Mata Namjoon terbelalak melihat pergelangan kaki Taehyung yang memerah. Ia segera memapah sang adik untuk duduk di kursi yang ada di dekatnya.
"Kau tidak akan bisa berjalan dengan kaki seperti ini, Tae-ya. Aku akan membawamu ke rumah sakit supaya luka di kakimu bisa diobati." Kata Namjoon sambil mengeluarkan ponselnya yang ia simpan dalam saku setelah tadi sempat terjatuh saat Taehyung menyelamatkannya.
"Ye..." Jawab Taehyung menuruti kata-kata sang kakak. Kakinya benar-benar terasa sakit. Jika ia memaksakan diri, nanti kakinya bisa semakin parah.
Pemuda bermata elang itu memperhatikan kaki kirinya yang memerah. Ia mencoba menyentuh di bagian yang tidak memar, tepatnya di atas mata kakinya. Tapi saat ujung jari tangan kirinya menyentuh kulit, ia merasakan rasa sakit yang teramat sangat. Ia sampai mendesis karena rasa sakit itu.
"Ne, Hyung. Aku akan membawa Tae ke rumah sakit. Bisakah Hyung datang menjemput?"
Taehyung menoleh ke arah Namjoon yang berbicara dengan sulungnya di telepon.
"Aku akan menceritakan apa yang sudah terjadi pada Tae saat kita bertemu, Hyung. Kau akan datang kan?" Ucap Namjoon sambil menatap Taehyung yang sedang menatapnya.
"Aku akan membawa Tae ke rumah sakit Seoul. Ye. Ye..."
Namjoon terlihat mengantongi ponselnya sambil melangkah mendekati sang adik. Ia meraih tas punggungnya yang ia letakkan di samping bungsunya.
"Hyung akan memanggil taksi." Kata pemuda berusia 25 tahun itu yang segera dijawab anggukan oleh Taehyung. Ia menatap punggung sang kakak yang menuju ke tepi jalan raya demi menghentikan taksi. Beruntung, tak lebih dari tiga menit saja Namjoon sudah mendapatkan taksi.
"Kajja, Tae-ya!" Seru Namjoon sambil mengalungkan lengan sang adik di tengkuknya.
"Pelan-pelan!" Tegur Namjoon lagi saat melihat sang adik seperti terburu-buru.
Taehyung melihat sopir taksi berdiri di dekat pintu belakang dan membukakan untuknya dan sang kakak yang hendak masuk mobil.
"Kamsahabnida." Kata Taehyung begitu ia duduk di kursi belakang. Sopir itu tersenyum lalu menutup pintu mobil setelah Namjoon duduk di sampingnya.
"Rumah sakit Seoul, ajeossi." Ucap Namjoon setelah memastikan ia sang adik memasang sabuk pengaman.
"Ye..."
Setelah berkendara kurang lebih sekitar lima belas menit, taksi pun akhirnya memasuki halaman rumah sakit. Namjoon dan Taehyung segera turun dari mobil setelah membayar biaya perjalanan yang disebutkan oleh sang supir.
"Jamkkanman, Hyungie! Kakiku sakit sekali." Seru Taehyung sambil berhenti melangkah. Wajahnya terlihat meringis dengan keringat membasahi keningnya. Namjoon segera mengajak sang adik untuk duduk di kursi yang ada di lobi rumah sakit dan mengecek kondisi pergelangan kaki kiri Taehyung yang terlihat semakin memerah.
"Tunggulah di sini! Hyung akan mendaftarkan namamu lebih dulu." Kata Namjoon. Taehyung mengangguk dan membiarkan sang kakak menuju ke bagian pendaftaran. Tak lama, hanya sekitar sepuluh menit saja Namjoon sudah kembali.
"Kau mendapat urutan nomor 27, Tae. Perawat akan memanggilmu jika kau sudah mendapat giliran."
"Gumawo, Hyung..." Kata Taehyung sambil tersenyum. Namjoon yang masih belum terbiasa dengan senyuman sang adik tiba-tiba menjadi kikuk. Akhirnya ia mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mencarikan minum adiknya itu.
"Igeo. Kau pasti haus karena sejak tadi kau sangat tegang." Kata Namjoon sambil menyerahkan air mineral dalam gelas kertas yang ia dapat setelah menemukan tempat air minum yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Leave Me!
FanfictionCOMPLETED! Kim Taehyung awalnya merasa begitu kesepian. Karena kedua kakaknya, sejak kecil selalu memusuhinya. Setelah adiknya, Kim Jiwoo meninggal dunia, Kim Seokjin dan Kim Namjoon menjadi begitu membencinya. Mereka selalu menuduh bahwa pemuda itu...