“Maaf kalau Line ngawur tapi Line benar-benar ingin hal konyol itu terjadi, Line pengen banget peluk Mama, boleh ya. Satu kali ini aja, Please.”
-Celine Angelina Wijaya-
•
•
•Malam kini semakin larut, hari ini mood Celine sangat buruk. Semuanya seakan membuatnya sedih, marah serta kecewa. Entahlah mungkin ini hanya hormon dirinya yang sedang tidak baik karena iya sedang datang bulan atau...
Celine kini hanya bisa duduk terdiam, memandang langit malam yang sama sekali tak memperlihatkan bintangnya. Sudah dua jam iya duduk di balkon ini namun iya hanya bisa melamun.
‘Ma, Line rindu Mama. Line rindu masakan Mama, Line lagi lapar ma. Line mau masakan Mama. Boleh gak ma kalau Mama pulang dulu, sebentar saja’ batinnya, tanpa sadar air matanya menetes membasahi pipinya.
‘Allah, boleh gak satu hari saja pulangkan Mama pada Line. Line pengen bangat jalan jalan sama Mama, sudah lama Allah aku tak melakukan hal itu sama Mama’
‘Maaf kalau Line ngawur tapi Line benar-benar ingin hal konyol itu terjadi, Line pengen banget peluk Mama, boleh ya. Satu kali ini aja, Please.’
Celine membenamkan wajahnya pada kakinya yang sedari tadi di tekuk “Line pengen Mama pulang, please. Putri kecil mu ini sangat merindukan mu Ma” lirihnya.
Kehilangan sosok wanita yang dapat di panggil ibu berhasil membuat setiap anak manapun berubah dan menginginkan hal yang sama seperti Celine.
Anak menjadikan ibunya sebagai tempat curhat terbaiknya, menjadikan ibunya sebagai guru terbaik apalagi bila itu adalah anak perempuan. Iya pasti akan sangat kehilangan sosok tempat curhat terbaiknya, biasanya anak perempuan akan selalu menceritakan apapun pada ibunya.
Mau masalah sepele seperti tugas sekolah atau masalah berat seperti menstruasi di hari pertama atau bahkan masalah cinta. Semua hal pasti akan di curhatkan anak perempuan pada ibunya.
“Kue yang mana yang bagus ya?” Tanya Maya yang kita sedang berada di dapur seraya mensearching di internet resep kue tart.
Celine menunjuk salah satu kue tart penuh dengan hiasan coklat serta di kelilingi cerita “Yang ini bagus Ma, tapi Papa gak terlalu suka manis ya” Celine kecil berdecak kesal, mengapa Papanya itu tidak suka makanan manis bukankan makanan manis seperti coklat bisa menaikan mood seseorang.
“Kau atau Papa mu itu sayang, kita cari yang lain. Oke” Celine hanya bisa mengangguk dan kembali melihat-lihat beberapa foto kue di iPad yang dikenakan sang Mama.
“Bagaimana kalau yang ini?” Tanya Mama Maya memperlihatkan sebuah foto kue yang lumayan simpel tapi elegan “Kita gunakan coklat putih, tidak terlalu manis dan Mama pastikan Papa akan memakannya”
Celine tampak berfikir sejenak namun pada aslinya iya bukan memikirkan Papanya melainkan iya memikirkan saudara kembarnya itu “Tapi Lena tidak terlalu suka coklat putih Ma”
“Bagaimana kalau kita juga buatkan cupcake, sepakat?”
“Sepakat!” seru semangat Celine.
Ibu dan anak itu kini membongkar isi kulkas yang sudah di pastikan lengkap oleh bahan pembuatan kue itu, setelah memastikan semuanya lengkap Mama Maya dan Celine mulai mengikuti resep yang ada di internet.
Celine tak membatu banyak, kini iya masih berumur 7 tahun. Iya hanya di perbolehkan untuk membuka telur dari cangkangnya lalu mengaduk telur itu, menuangkan tepung, dan selebihnya Mama Maya lah yang melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Angan | Lengkap
RomantizmDia yang ku kenal sebagai penyelamat kini akan menjadi angan yang sama, dia akan tetap sama dan akan selalu seperti itu. Setiap kalimat yang keluar darinya mampu membuat ku tersadar kalau iya adalah yang terbaik, dan aku juga adalah hal yang terbaik...