Epilog

1.1K 104 19
                                    

Taehyung saat ini sedang berada di kantor polisi. Ia ingin mengunjungi Jimin untuk yang terakhir kali sebelum ia dan keluarganya pindah dari Seoul.

Dengan seorang petugas, Jimin muncul di sebuah ruangan yang di batasi dengan kaca. Taehyung menatap pemuda itu tanpa ekspresi.

"Tae-ya. Kau datang mengunjungiku." Ucap Jimin sambil tersenyum canggung.

"Eoh. Aku mengunjungimu, Jimin-ssi."

"Mengapa kau memanggilku seperti itu? Kau bisa memanggilku seperti biasanya, Tae-ya."

Taehyung tak menjawab. Ia hanya diam saja.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja. Bagaiman denganmu?"

"Kau bisa melihatnya sendiri."

"Syukurlah. Aku senang kau baik-baik saja."

"Wae? Apa kau pikir aku akan mati setelah semua yang sudah kau dan ayahmu lakukan padaku?" Tanya Taehyung sambil mendekatkan wajahnya ke arah kaca. Jimin menggeleng.

"A-aniya. Aku tidak pernah berpikiran begitu. Mian. Gara-gara perbuatanku dan Abeoji, kau harus kehilangan saudaramu. Aku benar-benar menyesal, Tae-ya."

"Lupakan. Aku tidak ingin membahas ini."

"Jebal, Tae-ya. Setidaknya dengan kau memaafkan aku, aku akan terlepas dari rasa bersalah yang sudah membelengguku." Pinta Jimin yang membuat Taehyung tersenyum miring.

"Kau bisa membawa rasa bersalah itu sampai mati. Jimin-ssi." Ucap Taehyung dingin. Mendengar nada suara Taehyung, Jimin membeku.

"Arasseo. Aku akan memaafkanmu." Ucap Taehyung sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi tempatnya duduk saat ini.

"J-jinjja? A-apa kita bisa bersahabat lagi seperti dulu?" Tanya Jimin dengan penuh harap. Taehyung menatap Jimin tajam.

"Kau tahu. Apa yang ada di pikiranku sangat berbeda dengan yang ada di hatiku. Di pikiranku, aku bisa memaafkanmu. Tapi di hatiku, aku tidak akan pernah memaafkan orang-orang yang sudah membuat Joonie Hyung terbunuh. Yaitu kau dan juga ayahmu. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah memaafkan kalian."

Taehyung berdiri.

"Pikiranku benar-benar sudah memaafkanmu. Tapi untuk bisa bersahabat kembali denganmu, mian, aku tidak bisa. Taehyung yang bersahabat denganmu dulu sudah mati."

Jimin hanya bisa menatap Taehyung yang sangat dingin dengan mata berkaca-kaca. Kini ia benar-benar kehilangan seseorang yang benar-benar peduli padanya.

"Aku pergi. Aku hanya ingin melihatmu untuk yang terakhir kali sebelum pergi." Ucap Taehyung kemudian pergi dari tempat itu.

"Tae-ya! Tae-ya!" Panggil Jimin sambil mengetuk kaca yang menghalangi. Ia tidak ingin Taehyung pergi dengan menyimpan dendam padanya

Taehyung menghela napas. Ia membungkukkan badannya sebagai tanda terima kasih pada petugas kepolisian yang sedang berjaga. Setelah itu, ia meninggalkan kantor polisi demi menuju ke rumahnya. Mulai hari ini ia dan keluarganya akan pindah ke rumah mereka yang baru.

Di rumah yang lama, terlalu banyak kenangan Namjoon di dalamnya. Mereka tidak bisa mengatasi kesedihan karena kehilangan sosoknya. Rumah itu tidak dijual. Mereka akan menempatinya lagi jika perasaan mereka sudah menjadi lebih baik.

"Saranghae, Hyung. Annyeong..." Ucap Taehyung sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah itu bersama Seokjin, Hyun Bin dan Ye Jin. Mereka ingin menempuh kehidupan mereka yang baru, supaya mereka bisa menghadapi kematian Namjoon dengan hati yang lebih lapang.

@@@

Finish.

Cerita ini benar-benar selesai. Sampai jumpa lagi, Yeorobun... Kamsahabnida 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Buat teman-teman yang suka memberi vote di bagian bab 41 dan Epilog saja, semoga teman-teman lebih diberi kesadaran untuk menghargai karya seseorang. Menulis sebuah cerita membutuhkan banyak pikiran, waktu, usaha dan juga kerja keras. Jadi, bacalah cerita itu dari awal. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

.: 16 April 2022 :.

(Don't) Leave Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang