Taehyung sedang membaca buku di kamarnya saat ponselnya berbunyi. Pemuda itu mengalihkan pandangannya dari buku menuju ke benda pipih berbentuk persegi panjang yang ada di hadapannya. Tertera nama Seokjin di layar benda itu. Ia segera mengangkat benda berwarna hitam itu dan menempelkannya di telinga setelah menekan ikon bergambar telepon berwarna hijau.
"Ye..."
"Hari ini aku akan pulang cepat. Segera siapkan makan malam untukku dan juga Joonie karena Eomma dan Appa tidak ada di rumah."
"Ne."
"Semua makanan harus sudah siap begitu aku sampai di rumah. Arasseo?"
Taehyung tak menjawab. Ia segera menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Saat ia hendak memutus hubungan telepon, tiba-tiba terdengar suara Seokjin bertanya.
"Mengapa kau diam saja?"
Pemuda berusia 23 tahun itu kembali mendekatkan ponsel yang dipengangnya di telinga.
"Ye?"
"Mengapa kau tak menjawab ucapanku?"
"Ne, Hyung. Aku akan membuatkan makan malam untukmu." Jawab Taehyung sambil memegangi tengkuknya menggunakan tangan kiri. Entah mengapa, ia merasa gugup saat mendengar suara Seokjin yang penuh penekanan.
Kali ini Taehyung benar-benar memutuskan hubungan teleponnya. Ia memperhatikan jam dinding yang ada di atas kepalanya. Sudah pukul lima sore. Pemuda dengan senyum kotak itu segera menutup buku yang tadi ia baca dan meraih kunci motor yang tergantung di tembok. Ia bergegas menuju swalayan demi mencari bahan masakan yang ia butuhkan.
Tak sampai satu jam, mungkin sekitar 40 atau 45 menit kemudian Taehyung sudah kembali ke mansion keluarga Kim. Tangan kanannya menenteng plastik besar berisi belanjaan yang baru saja dibelinya.
Seokjin biasanya pulang sekitar pukul sembilan malam, karena ia mengatakan akan pulang cepat, ada kemungkinan sekitar pukul tujuh ia sudah sampai rumah. Mengingat hal itu, pemuda berusia 23 tahun itu segera mempersiapkan bahan masakannya. Ada daging sapi, gurita dan juga daging babi. (Aku membuat ini tidak berdasarkan agamaku. Karena BTS adalah orang Korea dan juga bukan muslim, jadi aku menyebutkan daging babi sebagai bahan makanan yang biasa dijadikan masakan di sana.)
Tanpa membuang-buang waktu, Taehyung pun mulai memasak. Ia menyiapkan tiga masakan dalam waktu yang ia miliki. Yaitu bulgogi (masakan daging sapi panggang yang diiris tipis), tangsuyuk (tumisan daging babi yang menggunakan saus asam manis) dan nakji bokkeum (tumisan gurita pedas dengan sayuran). Ia sudah terbiasa memasak di dapur, jadi ia sudah tidak canggung lagi untuk mengolah makanan yang cukup menghabiskan waktu. Ia sangat cekatan dan mampu memasak beberapa masakan dalam sekali waktu.
Saat sedang mempersiapkan meja makan, terdengar suara pintu terbuka. Terdengar bunyi 'bib' beberapa kali menandakan bahwa nomor sandi rumahnya sudah ditekan. Tak lama setelah itu, sosok Seokjin dan Namjoon muncul di ruang tengah yang terlihat dari pintu ruang makan.
Taehyung bisa melihat bahwa kedua kakaknya itu sangat kelelahan. Wajah keduanya nampak begitu letih.
"Tae-ya!" Panggil Seokjin dari ruang tengah. Taehyung yang sudah melihat sosoknya segera datang dengan membawa dua gelas air putih di tangannya.
"Aku di sini." Ucap Taehyung datar sambil mengulurkan tangannya ke arah sang kakak, meyerahkan dua gelas air putih yang ia bawa.
Seokjin dan Namjoon menerima segelas air putih yang dibawa sang adik lalu meminumnya hingga lebih dari separuhnya.
"Makan malam sudah siap?" Tanya Namjoon sambil menyerahkan kembali gelas berisi sedikit air putih yang diminumnya pada sang adik.
"Ne. Semua makanan sudah siap. Aku hanya perlu meletakkannya di meja makan." Jawab Taehyung sambil menerima gelas pemberian Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Leave Me!
FanfictionCOMPLETED! Kim Taehyung awalnya merasa begitu kesepian. Karena kedua kakaknya, sejak kecil selalu memusuhinya. Setelah adiknya, Kim Jiwoo meninggal dunia, Kim Seokjin dan Kim Namjoon menjadi begitu membencinya. Mereka selalu menuduh bahwa pemuda itu...