M.S 18

21.4K 636 8
                                    

“Mas nggak mau coba?" Nara Masi mencoba menawarkan padahal dia sudah mendengarnya dengan jelas bahwa Arkan tidak menyukai es dawet

“nanti kamu kurang"

“kurang? Beli lagi lah...penjualnya kan di depan mata ”

“yakin?" Tanyanya memastikan

“emm...”

Arkan kemudian mengangguk lalu mencoba es dawetnya, menggunakan sendok yang sama dengan Nara

Interaksi keduanya tak luput dari perhatian Yuyun dan Ayas, jujur saja. Yuyun benar-benar menyukai Arkan sejak lama, usinya saja Masi 24 tahun. Masi muda menurutnya dia juga merasa bahwa dirinya cukup cantik dan memiliki tubuh yang bagus dan tentu saja bisa menarik perhatian kaum pria tapi kenapa susah sekali baginya untuk membuat Arkan tertarik. Dan sekarang tiba-tiba Arkan malah membawa perempuan lain ke warungnya

“Yun!! Beli sambel kacang”

Semua orang di warung itu langsung menoleh ke arah wanita paru baya yang baru datang

“iya budhe Tini...” Yuyun membalas dengan begitu lesu

Wanita paru baya yang di panggil Budhe Tini itu agak terkejut ketika menoleh ke arah Nara dan Arkan, lalu karena penasaran dia duduk di seberang keduanya “ini pacarmu Arkan?" Tanyanya Tampa basa basi

Arkan menggeleng dengan senyuman tipis di bibirnya

Yuyun diam-diam terlihat tertarik mendengarkan pembicaraan antara budhe Tini dan Arkan

“ calon istri saya Budhe...”ujar Arkan kemudian

Ayas cukup di buat terkejut, dia tidak akan menyangka jika Arkan mengatakan kalimat itu sekarang setelah membujang begitu lamanya. Bahkan selama ini yang dia tau Arkan tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun, dan hal  yang lebih mencengangkan lagi  bahwa wanita yang dia sebut sebagai calon istrinya itu adalah Nara. Seperti ada yang mengganjal di hatinya, namun dia tidak ingin memperdulikan perasaan semu itu. Bahkan Yuyun sendiri di buat menegang, anggap saja dia sedang merasakan patah hati sekarang...“anu, warungnya mau saya tutup. Saya ngerasa lagi enggak enak badan ini" ucapnya tiba-tiba

Mendengar itu Budhe Tini segera berdiri kembali dan pergi mengambil sambel kacangnya di Yuyun  “langsung minum obat Yun, kamu nggak boleh sakit. Nanti kalau sakit, makan lontong pecelnya di mana...kan cuman daganganmu yang paling enak di kampung ini” ujarnya lalu melengos pergi meninggalkan warung

Nara juga begitu dia langsung menghabiskan es dawetnya dengan cepat

o§o

Setelah dari warung Yuyun, tentu saja Arkan langsung mengantarkan Nara pulang...

“nggak mau mampir dulu mas?” tanya Nara setelah turun dari motor

“emang boleh?”

“nggak boleh, mas Arkan nggak boleh mampir. Apa lagi sampe lewat depan rumahku" dia kesal karena Arkan malah bertanya lagi. Kalau tidak boleh mampir, dia tidak perlu repot-repot harus menawarkan

“ya udah, kalau kamu maksa” Arkan kemudian tidak jadi pulang dan memilih mampir walaupun hari sudah sangat sore

“nggak maksa loh ya, Aku nyuruh mas Arkan mampir tuh. Cuman buat basa basi doang" ujarnya

“ah yang bener?” Arkan tersenyum mendengarnya “pas di dapur sama mamah, ngapain aja dek?" Lanjutnya bertanya

“Cuman bantuin masak sama  cerita-cerita dikit juga" jawab Nara seraya membuka pintu utama rumahnya dan mempersilahkan Arkan masuk

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang