M.S 45

12.2K 368 167
                                    

Saat Nara tidak mengumbris panggilannya, itu membuat emosi Arkan tersulut. Dengan segera dia ikut masuk ke dalam rumah, ketika kembali teringat dengan ucapan Nara yang mengatainya laki-laki tidak becus egonya terasa tersentil

“om Arkan”

Langkah Arkan terhenti ketika melihat salah satu  keponakannya tiba-tiba mencegat langkahnya

“om Arkan” hidung keponakan perempuannya Tampak memerah, matanya juga sembap, bahkan bibirnya melengkung kebawah dan sedikit bergetar karena menahan tangis

Melihat hal itu seketika otot wajah Arkan melemas, amarah yang tadinya timbul kini menguap begitu saja. Bagaimana  mungkin dia bisa marah di hadapan mahluk manis satu ini, Arkan kemudian berjongkok mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan mentari “kamu kenapa nduk?” tanyanya halus

“...aku di cubit sama ibu" adunya sembari mengusap-usap dan menunjukkan paha putihnya yang memerah sehabis di cubit oleh ibunya 

Arkan lalu mengusapnya pelan dan meniupnya sampai 3 kali “Besok pasti sembuh, sekarang mentari bobo ya soalnya udah malem. Om juga mau bobo” ujarnya

Mentari mengangguk pelan lalu berlari menuju ke ruang tengah, sedang di dalam kamar ibunya mentari sedang tidur bersama anak bayinya. Mentari yang kecil mana paham jika menutup wajah adik bayinya menggunakan kain adalah perbuatan yang salah

Setelah keponakannya pergi, Arkan melanjutkan langkahnya yang tertunda dengan perasaan yang lebih tenang. Jika saja dia tidak bertemu dengan keponakannya mungkin ketika sampai di dalam kamar dia dan Nara akan terlibat adu cekcok, dia membuka pintu perlahan dan menutupnya rapat-rapat tak lupa mengucinya. Dia kemudian melangkah mendekat dan duduk di pinggir tempat tidur yang ada di sisi Nara “Mas tau kamu belum tidur" nada suaranya terdengar rendah namun dalam

“aku mau tidur” dalam  keadaan mata yang masi terpejam Nara membalas ucapan Arkan dengan gumaman

Arkan menoleh kesamping seraya menghela  napas panjang, lalu kembali menatap Nara. Telapak tangannya kemudian mendekat dan mengusap pipi halus istrinya menggunakan jempol tangannya

“aku mau tidur mas” protes Nara dengan kening berkerut tanda bahwa dia sedang sangat kesal saat Arkan terus mengusiknya

Arkan tidak mengindahkan dia malah mendekat lalu  menundukkan kepalanya dan mencium pipi Nara begitu gemasnya

Saat Nara memberontak Arkan menahan kedua lengan istrinya di masing-masing sisi kepala Nara, dia tersenyum geli ketika melihat wajah mendung Nara bahkan bibir istrinya itu terlihat lancip “maaf sayang" ujarnya lalu melepaskan tangan Nara dan langsung berbaring di sisi kanan istrinya “sebelum tidur pipis dulu sana, nanti ngompol loh.” ucapnya di iringi senyuman jahil

“apasih" sedang Nara hanya menanggapi dengan desisan lalu memilih berbaring menghadap Arkan sembari memeluk guling begitu erat

•••

Arkan terbangun tepat setelah Nara selesai sholat subuh“Kok mas nggak di bangunin dek” ucapnya begitu tenang

“lupa" balas Nara santai tampa perlu repot-repot menoleh ke Arkan

Arkan kemudian turun dari tempat tidur “lupa apa sengaja " ujarnya tenang lalu melangkah masuk ke kamar mandi

Nara terlihat mencibikkan bibirnya dan meninju udara saat mendengar ucapan Arkan “lipi ipi singiji, IYA EMANG SENGAJA! KENAPA? NGGAK SENENG!" Ucapnya berani menantang jika Arkan tidak ada di sekitarnya “bangun sendiri kan bisa.
Aku aja nggak ada yang bangunin, bisa bangun. Emang dasarnya manja aja tuh orang” lanjutnya berujar sembari memukul dadanya pelan dengan gaya sedikit sombong

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang