M.S 4

37.4K 1K 4
                                    

Pagi menjelang, setelah sholat subuh tadi Nara kembali bergelung di kasur sampai jam menunjukkan pukul 6 pagi. Baru dia keluar dari dalam kamarnya dengan begitu malas-malasan

"tumben bangun pagi. Kemarin aja, nyonya rumah bangunnya jam 9" sindir Dira ketika melihat anaknya baru keluar dari kamar

Dia selalu saja serba salah di mata ibunya "duh, kemarin badan sakit semua bu. Sekarang udah nggak" jawabnya, lalu melangkah pergi ke dapur

Ketika sudah setengah 7 pagi dia di mintai tolong oleh ibunya untuk membeli sayur di pedangang yang biasa lewat di depan rumah saat pagi

"kaya nggak asing mukanya" ujar salah satu tetangga yang ikut membeli sayur, mereka memang tidak tau kalau Nara sudah pulang

"kamu Nara ya?" Celetuk yang lain, pertanyaan itu hanya di angguki oleh Nara dengan senyuman tipis

"eh serius, budhe pangling Lo Sama kamu. Sekarang putih cantik rambutnya panjang. Beda sama kamu pas jaman SMP dulu ya Nara" ucapnya

Nara hanya tersenyum dan mengangguk ringan, sewaktu SMA dia bersekolah di daerah lain. Selain untuk menempuh pendidikan di SMA yang jauh yang lebih baik dari pada SMA di kampungnya dia juga harus menjadi teman untuk adik bungsu dari ibunya yang habis bercerai dengan suaminya, setelah itu Tante Nara tidak berani untuk tinggal sendiri lagi makanya dia meminta Nara untuk menemaninya tinggal di sana.

"udah selesai kuliahnya?"

"sudah budhe"

"yo, Masya Allah. Bu Dira bentar lagi punya mantu sama cucu nih" gurau yang lain

Setelah selesai membayar belanjaannya Nara buru-buru pergi kembali ke rumahnya, dia malas bergaul dengan ibu-ibu seperti itu. Ketika sampai di dapur dia dengan santainya meletakkan belanjaannya di atas meja makan lalu setelahnya ingin melangkah ke depan

"hei-hei, mau kemana kamu" cegah Dira cepat ketika melihat anak gadisnya malah ingin pergi

Nara berhenti melangkah lalu berbalik "ke depan" jawabnya ringan

"lo, ibunya masak kok malah mau ke depan. Sini bantuin masak, ada-ada aja anak satu ini. Masa orang tuanya masak malah di tinggalin, liat tuh Fika anaknya Yu Dahlia rajin banget dia subuh-subuh jam 6 udah beres semuanya. Ibunya di rumah cuman santai-santai aja" gerutu Dira

*Yu : Mbak, kakak perempuan

Nara menghampiri ibunya "Nara nggak suka di banding-bandingin" ujarnya dengan suara lirih

"loh tujuan di banding-bandingin itu kan, supaya kamu maju. Ini apa?" Dira mengangkat 1 buah lengkuas untuk di tunjukkan ke anaknya

"ja-he" jawabnya ragu-ragu

"Nara, kamu waktu di kota nggak pernah masak ya?"

"masak kok Bu, masak. Aku makan sehat 5 Sempurna" jawabnya cepat, dia tidak berbohong dia bisa masak nasi dan air lalu makan sehat di warteg

"beneran, masa lengkuas di bilang jahe" cibir Dira

"mirip..." ujar Nara ragu-ragu

"Mirip apanya, beda baunya aja beda ini. Sini kamu!" Sentak Dira, lalu menjejerkan beberapa macam bumbu dapur ke anak gadisnya

Pagi itu Nara benar-benar di didik untuk belajar masak oleh ibunya

o§o
14. 49 PM

Keseharian Nara selama kembali ke kampung halamannya Masi sama saja, jalan-jalan paling banter mungkin sampai di depan rumahnya saja. Dia juga Masi belum sempat pergi ke rumah teman SMPnya, rencananya besok dia akan mengunjungi rumah salah satu teman dekatnya ketika di bangku SMP.

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang