Chapter 33

652 89 7
                                    

Sudah tiga hari Taehyung berada di rumah. Kemarin ia dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Masih belum ada perubahan signifikan pada pemuda itu pasca keluar dari rumah sakit. Ia masih sangat pendiam. Tapi kini ia sudah mau merespon ucapan dari keluarganya.

Taehyung melihat benda pipih berbentuk persegi panjang yang ada di atas nakas. Ia meraih benda itu dan mencoba menyalakannya. Rupanya benda itu mati. Entah kapan terakhir kali Taehyung menyentuh benda itu. Ia tidak ingat.

"Tae?"

Terdengar suara yang memanggil namanya. Taehyung menoleh dan melihat sosok Seokjin tengah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Hyung boleh masuk?" Tanya Seokjin lembut. Taehyung mengangguk. Seokjin tersenyum dan menutup pintu. Ia segera mendekati sang adik yang sedang duduk di tepi ranjang.

"Mwo hae?" Tanya Seokjin sambil duduk di sisi Taehyung. Pemuda itu menunjukkan ponselnya pada sang kakak.

"Kenapa dengan ponselmu?" Tanya Seokjin sambil meraih ponsel itu di tangannya. Ia menekan tombol power, tapi ternyata tidak bisa.

"Baterai ponselmu habis." Ucap Seokjin lalu berdiri. Ia men-charge baterai ponsel Taehyung dan meletakkannya di atas meja.

"Mian, Hyung lupa tidak memperhatikan ponselmu saat kau sakit." sesal Seokjin. Taehyung menggeleng.

"Tae-ya." Panggil Seokjin pelan saat adiknya itu diam saja. Taehyung langsung menatapnya.

"Boleh Hyung bertanya sesuatu?" Tanya pemuda berbahu lebar itu yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari bungsunya.

"Apakah yang telah menyakitimu beberapa waktu lalu adalah Lucas dan teman-temannya?" Tanya Seokjin pelan yang membuat tubuh Taehyung menegang.

"Maj-a?" Tanya Seokjin lagi dengan yakin. Taehyung tak menjawab. Seketika ia menjadi gugup dan tak bisa menatap mata sulungnya.

Dua hari yang lalu, Seokjin akhirnya bisa mendapatkan rekaman CCTV area taman dekat kampus. Dalam beberapa rekaman yang ia terima, ia mendapati sebuah rekaman yang merekam adegan saat Taehyung diculik dan dimasukkan ke dalam mobil dalam kondisi tak sadarkan diri. Entah penculik itu lupa atau benar-benar bodoh, plat nomor yang ada di mobil itu ternyata asli. Setelah Seokjin meminta tolong pada salah satu rekannya yang seorang polisi, akhirnya ia mengetahui data pemilik mobil itu beserta alamatnya.

Seorang diri, kemarin Seokjin mendatangi alamat sang pemilik mobil. Awalnya, Seokjin bertanya baik-baik dan sopan. Namun karena sang pemilik mobil justru bertindak kasar dan berusaha menutup-nutupi, akhirnya pemuda itu harus mengancamnya. Dengan sebuah pistol yang sebenarnya hanyalah pematik api, Seokjin pun bisa bertemu dengan orang yang sudah mengendarai mobil itu.

Dia seorang pemuda, mungkin usianya hampir sama dengan Taehyung. Saat Seokjin menanyakan siapa yang sudah menyuruh pemuda itu untuk menculik Taehyung, ia mendapatkan nama Lucas dan kawan-kawannya dari bibir sang pemuda.

"Tae-ya!" Panggil Seokjin sambil memegangi bahu sang adik dengan kedua tangannya. Ia membuat adiknya itu untuk menatap matanya.

"Mengapa kau harus menutupi hal ini dari Hyung, eoh? Seharusnya kau berterus terang supaya Hyung bisa mengambil tindakan yang tepat." Tanya Seokjin dengan dahi berkerut. Taehyung menunduk penuh sesal. Ia tak berani menatap mata sulungnya yang masih terus menatapnya.

"Wae, Tae-ya? Apakah kau benar-benar tidak bisa mempercayai Hyung makanya kau diam saja? Apakah kau melakukannya karena ingin membalas perbuatan Hyung yang dulu tidak mau mempercayaimu?" Tanya Seokjin dengan wajah yang terluka. Taehyung seketika langsung menatap Sang kakak.

"Arasseo. Sepertinya Hyung sudah melakukan hal yang tidak perlu. Mulai sekarang Hyung tidak akan pernah mengganggu urusanmu." Ucap Seokjin sambil berdiri. Ia segera melangkah menjauhi ranjang sang adik dan berjalan menuju pintu. Namun, belum sempat tangannya membuka daun pintu, Taehyung sudah memeluknya dari belakang. Pemuda itu segera berlari ke arah sang kakak saat kakaknya itu hendak meninggalkan kamarnya. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher Seokjin.

(Don't) Leave Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang