Chapter 01

2.3K 165 11
                                    

Seorang pemuda tampan baru saja terbangun dari tidurnya. Ia segera menjalani rutinitas paginya lalu segera meninggalkan kamarnya di lantai dua. Ia menuju ke dapur dan membuat sarapan untuknya.

Ia membuat sandwich dan segelas susu. Setelah itu ia segera memakan sarapannya dalam diam.

"Tae?" Terdengar suara panggilan lembut dari arah belakang. Membuat pemuda itu segera menoleh dan tersenyum lembut kepada si pemilik suara.

"Eomma..." Panggil pemuda itu lirih.

"Kau sudah sarapan?" Tanya wanita cantik bertubuh mungil itu sambil mengusap kepala putra ketiganya.

"Ye, Eomma."

"Mengapa kau tidak sarapan bersama kami? Kau selalu sarapan sendirian sebelum Eomma sempat memasak untukmu."

"Gwaenchana, Eomma. Tidak usah mengkhawatirkan yang tidak perlu. Aku sudah terbiasa."

"Apa kau juga akan berangkat pagi lagi?" Tanya sang ibu dengan dahi berkerut. Pemuda itu mengangguk.

"Ye. Setelah ini aku akan berangkat."

"Tae-ya! Mengapa kau selalu seperti ini? Apa yang akan kau lakukan sepagi ini di kampus? Eoh? Kau bisa berangkat nanti."

Pemuda itu tersenyum. Ia segera melanjutkan sarapannya. Ia tidak menggubris pertanyaan sang ibu padanya.

Kim Taehyung, itu namanya. Usianya 23 tahun, seorang mahasiswa tingkat dua di Seoul University. Ia pemuda yang sangat baik hati dan sangat lembut. Tapi sikapnya sangat dingin dan sedikit berbicara. Seperti yang ia lakukan kepada ibunya tadi, ia hanya menjawab seperlunya saja. Setelah itu ia akan diam.

Taehyung melakukannya bukan karena benci, tapi ia hanya sudah terlalu terbiasa bersikap seperti itu. Sejak belasan tahun lalu, sikap ceria yang selalu ditunjukkannya tiba-tiba berubah.

"Aku berangkat, Eomma." Kata Taehyung sambil berdiri. Ia mencium kening sang ibu lalu beranjak meninggalkan perempuan itu bahkan sebelum sempat berbicara. Ia meraih tas punggungnya yang ada di kursi dan melangkah meninggalkan dapur. Setelah meraih kunci motor yang ia letakkan di atas bufet, pemuda itu segera meninggalkan kediamannya.

Kim Ye Jin menghela napas memikirkan putra bungsunya itu. Ia menyadari mengapa putranya bersikap seperti itu, tapi ia tidak mengerti mengapa ia selalu meninggalkan rumah pagi-pagi sekali dan pulang ke rumah saat waktu sudah larut malam.

Perempuan itu meraih piring yang tadi dipakai oleh Taehyung dan membawanya ke wastafel. Ia mencucinya dan meletakkan piring itu di rak piring. Setelah itu, ia segera memasak untuk suaminya dan kedua putranya yang lain.

Sekitar pukul tujuh pagi, semua makanan telah siap di meja. Satu persatu anggota keluarga Kim muncul di ruang makan.

"Achim." Ucap Kim Hyun Bin begitu memasuki dapur. Ia mencium kening sang istri dengan sayang.

"Achim, Yeobo-ya." Balas Ye Jin sambil meletakkan sendok dan sumpit di meja.

"Achim, Eomma, Appa." Ucap seorang pemuda dengan lesung Pipit di pipi kirinya sambil memasuki dapur. Ia segera menarik salah satu kursi dan duduk di sana.

"Achim, Joon." Jawab Hyun Bin dan Ye Jin bersamaan.

"Achim, Eomma! Achim, Appa!" Sebuah suara terdengar dari arah pintu dapur. Hyun Bin dan Ye Jin tersenyum melihat sosok putra sulungnya yang berjalan mendekat.

"Achim, Seokjin-ah." Ucap keduanya nyaris bersamaan. Pemuda itu mencium kening sang ibu lalu menarik kursi dan duduk di sana. Ye Jin juga segera duduk di kursi yang ada di samping Hyun Bin.

Kim Seokjin dan Kim Namjoon, itu adalah nama kedua pemuda tadi. Pemuda yang sangat tampan dan juga sangat cerdas. Hyun Bin dan Ye Jin sempat tak menyangka. Ternyata putra-putranya tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan.

(Don't) Leave Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang