Pulang dari kampus, Jungkook menuju ke rumah sakit. Ia membawa keranjang berisi buah-buahan untuk diberikan kepada Jimin. Mengingat apa yang terjadi antara dirinya dengan sang sahabat, Ia sebenarnya malas untuk datang. Ia masih kesal. Meskipun begitu, ia tidak bisa membiarkannya sendirian. Ia yakin, tidak ada yang menjenguknya di rumah sakit selain dirinya.
Tok! Tok! Tok!
Jungkook mengetuk pintu ruangan Jimin dirawat, tapi tak ada jawaban. Ia membuka pintu dengan hati-hati supaya tak menimbulkan suara. Terlihat seorang wanita menoleh ke arahnya. Jungkook terkejut.
"Nugusibnika?" Tanya perempuan itu sambil berdiri dari posisi duduknya.
"Mianhabnida. Geundae... Bukankah ini kamar Jimin dirawat? Dia seorang pemuda yang seusia denganku. Tubuhnya sedikit lebih pendek." Tanya Jungkook sambil mendeskripsikan seperti apa sosok Jimin.
Melihat raut wajah yang ditunjukkan oleh perempuan itu, jelas terlihat bahwa ia tidak tahu.
"Mian. Aku tidak tahu siapa yang kau maksud. Baru sore tadi aku dan anakku menempati ruangan ini." Jelas perempuan itu. Jungkook membungkukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf.
"Mianhabnida. Aku benar-benar tidak tahu. Kalau begitu aku permisi."
Jungkook segera pergi dari ruangan itu dan menuju ke lobi rumah sakit. Ia ingin bertanya di bagian informasi mengenai Jimin.
"Pasien bernama Park Jimin sudah meninggalkan rumah sakit siang tadi." Kata salah staf rumah sakit saat Jungkook bertanya.
"Mwo? Bagaimana mungkin pihak home house sakit mengijinkan pasiennya untuk pulang saat kondisinya belum begitu baik? Jimin Hyung baru saja menjalani operasi kan?" Tanya Jungkook dengan lantang hingga membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menoleh ke arahnya.
"Mohon maaf. Kami bukannya menyetujui permintaan pasien untuk pulang begitu saja. Pihak kami terpaksa menyetujui permintaannya karena pasien mengancam akan menyakiti dirinya sendiri jika ia tidak diijinkan pulang."
"Mwo?"
"Pasien mencoba menusuk lehernya sendiri dengan garpu saat pihak dokter dan perawat melarangnya untuk meninggalkan rumah sakit. Jadi, demi menjaga keselamatan pasien, kami terpaksa mengijinkan permintaannya untuk keluar dari rumah sakit."
Jungkook hanya bisa menghela napas sambil meremas rambutnya sendiri menggunakan tangan kanannya yang bebas sementara tangan kirinya memegangi keranjang buah-buahan yang tadi di bawanya.. Ia benar-benar tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Jimin. Dalam kondisinya yang masih belum sembuh benar, tiba-tiba ia memaksa keluar dari rumah sakit. Apa yang akan dia lakukan di rumah saat sedang sendirian? Siapa yang akan mengurusnya jika di apartemennya saja tidak ada orang?
Pemuda bergigi kelinci itu pergi setelah berpamitan dengan staf rumah sakit. Ia ingin mencari Jimin di apartemennya. Ia benar-benar mencemaskan kondisi sahabatnya itu. Namun sayang, saat ia tiba di apartemen, ia tidak bisa menemukan Jimin. Tempat itu masih kosong. Setelah ia bertanya pada pihak sekuriti, katanya Jimin masih belum pulang sejak dibawa oleh Taehyung dan kakaknya pergi dalam kondisi tak sadarkan diri.
Perasaan pemuda tampan itu benar-benar kacau. Selain Taehyung, ia tidak mengenal siapa saja orang yang dikenal oleh Jimin. Kakaknya itu sama seperti Taehyung, ia tidak pernah menceritakan apapun tentang dirinya sendiri.
Jungkook merutuki kebodohannya sendiri. Mengapa selama ini ia tidak pernah bertanya apapun tentang Jimin? Mengapa selama ini ia hanya menunggu dan berharap jika pemuda itu akan mengatakan sesuatu padanya dengan sendirinya tanpa harus dipaksa seperti apa yang dilakukannya pada Taehyung setahun lalu?
Ya. Jungkook benar-benar memaksa Taehyung menceritakan semua masalahnya sekitar setahun yang lalu. Ia membuat pemuda itu mengatakan semuanya, tak peduli meskipun ia akhirnya membuat kakaknya itu menangis. Ia tidak ingin melihat Taehyung menderita seorang diri. Sudah cukup ia melihatnya begitu banyak merasakan rasa sakit karena masalah yang dihadapinya. Karena itulah ia merasa sangat senang setelah mengetahui hubungan Taehyung dengan kedua kakaknya sudah membaik. Taehyung tidak mengatakan apa-apa, ia hanya mengetahuinya melalui perubahan yang terjadi pada kakaknya itu yang menjadi lebih sering tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Leave Me!
FanfictionCOMPLETED! Kim Taehyung awalnya merasa begitu kesepian. Karena kedua kakaknya, sejak kecil selalu memusuhinya. Setelah adiknya, Kim Jiwoo meninggal dunia, Kim Seokjin dan Kim Namjoon menjadi begitu membencinya. Mereka selalu menuduh bahwa pemuda itu...