M.S 51

14.4K 627 32
                                    

Nara hanya bisa memperhatikan ibunya yang terlihat begitu tersega-gesa saat  mengeluarkan seluruh barang-barangnya dari dalam lemari lalu memasukkannya ke dalam koper secara asal-asalan, setelah selesai Dira langsung ingin  membawanya keluar dari dalam kamarnya

“loh, Bu?”

Bertepatan dengan itu Arkan juga baru selesai mandi, untung saja ketika Arkan keluar dari kamar mandi dia sudah  terlihat  berpakaian lengkap

Dira sempat berhenti dan menoleh melihat Nara yang malah terdiam di tempatnya sembari menatap Arkan “ Nara. Ayo" ucapnya begitu tegas

Arkan melirik  kedua koper yang ada di tangan mertuanya “ koper-kopernya mau di bawa kemana bu?" Tanyanya melangkah  mendekati Nara

“Nara!. Ayo!!" Lagi-lagi Dira bersuara dengan nada yang begitu keras ke Nara

Nara sempat terkejut  lalu dengan segera melangkah mendekati  Ibunya, sedangkan Arkan Masi belum paham dengan situasinya saat ini. Dia justru hanya bisa  mengikuti langkah  istrinya “dek?" Panggilnya pelan

“Nara cepet!”

“iya bu”

“dek?" Arkan terus mengikuti dan tidak berani menahan istrinya ketika sedang berjalan di undakan tangga

“loh Dira, Ini kenapa?" Mona juga terlihat kebingungan saat melihat 2  koper berukuran besar ada di tangan besannya, dia lalu melihat ke Arkan yang sedang menahan lengan Nara

“minggir Mbak” Raut wajah Dira sudah sangat
Kesal, dia hanya ingin membawa Nara keluar dari rumah ini secepatnya

“iya, tapi ini koper-kopernya mau di bawa kemana?" Mona Masi kekeh menahan Dira di lantai satu

“mau saya bawa pulang,  Nara" Dira menoleh ke belakang dan mendapati Arkan juga menatapnya tidak terima

“mas lepasin" Nara mencoba melepaskan lengannya dari cekalan Arkan tapi tidak bisa karena Arkan tetap mengengam lengan Nara

“saya nggak paham sama sikap ibu sekarang" Arkan berujar sedikit gelisah ketika menatap mata Dira yang sarat akan kemarahan

“SAYA YANG NGGAK PAHAM SAMA SIFAT KURANG AJAR KAMU!!” Dira langsung saja membentak sembari menunjuk-nunjuk Arkan, kalau sudah terlalu marah dia bisa tidak berfikir rasional lagi. Ibu mana yang tidak merasa sakit hati ketika anak yang sedari kecil di rawat baik-baik lalu ketika menikah malah di perlakukan seenaknya, jika Dira hanya mendengar dari mulut seseorang mungkin saja rasanya tidak akan sesakit ini tapi dia melihat secara langsung bukti perselingkuhan yang ada di ponsel milik putrinya 

“Ibu" Nara memaksa ingin di lepaskan tapi arkan semakin kuat menahan lengannya

“lepasin tangan anak saya” Dira mendekati Nara dan memaksa Arkan untuk melepaskan tangannya dari lengan Nara

“Dira!, Ini sebenarnya ada apa?" Mona langsung mencekal dan membuat Dira menghadap ke arahnya

“Apanya kenapa?! Tanya anak mbak sama perempuan itu" Dira menunjuk Kinan yang berdiri tidak jauh dari keempatnya

Mona menyergit dan menatap Kinan sejenak“ jelasin Dira, ada apa ini. Saya nggak paham"

“oh mbak juga nggak tau ya, kalau Arkan sama perempuan itu selingkuh di rumah ini” ujar Dira

“omong kosong apa itu?" Semuanya lantas langsung menoleh ketika mendengar Suara Aidan

“Saya nggak bicara omong kosong ya Pak Aidan, Saya punya bukti perselingkuhan Mereka" dengan segera Dira menaktifkan ponsel Nara dan memperlihatkan Poto Arkan dan Kinan ke Mona

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang