"Pastikan kau menghabiskan obatmu, Taehyung-ssi. Kau harus benar-benar beristirahat dan jangan memikirkan hal yang berat!" Ujar dokter yang memeriksa keadaan Taehyung di rumah sakit. Taehyung mengangguk lalu berdiri dengan bantuan Seokjin. Keduanya segera berpamitan pada sang dokter dan bergegas menuju ke apotek demi menebus resep obat yang telah diberikan.
"Hyung..." Panggil Taehyung pelan.
"Hm? Seokjin menoleh dan menatap sang adik. Kini keduanya berjalan meninggalkan apotek setelah menerima obat.
"Mumpung kita ada di sini, kita pergi menjenguk Jungkook dulu, ya?"
"Tae...."
"Jebal, Hyung! Aku benar-benar ingin melihat keadaannya."
Seokjin menghela napas. Lebih baik ia menuruti permintaan bungsunya itu dari pada membuatnya terus kepikiran. Ia tidak ingin Taehyung bertambah sakit.
"Arasseo. Kita jenguk Jungkook dulu sebelum pulang. Geundae ... hanya sebentar saja, okay? Kau harus segera beristirahat di rumah."
"Ye. Gumawo, Hyungie...." Ucap Taehyung lalu tersenyum.
Melihat sang adik tersenyum, Seokjin juga tersenyum. Ia mengusap-usap kepala Taehyung dengan sayang.
"Kamar Jungkook di sebelah mana?" Tanya Seokjin. Taehyung menunjuk sebelah kiri.
"Kita lewat sini, hyung." Jawab Taehyung sambil menunjukkan jalan menuju ke kamar Jungkook. Seokjin mengikuti langkah sang adik.
Tak lama kemudian, dua pemuda itu tiba di ruang rawat Jungkook. Seokjin memperhatikan Taehyung yang terlihat pucat dan kelelahan. Ia hanya berjalan sebentar, tapi wajahnya seolah-olah mengatakan bahwa ia baru saja berjalan jauh. Mungkin itu karena kondisinya yang sedang sakit.
Taehyung mengetuk pintu. Tanpa menunggu jawaban, pemuda itu segera masuk kamar diikuti oleh Seokjin di belakangnya.
"Omo, Taehyung-ah!" Sebuah sapaan terdengar dari dalam kamar. Hyo Jin terlihat mendekat ke arah pintu.
"Selamat siang, Ajumma. Aku ingin menjenguk Kookie lagi. Tidak apa-apa kan?" Tanya Taehyung pelan. Hyo Jin mengangguk.
"Tentu saja. Masuklah!" Jawab perempuan itu lembut. Kemudian tatapannya beralih ke arah Seokjin yang ada di belakang Taehyung.
"Nugusibnika?" Tanya Hyo Jin sopan.
"Ah, ini kakakku, Ajumma. Uri Hyungdeul, Kim Seokjin." Jawab Taehyung memperkenalkan Seokjin pada Hyo Jin.
"Annyeonghasibnikka, Ajumma." Sapa Seokjin sambil membungkukkan badannya.
"Annyeonghasibnikka. Terimakasih karena sudah datang untuk menjenguk Jungkook. Sepertinya Jungkook sudah banyak merepotkanmu. Gumawo."
"A-aniya, Ajumma. Justru aku yang seharusnya berterimakasih. Tae-lah yang selalu merepotkan Jungkook. Dia selalu membuat Jungkook mengkhawatirkannya." Sangkal Seokjin. Hyo Jin tersenyum.
"Aku tidak menyangka Taehyung akan datang lagi hari ini. Dia juga sedang sakit, kan? Kemarin siang Jungkook mengatakan kalau Taehyung sedang demam." Tanya Hyo Jin sambil mempersilakan Seokjin untuk duduk di sofa yang ada di tengah ruangan sementara Taehyung mendekati Jungkook yang masih tertidur.
"Majseubnida. Tadi pagi demamnya naik lagi, Ajumma. Padahal, sebelumnya demam anak itu baru mulai agak turun. Ini, kami baru saja dari dokter di bawah."
Seokjin menunjukkan plastik berisi obat-obatan yang tadi didapatnya dari apotek pada Hyo Jin. Perempuan itu terkejut.
"Geurae? Kalau begitu apakah kondisi Taehyung baik-baik saja? Seharusnya dia tidak usah kemari jika memang sedang sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Leave Me!
FanfictionCOMPLETED! Kim Taehyung awalnya merasa begitu kesepian. Karena kedua kakaknya, sejak kecil selalu memusuhinya. Setelah adiknya, Kim Jiwoo meninggal dunia, Kim Seokjin dan Kim Namjoon menjadi begitu membencinya. Mereka selalu menuduh bahwa pemuda itu...