M.S 29

22.8K 598 36
                                    

Mau tidak mau Nara melepas pakaiannya di dalam kamar dan hanya menggunakan sarung batik, padahal ketika menggunakan pakaian terbuka dia biasa saja. Tapi ketika hanya menggunakan sarung dia agak kurang nyaman kemudian dia keluar dari dalam kamar dan menghampiri arkan

“mamah sama papah di mana?"

Arkan yang duduk sembari bermain ponsel kemudian mendongak perlahan, dadanya langsung kembali berdebar “Oh man...itu kelihatan lembut" batinnya, dia jadi bertanya-tanya ketika melihat sarung batik yang di gunakan istrinya terlihat sempit atau mungkin alasannya karena tubuh istrinya yang terlalu mantap “tanya apa tadi?”

“mamah sama papah di mana?" Nara mengulangi pertanyaannya dengan pandangan datar

“mereka pergi, mas nggak tau kemana" Arkan kemudian bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah istrinya dari belakang

“... padahal cuman liat dada sama pantatnya, tapi kok bisa bikin ngaceng" Arkan mengelus kejatanannya dari luar celana “ pantes banyak yang ngelirik kamu dek”

Setelah sampai Nara duduk di tempat duduk pendek yang terbuat dari kayu, sedangkan Arkan menimbakan air untuk mengisi bak mandi agar istrinya bisa mandi

Ketika baknya penuh Arkan mundur dan bersandar di tiang kayu seraya bersidekap dada, Nara sendiri sibuk Melihat ke sana kemari takut-takut ada yang mengitip setelah di rasa aman dia kemudian menguyur tubuhnya

Arkan menarik sudut bibirnya dan memperhatikan Tengku istrinya, lalu turun ke bahu dan terakhir tentu saja pandangannya jatuh di gundukkan lembut yang mulai tercetak jalas karena sarungnya basah. Rasa-rasanya hanya Arkan yang bisa menahan ereksi sampai selama ini

Arkan dengan sabarnya menunggu istrinya selesai mandi, sampai akhirnya Nara selesai. Wangi sabun juga sudah menguar sampai Indra penciuman Arkan

Setelahnya Nara meminta sarung yang kering ke arkan untuk berganti, mana mungkin dia keluar dari ruangan mandi dengan menggunakan sarung basah yang basah setelah di gunakan untuk mandi

Arkan berjalan menghampiri dan memberikan sarung ke istrinya “tutup mata" ujar Nara memperingati

Arkan menurut dan setelah beberapa saat kemudian akhirnya Nara selesai berganti sarung.

“mas nggak mandi”

“nanti aja" jawab Arkan

Kemudian Nara masuk ke dalam kamar sendirian untuk mengenakan pakaian

Ketika malamnya setelah selesai makan malam Nara kembali hanya duduk di ruang tamu bersama suami, mertua dan mbok Nira. Untung saja kampung ini sudah di aliri listrik, ketika pokus mendengarkan kedua mertuanya bercerita Arkan tiba-tiba membaringkan kepalanya di atas pahanya

Jika saja tidak ada mertuanya Nara mengkin sudah mendorong kepala Arkan menjauh dari pahanya, tapi ketika menunduk Nara menyentuh hidung Bangir suaminya lalu memencetnya Arkan hanya pasrah dan bernapas melalui mulut

“nduk, kamu sama suamimu tidur di dalam kamar aja. Papah sama mamah tidur di sini aja” ujar Aidan

Nara menggeleng ketika melihat hanya ada tikar “nggak perlu pah, aku sama mas Arkan tidur di sini aja. Papah aja sama mamah tidur di dalam kamar” ucapnya menolak halus

“iya pah, aku sama nara tidur di sini aja” imbuh Arkan dengan mata terpejam 

“kalian tidur di dalam kamar aja, mamah sama papah tidur di sini. Nggak ada bantahan” kini Mona yang gantian angkat bicara

“iya"

Nara terkejut karena Arkan malah mengiyakan perintah orang tuanya “tapi mah"

“udah nggak apa-apa" Aidan mencoba meyakinkan menantunya

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang