Jimin meminum minuman beralkohol miliknya yang ada di atas meja sampai habis. Kemudian ia memesan lagi dan langsung menghabiskannya dalam sekali tenggak.
"Chill, bro! Ada apa denganmu?" Tanya Haechan sambil memperhatikan Jimin yang terlihat seperti lepas kendali.
"Berhentilah minum dan katakan pada kami apa yang terjadi!" Seru Lucas sambil menjauhkan minuman pemberian pelayan dari Jimin.
"Sepertinya bukan hanya Taehyung yang menjadi masalahmu kali ini." Tutur Jisung menebak masalah pemuda berwajah imut itu.
Jimin merebut minuman yang dijauhkan oleh Lucas darinya. Lagi-lagi ia meminum minumannya dalam sekali tenggak. Setelah itu ia meletakkan gelas yang ada dalam genggamannya dengan keras di atas meja. Alhasil, gelas itu pun pecah berkeping-keping dan melukai tangannya. Seorang pelayan tergesa-gesa mendekat dan membersihkan pecahan gelas yang berhamburan di atas meja.
"Orang tua sialan itu mengambil semua uangku. Uang yang akan kugunakan untuk membayar kuliah dan juga ujian, dia mengambilnya begitu saja!"
"Siapa orang yang kau maksud, Jimin-ah?"tanya Jaemin dengan dahi berkerut. Jimin menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam.
"Arasseo! Arasseo. Berhentilah menatapku seperti itu." Tukas Jaemin lalu tertawa.
"Na, Jimin-ah! Kau mau bermain-main?" Tanya Haechan sambil berdiri. Lucas dan Jisung pun ikut berdiri.
"Kajja!" Ajak Jaemin lalu melangkah mendahului Jimin meninggalkan klub malam. Haechan, Lucas dan Jisung ada juga terlihat meninggalkan kursinya. Akhirnya Jimin pun melangkah mengikuti keempat orang itu. Mereka akan mencari kesenangan di tempat lain demi menghilangkan amarah Jimin.
•••
Taehyung membaca berita di ponselnya. Di sebuah tempat dari lokasi tempat tinggalnya, terdapat penyerangan dan perampokan yang dilakukan oleh segerombolan anak-anak nakal. Mereka mengambil sejumlah uang dan benda berharga dari orang-orang yang ada di sana setelah memukuli mereka. Polisi pun sampai sekarang masih belum mengetahui identitas para pelaku.
"Apa yang kau lihat?" Tanya seseorang yang membuat Taehyung terperanjat. Ia sampai berseru karena kaget.
"Kamjjagiya!"
Taehyung menoleh ke sumber suara yang tadi berbicara mengejutkannya. Ia melihat Seokjin berdiri di samping kanannya.
"Hyung! Jangan membuatku terkejut seperti itu!" Seru Taehyung sambil memegangi dadanya.
"Jangan salahkan Hyung! Hyung sudah mengetuk pintu kamarmu berkali-kali, tapi kau tidak menjawab. Akhirnya Hyung masuk saja dan melihatmu begitu fokus pada ponselmu."
"Mian. Aku tidak mendengar Hyung datang."
"Apa yang sedang kau lihat di ponselmu sampai-sampai tidak mendengar saat aku masuk?" Tanya Seokjin sambil mendekatkan diri pada sang adik. Tubuhnya sedikit menunduk demi melihat ponsel Taehyung yang masih menyala.
"Aku sedang membaca artikel, Hyung. Berita penyerangan anak-anak nakal. Lokasinya tak jauh dari sini."
"Geurae? Apa mereka sudah ditangkap?" Tanya Seokjin sambil membaca artikel di ponsel sang adik.
"Belum, Hyung. Polisi bahkan belum mengetahui identitas mereka."
"Sepertinya kejadian ini serius. Banyak korban yang kehilangan uang dan benda berharga mereka setelah dipukuli." Tukas Seokjin tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel Taehyung.
"Iya, Hyung. Semoga polisi segera menangkap para pelaku supaya tidak ada lagi korban yang jatuh. Oh iya, Hyung ada apa mencariku?" Tanya Taehyung mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Leave Me!
FanfictionCOMPLETED! Kim Taehyung awalnya merasa begitu kesepian. Karena kedua kakaknya, sejak kecil selalu memusuhinya. Setelah adiknya, Kim Jiwoo meninggal dunia, Kim Seokjin dan Kim Namjoon menjadi begitu membencinya. Mereka selalu menuduh bahwa pemuda itu...