Chapter 25

699 92 8
                                    

Ye Jin melangkah ke lantai dua. Ia menuju ke kamar bungsunya karena khawatir. Ia cemas jika Taehyung demam lagi mengingat suhu badannya yang naik saat ia menyentuhnya tadi.

"Tae! Ini Eomma, sayang. Boleh Eomma masuk?" Tanya Ye Jin sambil mengetuk pintu kamar Taehyung.

Hening. Tak ada jawaban. Membuat dahi perempuan itu berkerut.

"Tae-ya! Apa kau tidur?" Tanya Ye Jin dengan dahi berkerut.

"Wae geurae, Eomma?" Tanya seseorang yang membuat Ye Jin terkejut. Ia menoleh ke sumber suara dan melihat sosok Namjoon berjalan ke arahnya dari kamar.

"Eoh, Joon-ah. Eomma ingin melihat keadaan Tae, tapi Tae tidak membuka pintu kamarnya."

"Geurae? Biar aku coba, Eomma." Ucap Namjoon sambil mendekati sang ibu. Ye Jin menyingkir supaya memudahkan putranya untuk membuka pintu.

"Tae. Ini Hyung. Eomma ingin melihatmu. Apa kau tidur?"

Lagi-lagi tak ada jawaban. Namjoon dan Ye Jin saling berpandangan karena merasa ada yang aneh.

"Tae mungkin tidur, Joon." Sebuah suara terdengar dari belakang. Namjoon dan Ye Jin menoleh. Seokjin terlihat mendekati mereka

"Kalau begitu, aku akan masuk." Ujar Namjoon sambil membuka pintu. Namun ia tidak bisa mendorong daun pintu ke dalam.

"Wae? Pintunya tidak terbuka?" Tanya Seokjin.

"Pintunya terbuka, Hyung. Hanya saja aku tidak bisa mendorongnya. Pintunya seperti terhalang sesuatu."

"Coba dorong lebih keras, Joon. Perasaan Eomma benar-benar tidak enak." Seru Ye Jin dengan dahi berkerut. Namjoon mengangguk dan mencoba mendorong lebih keras. Pintu akhirnya sedikit terbuka.

Namjoon segera mengintip ke dalam kamar bungsunya. Seketika itu juga ia menjadi terkejut. Di balik pintu itu, Taehyung tergeletak tak sadarkan diri.

"Ya, Tae-ya! Neo wae geurae?" Tanya Namjoon dengan panik.

"Wae geurae, Namjoon-ah?" Tanya Seokjin sambil mendekat. Namjoon menoleh dan menatap sulungnya dengan dahi berkerut.

"Tae sepertinya tidak sadar, Hyung."

"Mwo?" Tanya Seokjin dan Ye Jin dengan sangat terkejut. Pemuda berusia 27 tahun itu segera menarik tubuh Namjoon agar menjauh dari pintu lalu mengintip dari celah yang terbuka.

Seokjin mencoba mendorong pintu sedikit lebih keras hingga pintu itu memberikan celah yang lebih besar. Tak ingin membuat bungsunya terluka, dengan hati-hati Seokjin memasuki kamar walau agak kesulitan. Begitu masuk, ia segera mendekati Taehyung. Ia bisa melihat adiknya itu berkeringat sangat banyak.

Diangkatnya tubuh Taehyung dan membawanya menuju ke tempat tidur.  Ia meletakkan tubuh sang adik di sana. Namjoon dan Ye Jin bergegas masuk begitu pintu sudah terbuka.

Ye Jin menyentuh kening si bungsu saat Seokjin melepaskan kemeja yang dipakainya untuk mengelap keringat yang membasahi wajah Taehyung. Sementara Namjoon segera mengambil baskom dari kamar mandi.

"Tae demam lagi, Eomma." Ucap Seokjin pada sang ibu. "Kemarin demamnya sudah turun, sekarang menjadi naik lagi karena anak ini benar-benar keras kepala." Lanjutnya lagi.

"Padahal dari kemarin aku selalu mengingatkan Tae agar ia beristirahat. Karena aku tahu, saat dia tidak bisa diam, maka demamnya akan kembali. Lihat! Aku benar kan?" Ujar Namjoon sambil memberikan baskom berisi air itu ke tangan Seokjin.

Ye Jin menghela napas. Akhirnya ia mengerti mengapa sikap Taehyung seperti itu pada Seokjin. Kedua kakaknya pasti selalu memaksanya untuk beristirahat. Itulah sebabnya mengapa bungsunya sampai merengek pada si sulung.

(Don't) Leave Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang