup matanya dan kembali tertidur.
"Jangan nangis terus, cantiknya aku gak boleh sedih-sedih terus. Dulu sebelum Papa pergi, aku janji ke Papa untuk tidak membuat kamu menangis dan aku berusaha untuk selalu membahagiakan kamu-"
"Tapi kenapa dengan gampangnya mereka menyakiti kamu?! Maafkan aku, tapi aku sudah terlanjur dendam akan keluarga kamu itu sayang."
"Mungkin memang salah, tapi kau tau betul aku. Aku akan terus memendam dan membalas mereka perlahan, aku tidak perduli siapa mereka. Maafin aku sayang, maafin aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Angan | Lengkap
RomanceDia yang ku kenal sebagai penyelamat kini akan menjadi angan yang sama, dia akan tetap sama dan akan selalu seperti itu. Setiap kalimat yang keluar darinya mampu membuat ku tersadar kalau iya adalah yang terbaik, dan aku juga adalah hal yang terbaik...