M.S 48

13.5K 658 85
                                    

Ketika sedang mengupas kulit kentang Nara tiba-tiba di buat terkejut saat ada sepasang tangan yang memeluk perutnya dari arah belakang "jangan gini, nanti ada orang yang liat" keluhnya lalu berbalik

"humm" dengan ekspresi yang sedikit muram Arkan membalas dengan deheman "kenapa cuman mas Janu yang di bikinin kopi?" suaranya terdengar pelan namun dalam

"ya nggak papa, aku mau masak dulu" elaknya dan berharap agar Arkan akan segera pergi dari hadapannya

Arkan menutup matanya sejenak lalu menghela napas perlahan "Mas mau denger alasannya kenapa?" Desaknya

" aku pikir kamu udah di bikinin sama Mbak Kinan, biasanya kan gitu" jawab Nara begitu tenang "aku mau masak dulu terus makan" keluhnya lalu kembali berbalik memunggungi Arkan dan kembali melanjutkan kegiatannya, dia tidak lagi perduli kalau saja ada seseorang yang tiba-tiba datang ke dapur dan memergokinya

Arkan tidak bisa menampik bahwa selama beberapa hari ini, kinan memang selalu sigap membuatkannya kopi " tadi kamu juga sama sekali nggak noleh ke arah mas, " ujarnya lalu menjatuhkan dahinya di pundak Nara, menutup matanya kemudian mencoba menikmati rasa nyamannya

"Ayah?"

Arkan menoleh dan menjauhkan diri dari Nara "iya nak?" Tanyanya

"minta tolong, ambilin biji kacang ijo di dalam lemari atas. Kata nenek Ona ada di dalam situ" pinta Samuel merasa tidak nyaman dengan perilaku intens orang dewasa

Arkan dengan sigap langsung mengambilkan toples berisi kacang hijau di dalam lemari "kacang ijo buat apa?" Tanyanya kemudian

"sama guruku di suruh bikin karya seni dari kacang ijo" jawabnya

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan Samuel lalu pergi meninggalkan dapur dengan perasaan sedikit dongkol

"kalau ke sini cuman mau ngehambat orang yang mau masak mending pergi aja" usir Nara terang-terangan

"Butuh bantuan sayang?" Arkan berujar seperti suara bisikan

Nara langsung menghentikan kegiatannya ketika tonjolan keras di belakangnya terus saja menekan bokongnya "Kamu nggak kerja, dari kemarin masa di rumah terus" ucapnya

"hmm, kan belum di kasi bibir" balas Arkan

"aku mau masak"

Arkan lalu menjauhkan diri dari Nara dan lebih memilih memperhatikan istrinya yang sibuk memasak sesuatu, sudut bibirnya sedikit tertarik ketika melihat bibir Nara yang begitu lancip saat sedang merasa marah "kamu pernah BJ- in mas kan?" tanyanya kemudian

"beje apa?" Jawab Nara acuh tak acuh

" gengam punya mas yang di bawah, masa nggak paham si dek" ujar Arkan seraya mengulas senyum tipis menggoda istrinya

Nara menoleh "kamu belum pernah ngerasain di tabok sama teflon?" tanyanya sembari mengambil ancang-ancang mengengam ganggang teflon begitu erat

"kamu belajar itu dari mana?" Arkan kembali bertanya penuh selidik

"belajar?... belajar apanya, cuman liat dari vidio" jawabnya begitu spontan karena tidak terima di tuduh yang tidak-tidak

"pantes amatiran" gumam Arkan "kamu sering nonton video kaya gitu?" cecarnya lagi

"eng- gak kok" Nara mengelak cepat

"yang bener kamu?"

"iya, aku cuman nonton kalau ada yang ngirim-ngirim gitu. Nggak ngoleksi atau minta. lagian aku nggak terlalu suka yang video beje-beje gitu " papar Nara

Arkan mengangkat salah satu alisnya "siapa yang ngirim?"

Nara terlihat berfikir sejenak " temen perempuanku, dia baik kok." jelas Nara

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang