Tenang

8.5K 666 6
                                    

““Selamat tidur cantiknya Adit”
-Aditya Nicholas-

“Celena ada di Indonesia mas, penyakit Celena semakin parah.” Celine menghela nafasnya perlahan, bisa dengan jelas Aditya lihat kalau wanitanya kini sedang khawatir. “Aku ingin merawat Celena mas, ingin sekali malah. Tapi aku takut,”

“Takut kenapa sayang?”

Celine menegakkan tubuhnya yang kini sedang berada di pangkuan Aditya, tatapannya kini hanya tertuju pada manik mata hitam tunangannya itu “Aku takut tidak bisa mengontrol diri mas, 15 tahun bukanlah waktu yang cepat. Aku sudah tidak komunitas dengan Celena selama itu, bisa di katakan kalau aku ini egois tapi aku benar-benar cemburu dengan nya.”

Air mata Celine kembali meluruh, sejenak iya terdiam karena jujur untuk mengakui kalau dirinya cemburu karena saudara kembarnya itu bisa mendapatkan perhatian penuh dari sang Papa berhasil membuat dengki di hatinya membara.

“Aku cemburu dengan Celena mas, Aku kehilangan Mama tepat sebulan setelah Celena dan Papa pergi. Aku gak punya siapapun, Nenek dan kakek menjadikan ku pembantu di rumah Mama ku sendiri. Bahkan mungkin kata budak lah yang pantas untuk ku karena selalu di pukul hanya untuk hal sepele seperti piring yang masih memiliki noda.”

“Aku saat itu masih berumur 10 tahun mas, Papa yang ku jadikan pelindung ku pergi meninggalkan ku begitu juga dengan Celena yang sudah menjadi tempat curhat ku, dan Mama?! Mama meninggalkan ku karena Mama hamil di luar nikah. Aku sendiri mas, aku benar-benar sendiri sampai akhir aku di usir dari rumah dan tinggal di jalan.”

“Apa aku gak bisa cemburu mas?! Apa Celine yang saat itu berumur 10 tahun tak bisa cemburu. Apa Celine yang saat itu masih berumur 10 tahun tidak bisa marah.”

Aditya secara tiba-tiba memeluk erat tubuh Celine, iya tau kalau kini Celine hanya membutuhkan tempat untuk bersandar.

Aditya tau betul cerita tentang kematian Mama Celine, serta Aditya tau betul hal bejad apa yang kakek serta Nenek Celine lakukan kepada Celine.

Kedua orang tua Maya pada dasarnya tak merestui pernikahan anaknya bersama dengan Abram dan ketidaksukaan mereka semakin parah saat mengetahui kalau putri mereka di talak oleh Abram.

Celine yang memiliki sifat sangat mirip dengan Abram menjadi bahan pelampiasan Nenek dan Kakeknya sendiri.

“Nangis lah sayang, aku gak akan melarang kamu nangis malam ini. Tapi aku minta setelah ini gak ada air mata yang jatuh dari mata indah itu.” Aditya mengelus surai panjang Celine.

Perlahan tangis Celine itu semakin tenang, usapan pada rambutnya yang diberikan Aditya berhasil membuat Celine semakin rileks. “Calon istri kamu ini egois banget kan mas?” tanya pelan Celine.

Aditya menggeleng “Enggak, menurut aku kamu gak egois mungkin lebih ke cemburu. Wajar kalau kamu cemburu sama Celena, wajar kalau kamu marah sama Papa kamu, tapi jangan berlebihan ya sayang. Bagaimanapun mereka tetap keluarga kandung kamu”

Celine kembali mengangkat kepalanya supaya bisa menatap netra Aditya “Anak perempuan bisanya akan lebih membutuhkan Ayahnya, tapi kamu gak mendapatkan hal itu jadi pantas kamu marah. Anak gadis mana yang tidak marah kalau dia di tinggal sendirian, tapi coba ingat lagi apa Papa kamu tau kalau Mama kamu sudah gak ada?”

Mendengar penuturan Aditya berhasil membuat Celine menggeleng “Apa Papa kamu tau kalau kamu di perlakuan dengan buruk oleh Nenek dan Kakek kamu?” Lagi-lagi Celine menggeleng.

“Papa kamu gak tau apapun, seandainya iya tau pasti dia akan mengajak kamu untuk tinggal bersama dengannya. Jadi ini bukan sepenuhnya kesalahan Papa kamu.”

Dalam Angan | Lengkap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang