Namjoon baru saja sampai rumah saat ia mendengar suara orang sedang berbicara. Pemuda itu mempertajam pendengarannya. Suaranya terdengar dari lantai dua. Sepertinya Taehyung sedang berbicara di telepon dengan seseorang. Ia segera menuju kamarnya yang berada di sebelah kamar sang adik.
"Ne, Eomma. Arasseo. Eomma dan Appa juga hati-hati di sana." Ucap Taehyung yang dapat didengar oleh Namjoon dari luar. Rupanya sang adik sedang berbicara dengan ibu mereka.
"Ye. Nanti akan ku sampaikan pada Jinnie Hyung dan Joonie Hyung. Ye, Eomma. Ye."
Tok! Tok! Tok!
Namjoon mengetuk pintu saat Taehyung meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia menoleh dan mendapati sang kakak sedang memasuki kamarnya.
"Bagaimana kondisimu? Sudah lebih baik?" Tanya pemuda berusia 25 tahun itu sambil menyentuh dahi Taehyung. Sang adik menganggukkan kepalanya.
"Sudah minum obat?" Tanya Namjoon lagi. Pemuda bermata elang itu menggeleng.
"Wae?" Tanya Namjoon dingin.
"Aku tadi ketiduran sebelum minum obat. Aku..."
"Minum obatmu! Jin Hyung akan memarahiku jika kau tidak meminum obatmu." Tegur Namjoon menyela ucapan sang adik yang belum selesai. Membuat si empunya kembali terdiam.
"Wae? Mengapa kau diam saja?"
"Aku sudah baik-baik saja, Hyung. Tak bolehkah jika aku berhenti meminum obat?"
"Andwae!"
"Jebal ...!"
"Andwae!"
"Hyung!"
"TAE! Hyung bilang minum obatmu! Jangan sampai kau membuat Hyung marah dengan rengekanmu."
Pemuda bermata elang itu terkesiap mendapati kemarahan sang kakak yang sudah terlihat dari nada suaranya. Akhirnya ia menunduk dengan bahu yang lesu. Diraihnya kantung berisi obat demam dan antibiotik yang ada di nakas. Ia meraih gelas berisi air putih dan meminum obatnya. Tentu saja hal itu di perhatikan oleh Namjoon dengan seksama.
"Hyung ke kamar dulu." Kata pemuda berusia 25 tahun itu sambil melangkah menjauhi tempat tidur.
"Ah, Hyung!" Panggil Taehyung menghentikan langkah sang kakak.
"Eomma mengatakan padaku, katanya Eomma dan Appa masih belum bisa pulang. Eomma dan Appa hari ini hendak ke Daegu." Kata Taehyung saat Namjoon kembali menoleh ke arahnya.
"Untuk berapa lama?" Tanya pemuda dengan lesung pipit di pipinya itu pelan. Dahinya terlihat berkerut. Taehyung menggelengkan kepalanya.
"Molla. Eomma tidak mengatakan apa-apa selain mereka akan ke Daegu."
"Arasseo. Nanti Hyung akan mengatakannya pada Jin Hyung. Kau beristirahatlah. Hyung akan mandi."
"Ye."
Namjoon segera meninggalkan kamar Taehyung sementara si empunya kamar kembali berbaring di tempat tidur. Ia menyelimuti tubuhnya hingga pinggang dan meraih sebuah buku yang ada di nakas dan membacanya.
"Ah, Tae-ya!" Panggil Namjoon tiba-tiba saat Taehyung baru membaca beberapa kalimat yang tertera dalam novelnya. Seketika ia mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang dipegangnya ke arah pintu.
"Ye?"
"Tadi salah satu temanmu ada yang menemuiku." Kata Namjoon sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"N-nugu?" Tanya Taehyung dengan gugup. Pasalnya, selama ini di kampus tidak ada yang mengetahui hubungan antara dirinya dengan sang kakak.
"Namanya Jungkook. Dia khawatir karena dua hari kau tidak masuk, kau tidak menghubunginya. Hubungi dia. Katakan padanya jika kau baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Leave Me!
FanfictionCOMPLETED! Kim Taehyung awalnya merasa begitu kesepian. Karena kedua kakaknya, sejak kecil selalu memusuhinya. Setelah adiknya, Kim Jiwoo meninggal dunia, Kim Seokjin dan Kim Namjoon menjadi begitu membencinya. Mereka selalu menuduh bahwa pemuda itu...