Sadar

7.5K 616 1
                                    

Jam kini sudah menunjukkan pukul 12 siang, namun Celine belum juga beranjak dari duduknya padahal bel pulang sudah berbunyi dari 1 jam yang lalu. Dirinya masih sibuk dengan laptop yang ada di hadapannya.

“Bu Celine belum mau pulang, sudah siang lo bu” Tanya Ayu yang kini sedang membereskan mejanya yang sedikit berantakan akibat terlalu banyak kertas di atas meja itu.

“Belum bu, masih sedikit lagi”

“Kalau begitu saya duluan ya bu,” Ayu mengambil tas nya dan setelahnya berlalu begitu saja meninggalkan Celine seorang diri.

Yup, seorang diri. Kini Celine hanya tinggal sendiri karena semua guru yang ada di sekolah ini sudah pulang. Bukannya tak ingin pulang tapi ada satu hal yang harus iya lakukan, hal yang bisa di katakan penting.

Kini fokus Celine hanya tertuju membaca sebuah artikel yang ada di internet, artikel tentang Abram Wijaya. Papa kandung nya. Beberapa kali Celine tampak menghela nafas untuk menetralkan perasaannya.

Sampai fokusnya terganggu oleh ketukan yang datang dari pintu, Celine mengalihkan pandangannya menatap siapa yang menggangu nya.

Satpam yang bernama Anto itu kini berdiri di ambang pintu “Maaf menggangu bu,”

“Gak papa pak, ada apa ya pak?

“Anu buk, di depan ada yang nyari ibu. Laki-laki.” Celine mengerutkan keningnya setelah mendengar perkataan pak Anto, Celine merasa iya tak punya janji dengan siapapun. Karena iya tak pernah mendapatkan tamu terkecuali orang tua murid.

“Bapak kenal?”

“Saya gak kenal bu, saya rasa itu bukan orang tua murid yang belajar di sini”

“Ya udah, tunggu sebentar ya pak. Saya bersihkan meja saya dulu”

Pak Anto mengangguk lalu pergi kembali meninggalkan Celine yang kini mulai berkemas. Tak terlalu lama Celine berkemas, iya kini beranjak dari duduknya menuju pintu masuk sekolahan.

Celine mengedarkan pandangannya saat tak mendapati siapapun di sana, bahkan iya tak melihat pak Anto. Celine berjalan menuju pos tempat biasa pak Anto duduk dan berjaga namun lagi-lagi iya tak menemukan orang yang di cari.

“Pak.. Pak Anto!” panggil Celine dengan intonasi yang lebih tinggi dari biasanya.

“Pak Anto,”

“Pak....”

“Pak An, astaga!” seketika Celine terkejut saat berbalik dan hampir menabrak seorang pria berjas hitam. “Maaf, apa anda melihat satpam yang biasanya berjaga di sini?”

“Dia lagi di kamar mandi” Celine mengangguk perlahan. “Apa kau yang bernama Celine Angelina Wijaya?” tanya dingin pria itu.

Suara itu tampak sangat datar, Celine hanya bisa mengangguk kaku. Mengapa pria yang baru iya lihat pertama kali ini mengetahui nama lengkapnya. Menakutkan!

“Kau tau dari mana nama ku?!”

“Saya Kevin, tangan kanan Aldebaran yang notabenenya suami Nona Celena Angeline Wijaya. Anda di minta ikut dengan saya” Tangan kekar itu hendak menggenggam lengan Celine namun Celine memilih mundur untuk menghindari tarikan pria asing yang bernama Kevin itu.

“Saya tak mengenal anda, saya tak mengenal siapa itu Aldebaran. Jadi mengapa saya harus ikut anda, lebih baik anda pergi.”

“Tapi anda mengenal betul siapa itu Nona Celena bukan?”

Celine menghela nafasnya “Saya bisa pergi sendiri, aku tidak perlu ikut dengan mu. Dan lagian Nyonya Aliza sudah memberikan saya waktu untuk menenangkan diri, jangan pernah memaksa ku. Dan sekarang lebih baik kau pergi!”

Dalam Angan | Lengkap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang