M.S 7

27.7K 834 10
                                    


Ketika hampir mangrib Nara baru pulang saat  sampai di rumahnya dia di marahi habis-habisan karena tidak ingat waktu. Ibunya juga mengatakan bahwa Farhan dan Reynald tadi siang datang lagi untuk mencarinya, tapi karena dia tidak ada di rumah dua anak kembar itu langsung pulang

Setelah selesai melaksanakan sholat isya, Nara  tetap mengenakan mukenanya. Tapi saat bersantai di tempat tidur dia mendengar seruan panggilan seseorang di luar rumahnya, kemudian dia segera bangkit dan keluar dari dalam kamar untuk menemui tamu yang datang, sebelum membuka pintu Nara mengintip lewat Jendela terlebih dahulu.  ketika tau siapa tamunya dia baru membuka pintu rumahnya. Nara lantas tersenyum maklum ketika Melihat dua anak kembar yang berdiri di hadapannya terlihat sangat antusias saat melihatnya

“Siapa Ra?!" Seru Dira yang dari Ruang tengah, wanita paru baya itu sedang menonton TV 

“Farhan sama Reynald Bu" jawabnya

“huu...tukang bohong, katanya besok kita di suruh ke sini lagi. Sekalinya di datengin malah pergi" Sindir Farhan terang-terangan

“em maaf, kakak lupa. Tadi kan jadwalnya ke rumah temen kakak, Ayo masuk, Mas Ayas silahkan masuk." Nara mempersilahkan sepasang ayah dan anak itu masuk ke dalam rumahnya

“nggak perlu, saya tunggu kamu di luar" Ayas lebih memilih duduk di teras rumah

Nara agak kesulitan ketika mencerna ucapan Pria itu, kemudian dia menoleh ke anak kembar yang sudah duduk di sofa dan menatapnya penuh harap

“kenapa nih?" Tanya Nara curiga

“pinjam tablet—nya  kak Ara" pinta Reynald dengan senyuman manis

“kancet, pinjam ya” Farhan sendiri sudah meraih ponsel Nara

Nara Kemudian masuk ke dalam kamarnya dan mengambil tabletnya yang terbilang sangat nganggur itu, setelahnya dia memberikannya ke Reynald. Dia agak ragu untuk keluar, makanya dia memilih tetap duduk menemani si kembar 

Setelah beberapa saat, Ayas yang sudah terlalu lama menunggu beranjak lalu berdiri di dekat pintu “Saya mau bicara sama kamu, Nara" setelah mengatakan itu dia kembali duduk...Ayas pikir perkataannya yang tadi sangat jelas tapi kenapa Nara malah tidak bisa mengerti

Mendengar itu, baru kemudian Nara berani keluar “Mas, di luarkan banyak nyamuk.." ujarnya lalu ikut duduk

“...bicara di dalam juga bukan ide yang bagus ” balas Ayas “Saya mutusin buat bisa lebih dekat sama kamu" ungkapnya terang-terangan

Nara menoleh cepat, sepertinya dia tau sifat blak-blakan Farhan menurun dari siapa “Tapi kenapa tiba-tiba?"

“tiba-tiba kenapa, bukannya kita Masi terikat perjodohan. Kalau nggak saling kenal dulu gi mana caranya tau, kita cocok atau nggak" jawab Ayas

“oh iya, bener juga. Duh  parno gini, kirain mas Ayas langsung mau ngajak nikah"

“nikah?” Ayas lantas tersenyum “memangnya, kedengarannya segampang itu...” ujarnya

Nara melirik sekilas “saya bisa sedikit paham, mungkin untuk sekarang Mas juga nggak terlalu mikirin soal perempuan. Karena pokus utama Mas Ayas  sekarang ada di Reynald dan Farhan. Tapi karena didikan laki-laki cenderung tegas jadi anak-anak juga butuh sosok ibu, keputusan Bu Ayu memang benar. Mas Ayas butuh pasangan buat ngerawat Rey sama farhan, tapi kalau mas Ayas nggak suka nggak perlu maksain buat nerima ” dia hanya berniat memberi nasehat, supaya Ayas berfikir bahwa hidup terus berjalan dan peran sosok perempuan di  perkembangan anak-anaknya sangatlah penting

Ayas mengulas senyum tipis “iya..." jawabnya singkat

“jangan nikahin perempuan kalau niatnya cuman buat ngurus mas Ayas sama anak-anak Mas"

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang