Dentingan piano yang Celine mainkan kembali mengambil alih fokus para tamu undangan, semua orang menatap Celine takjub tak terkecuali Aldebaran yang sedari tadi setia menatap Celine.
Di hidup ini
Telah kusinggahi banyak cinta
Namun tak pernah aku temui cinta
Sekuat aku menginginkan diaHal hebat kurasakan
Kini dicintai seseorang
Yang ku pun mencintai
Itu sempurnaCeline tersenyum kecil sembari menatap prianya itu.
Takkan siakan dia
Belum tentu ada yang seperti dia
Satu dunia tahu aku bahagia
Banyak pasang mata saksinyaTakkan duakan dia
Belum tentu esok kan masih ada
Kesempatan tak datang kedua kalinya
Hargai dan jaga hatinyaCeline memejamkan matanya sebentar, sungguh iya sangat menyayangi pria yang sudah hidup dan besar bersamanya itu.
Celine tau kalau dirinya bukanlah gadis yang sempurna, iya bukalah gadis lemah lembut yang kerapkali orang lain mencantumkan kalimat itu pada dirinya, bahkan tak jarang Celine mereka iya bukanlah gadis yang tepat untuk Aditya.
Namun sosok pria seperti Aditya selalu mengatakan kepada Celine kalau gadis itu hanya milik Aditya, iya tak mau berbagi apalagi membagi.
Sesaat setelah membuka matanya, Celine tak lagi menemukan Aditya di tempatnya. Sempat Celine mencari keberadaan pria itu namun saat tatapan Celine bertemu pada Azzam dan Azzura iya hanya fokus pada kedua anak itu.
Celine kembali tersenyum.
Lampu yang tadi menyorot Celine padam, piano yang tadi Celine mainkan berhenti pada nada terakhir dan tepuk tangan yang gemuruh Celine dapatkan dari tamu undangan.
Tak ingin kembali berlama-lama di atas podium Celine beranjak dari tempatnya, namun sesaat setelah Celine berjalan menuju meja yang Azzam dan Azzura duduki, Celine dibuat terpaku oleh suara seseorang yang sangat iya kenal memanggilnya.
"Celine Angelina Wijaya_" Celine membalikkan tubuhnya menatap Aditya yang kini sudah berdiri beberapa langkah di belakangnya.
Aditya melangkah perlahan semakin mendekati Celine yang membeku "5 tahun yang lalu tepatnya saat aku baru saja menjadi seorang pilot dan kamu masih menjadi mahasiswi. Tanggal 22 November di lapangan sekolah kita dulu aku Aditya Nicholas Walther menyatakan perasaan ku pada mu_
_Dan kamu menerima ku, percaya gak percaya aku senang banget saat itu. Pada awalnya aku bingung dan takut, bingung apakah kamu memiliki perasaan yang sama seperti ku dan takut apakah setelah aku mengatakan perasaanku dan kamu menolak ku, apakah kita masih akan sama seperti hari-hari sebelumnya. Tapi untungnya kamu menerima ku."
Celine yang mendengar setiap penuturan Aditya hanya bisa membeku. Kejadian pada masa itu kembali terulang di benaknya.
"2 tahun setelah hari itu Papa meninggal dunia, aku tau kita semua sangat kehilangan Papa. Bahkan aku sendiri kacau karena beliau meninggalkan kita secara tiba-tiba, dan saat di periksa ke dokter ternyata Papa sudah menyembunyikan penyakitnya dengan sangat rapih. Hari itu aku ingat sekali aku membentak semua orang yang ada di rumah, semuanya tanpa terkecuali termasuk kamu_
_Maaf, sungguh itu penyesalan yang sangat mendalam bagi ku karena pada malamnya Papa datang ke mimpi ku dan memarahi ku. Dia mengatakan 'Mengapa kau membentak putri ku, dia gak salah! Jangan pernah buat dia menangis Adit! Malam itu juga aku lari ke kamar mu, masuk tanpa seizin mu dan memeluk mu. Aku mengucapkan banyak sekali kata maaf dan berjanji takkan pernah ada air mata yang keluar dari mata gadis kecil Papa Hans"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Angan | Lengkap
RomanceDia yang ku kenal sebagai penyelamat kini akan menjadi angan yang sama, dia akan tetap sama dan akan selalu seperti itu. Setiap kalimat yang keluar darinya mampu membuat ku tersadar kalau iya adalah yang terbaik, dan aku juga adalah hal yang terbaik...