41 M.S

14.4K 608 143
                                    

Ketika pagi hari menjelang Nara memilih melangkah menuju ke balkon berniat ingin melihat lingkungan di sekitar rumah sampai antensinya terpokus ke Kinan yang sedang sibuk menyiram tanaman bunga milik Mona “loh?” pupil mata Nara lantas membesar lalu dengan segera dia buru-buru keluar dari kamarnya guna pergi menghampiri kinan “hadoh manusia satu ini, di situ kan  licin. Kalau nggak tau seluk beluknya dia bisa nyungsep ” gerutunya

“mbak Kinan hati-hati!” dia langsung berseru mengingatkan ketika sudah sampai di teras rumah

Bruk!

“ahkkkk” pekik Kinan karna tiba-tiba dia terpleset ..

benar saja dugaan Nara, dia langsung berlari mendekat dan melihat keadaan Kinan berbaring telentang di atas pelataran dengan seluruh pakaian yang basah kuyup karena air dari selang yang masi mengalir. Mungkin karena syok sampai-sampai Kinan Masi terdiam di posisinya, Nara segera mengangkat kepala kinan lalu melihat ke sana kemari “Mas...Mas Arkan!! Tolongin” serunya

Tepat sekali Arkan juga baru ingin pergi ke perkebunan, saat mendengar suara Nara memanggilnya dia segera melangkah terburu-buru menghampiri Nara yang masi setia duduk bersimpuh di atas kepala Kinan

“aduh...” Kinan akhirnya mengeluh kesakitan di tulang ekornya

“Duh gi mana nih” Nara melihat kedatangan Arkan “Mas gi mana?” tanyanya terlihat khawatir

“kok bisa sampe kayak gini si dek"  Arkan kemudian ikut berjongkok di sisi Kinan “kinan bagian mana yang sakit?" Tanyanya

“tulang ekor" cicitnya

“tenangin diri kamu, aku pindahin ke dalam rumah ya”

Setelah mendapat persetujuan dari Kinan Arkan secara perlahan menyelipkan tangannya di belakang lutut dan pungung Kinan dan langsung membawanya masuk ke dalam rumah

Setelah sampai di dalam kamar Kinan, Arkan lalu membaringkan Kinan di atas tempat tidur secara perlahan, Saat masuk ke dalam rumah tadi Mona, Aidan serta janu tampak ikut terkejut melihat keadaan kinan.

Arkan dan Nara sama-sama berada di kamar Kinan, keduanya hanya saling diam sedangkan Kinan Masi mengeluh lirih

“mas ke kamar dulu” pada akhirnya Arkan pamit keluar dan di balas Nara dengan anggukan kecil

Nara kemudian duduk di sisi tempat tidur “mbak tahan dulu ya" dia hanya bisa membantu menenangkan, sampai akhirnya Mona kembali ke kamar dengan membawa es batu serta handuk itu di gunakan untuk meredakan peradangan di tolong ekor kinan

Nara juga undur diri dan segera pergi menuju ke dalam kamarnya

“kamu kenapa nggak kasi tau ke Kinan kalau tempat itu licin"

Nara baru saja masuk ke kamar tapi Arkan sudah langsung mengintrogasinya, dia sempat terdiam sejenak lalu menutup pintu kamar secara perlahan “aku tadi udah mau kasi tau, tapi mbak Kinan udah keburu jatuh duluan”

Arkan melirik, tatapannya seperti meinyaratkan kekecewaan “kinan kan udah lama di sini, kenapa kamu nggak kasi tau dia Sebelum-sebelumnya" ujarnya begitu tenang

“ku pikir mamah Mona udah kasi tau...dia kan sering sama mamah" Nara menjawab seadanya, andai saja Arkan tau betapa kakunya Kinan terhadap dirinya

“lain kali kasi tau dia yang perlu di kasi tau, untung kepalanya nggak ke bentur...” ucapnya

“iya”

Kemudian Arkan bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari kamar...Nara sendiri hanya duduk di tepi tempat tidur sembari menatap balkon

Mas Suami ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang