Perasaan pemuda berusia 21 tahun itu sangat tidak nyaman. Apapun yang ia lakukan, ia merasa seolah-olah ada yang mengawasi. Sejak sosok Jimin menghilang dari rumah sakit dua hari yang lalu, sejak itu pula ia merasa ada yang sedang mengawasi gerak-geriknya.
Jungkook menghela napas. Ia merasa sangat aneh dua hari ini. Ia selalu merasa ada yang mengikutinya, tapi saat ia mencari di sekitar, tak ada siapapun yang terlihat mencurigakan.
Drt! Drt! Drt!
Ponsel di saku Jungkook bergetar. Ia meraih benda pipih itu dan memperhatikannya. Ada sebuah panggilan yang masuk. 'V Hyung' itu yang tertera di layarnya.
"Yeoboseo?" Jawabnya sambil merekatkan poster Jimin yang dibuatnya semalam di tembok. Kini ia sedang berada di daerah pasar.
"Mwo hae?"
"Hyung! Aku sedang menempelkan poster Jimin Hyung. Sudah dua hari sejak dia meninggalkan rumah sakit dan aku masih belum bisa menemukan keberadaannya."
"Mworagoyo?"
"Kau tau Hyung, Jimin Hyung dua hari lalu tiba-tiba menghilang dari rumah sakit. Aku sudah mencarinya di apartemen, tapi dia tidak ada di sana. Petugas di sana mengatakan bahwa Jimin Hyung masih belum kembali sejak kau membawanya pergi."
"JEON JUNGKOOK!"
Bentakan Taehyung membuat pemuda itu terkesiap. Ia terkejut, tak menyangka jika kakaknya itu akan membentaknya.
"Apa maksud ucapanmu tadi? Jimin menghilang dari rumah sakit?"
Jungkook seketika langsung menepuk mulutnya sendiri menggunakan punggung tangan kirinya yang penuh dengan poster Jimin. Ia tidak sadar telah mengatakan kenyataan bahwa Jimin menghilang pada Taehyung.
"H-hyung...."
"Mengapa kau tak mengatakan apapun padaku saat kau tahu Jimin menghilang?"
"Mianhae, Hyung. Aku hanya tidak ingin membuat Hyung khawatir. Hyung kemarin sedang demam, aku tidak ingin keadaan Hyung memburuk karena mendengar kabar buruk dariku. Mianhae...."
"Neo eodiya? Kau baru saja sembuh, Tae!"
"Mianhae, Hyung! Aku harus mencari Jimin. Aku..."
"Andwae! Kau masih lemas. Kau tidak akan bisa mengendarai motor."
"Aku bisa, Hyung. Jebal... Aku harus mencari Jimin...."
"Sekali Hyung bilang tidak ya tidak. Kau jangan membahayakan hidupmu hanya untuk Jimin! Kau harus memikirkan keadaanmu juga."
Jungkook merasa bersalah. Percakapan yang didengarnya barusan menandakan jika Taehyung bergegas pergi begitu mengetahui kabar Jimin darinya. Namun, entah itu Seokjin atau Namjoon, saudara Taehyung itu sepertinya berhasil menghentikannya.
Pemuda bergigi kelinci itu memutuskan hubungan telepon. Ia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya sekaligus ingin segera pulang ke rumah. Perasaannya benar-benar tidak enak saat ini.
•••
Yoongi baru saja tiba di rumahnya setelah seharian bekerja di rumah sakit. Ia duduk di sofa, menghilangkan penat sebentar sebelum menuju ke kamarnya.
"Kau sudah pulang, Hyung?" Tanya Jimin saat keluar dari kamarnya yang di sediakan oleh Yoongi dua hari yang lalu.
"Eoh. Aku lelah sekali. Hari ini banyak sekali pasien yang datang ke rumah sakit." Jawab Yoongi sambil memejamkan kedua matanya.
"Biar ku ambilkan minum."
"Jimin-ah!"
"Ye?"
Yoongi membuka matanya. Ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan menunjukkannya pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Leave Me!
FanfictionCOMPLETED! Kim Taehyung awalnya merasa begitu kesepian. Karena kedua kakaknya, sejak kecil selalu memusuhinya. Setelah adiknya, Kim Jiwoo meninggal dunia, Kim Seokjin dan Kim Namjoon menjadi begitu membencinya. Mereka selalu menuduh bahwa pemuda itu...