Taehyung mengemudikan motornya dengan kencang menuju ke kampusnya. Ia pergi terlebih dahulu karena Jungkook juga membawa motor. Tak sampai sepuluh menit, pemuda berusia 23 tahun itu sampai di kampus. Ia bergegas menuju ke kelas demi mencari Jimin. Begitu netranya melihat wajah mantan sahabatnya itu, Taehyung langsung memukulnya dengan keras hingga Jimin terjengkang dari kursinya. Membuat seluruh mahasiswa yang ada di kelas itu menjadi ricuh. Mereka bergegas menyingkir dari kedua orang itu. Beruntung saat itu dosen sedang ada meeting, jadi kelas dalam jam bebas.
"W-wae geurae, Tae-ya? Mengapa kau tiba-tiba memukulku?" Tanya Jimin sambil berdiri. Ia mengusap bibirnya yang berdarah akibat pukulan yang diberikan Taehyung untuknya.
Taehyung mencengkeram pakaian Jimin hingga membuat pemuda itu berjinjit.
"Aku tidak menyangka kau sekejam ini, Jimin-ah! Mengapa kau harus melakukan ini padaku?" Tanya Taehyung dengan sangat marah.
"M-museun marieya?"
"Jangan berpura-pura! Aku yakin kau pasti sudah tahu bahwa ayahmu yang melakukan semua ini padaku, kan?" Tanya Taehyung dengan mata berkaca-kaca. Jimin tak menjawab. Ia hanya mengalihkan pandangannya dari Taehyung.
Melihat Jimin hanya diam, Taehyung segera melepas pakaian Jimin dengan kasar hingga pemuda itu terdorong. Tepat saat itu, Jungkook tiba di depan pintu kelasnya.
"Wae, Jimin-ah? Kau mungkin membenciku, kau boleh melakukan apapun padaku jika itu yang kau mau! Tapi tidak seharusnya kau membiarkan ayahmu menyakiti Kookie! Kau seharusnya menghentikan dia melakukan itu! Apa salah Kookie padamu? Eoh? Kau boleh mengkhianatiku, tapi kau seharusnya tidak seperti itu padanya!" Jerit Taehyung dengan mata berkaca-kaca. Seluruh mahasiswa yang mendengar ucapan Taehyung seketika menoleh ke arahnya dengan tatapan tak percaya.
"A-aniya, Taehyung-ah! Bukan seperti itu. N-nan..." Jimin mencoba membela diri, namun ucapannya terhenti saat Jungkook tiba-tiba bersuara.
"Ige museun suriya? Jiminie Hyung mengkhianatimu, V Hyung?" Tanya Jungkook sambil memasuki kelas.
Taehyung tidak menjawab. Ia hanya menatap Jimin sekilas sebelum akhirnya meninggalkan kelas setelah menendang meja yang ada di samping Jimin dengan keras.
Pemuda itu menuju ke kelas bahasa Inggris. Ia mencari Namjoon di sana. Begitu ia bisa melihat sosok sang kakak yang sedang mendengarkan pelajaran dari dosen, ia langsung memasuki kelas itu dan menubruk tubuh sang kakak hingga membuatnya terkejut.
"Hyungie!" Desis Taehyung lirih.
"Apa yang kau lakukan di sini, Tae? Hyung sedang mendengarkan penjelasan dosen." Tanya Namjoon sambil memegangi tubuh sang adik dengan kedua tangannya.
"Bawa aku pulang, Hyung! Aku tidak sanggup pulang sendirian." Pinta Taehyung yang membuat dosen dan teman-teman sekelas Namjoon menatapnya.
"Wae geureosibnikka?" Tanya dosen sambil melangkah mendekat. Namjoon yang sedang dipeluk oleh Taehyung menjadi gugup.
"M-mianhabnida, Seonsaengnim. Uri dongsaeng tiba-tiba masuk." Jawab Namjoon sambil berusaha melepaskan pelukan sang adik, namun tidak bisa karena pelukan yang Taehyung berikan begitu erat.
Dosen yang mengajar di kelas Namjoon mencoba memperhatikan wajah Taehyung. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Adikmu terlihat begitu pucat, Namjoon-ssi. Mungkin lebih baik kau bawa adikmu pulang supaya adikmu bisa beristirahat." Tutur sang dosen yang langsung mendapat anggukan kepala dari Namjoon. "Ye..."
"Kajja, Tae-ya!" Ajak Namjoon yang membuat pelukan sang adik mengendur. Kesempatan itu dipakai Namjoon untuk melepaskan tangan Taehyung darinya. Benar saja yang dosennya katakan. Wajah Taehyung terlihat begitu pucat. Ia segera menggendong tubuh sang adik untuk meninggalkan kelasnya setelah ia merapikan semua buku-buku miliknya ke dalam tas. Setelah ia berpamitan pada dosennya, Namjoon segera membawa Tubuh sang adik menuju ke keluar kelas. Tapi, saat ia melintasi kelas Taehyung. Ia melihat Jungkook sangat marah pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Leave Me!
FanfictionCOMPLETED! Kim Taehyung awalnya merasa begitu kesepian. Karena kedua kakaknya, sejak kecil selalu memusuhinya. Setelah adiknya, Kim Jiwoo meninggal dunia, Kim Seokjin dan Kim Namjoon menjadi begitu membencinya. Mereka selalu menuduh bahwa pemuda itu...