M.S 5

37.3K 860 17
                                    

“Farhan kalau itu abis, udah ya. Nggak boleh ngerebut punyanya Rey lagi” peringat Nara

“iya tau kok, Ayah udah sering ngingetin” balasnya dengan nada ketus seperti biasa

“assalamualaikum...”

Mendengar itu Nara, Rey, dan Arhan menoleh cepat “waalaikumsalam” jawab ketiganya dengan raut wajah keheranan

Ini Mas Dimas kan ya?"  batinnya  mengira-ngira

Adimas lantas meringis gemas melihat Rey dan Farhan “lagi makan apa kamu?” tanyanya kepada Rey

Sedang Nara malah menoleh ke Reynald yang tampak mengerjapkan matanya beberapa kali ke arah Adimas, sangat berbeda halnya dengan Farhan yang sudah kembali cuek bebek seperti biasanya sembari sesekali mengambil kue bagian Reynald lalu memasukkan ke dalam toplesnya dengan cepat

“makan kue...” jawab Rey dengan suara lirih

kemudian Adimas memilih melepaskan alas kakinya dan melangkah mendekati Reynald lalu berjongkok di hadapan anak itu “kamu sama Arhan ngapain di sini?" Tanyanya dengan raut wajah yang begitu teduh

“jalan-jalan" jawab Rey, dia kelihatan sangat kagum dengan pria di hadapannya

“Ayah mu di mana?" Tanya Adimas lagi

“Ayahku kerja, Om. Nanya Mulu kek Dora”  Arhan malah tersugut emosinya ketika mendengar pertanyaan sang kades

Adimas lantas tersenyum lebar ketika mendengar nada ketus yang terlontar dari anak berambut jabrik klimis  itu “iya...kan Om nanya karena penasaran Arhan. Kok dingin banget sih sama Om" ujarnya, lalu menoleh ke belakang dan agak sedikit mendongak agar bisa melihat ekspresi temannya. Tapi hal itu justru membuyarkan senyumnya karena menyadari tatapan intens temannya justru mengarah ke perempuan asing yang duduk di sebelahnya

Nara sendiri Masi setia menatap kelakuan Arhan yang dengan santainya mengambil kue Milik Rey Tampa di ketahui

“dek?” Adimas menyentuh pundak Nara untuk menyadarkan gadis itu dari tatapan herannya ke Arhan

“eh iya" Nara lantas langsung menoleh menatap Adimas bingung

“Bu Diranya ada?” tanyanya lagi sembari menarik tangannya menjauh, dia lalu menoleh ke belakang lagi dan malah langsung merima lirikan tajam dari temannya

“ada kok mas Dim—as. Ada, ibu saya di dalam bentar saya panggilin dulu" Nara segera beranjak dari duduknya lalu segera melangkah masuk menuju ke dapur untuk memanggil ibunya

“itu tadi siapa?” tanya Adimas ke Reynald

“Calon istrinya Ayah" jawabnya ringan

“ha?" Adimas lantas menoleh menatap Arkan, yang masi setia berdiri “tadi itu beneran calon istrinya Ayas?" Tanyanya

Arkan menoleh ke Adimas lalu menggeleng pelan “nggak tau ”jawabnya singkat

Cukup lama keduanya adu pandang, sampai akhirnya Adimas menganggap omongan Reynald tadi hanya candaan “Siapa yang bilang kalau itu calon istrinya ayah kamu?" Tanyanya lagi ke Reynald

“nenek Ayu" jawab Rey “Pak kades keren..” lanjutnya memuji Adimas dengan pipi sedikit memera karena malu

“ooo makasih, kamu juga keren. Tapi Om penasaran, Kamu seneng dong kalau udah mau  punya mamah baru..” ujar Adimas melontarkan kalimat godaan kepada anak dari temannya itu

Rey menggeleng “nggak” jawabnya singkat

Saat Adimas ingin bertanya lagi, tapi seketika urung karena kedatangan Nara “Mas, Pak...silahkan masuk dulu, ibu saya Masi sholat" ucapnya

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang